Uji Asumsi Klasik Hasil Penelitian

67 32,63. Nilai range dari perputaran kas adalah 134,29 dan penjumlahan perputaran kas dari 45 responden adalah 1344,73. Perputaran piutang sebagai variabel bebas kedua mengalami fluktuasi dengan nilai terendah 4,14 dan nilai tertinggi 34,92. Rata-rata perputaran piutang yang diperoleh dari 45 responden adalah 10,4588, dengan standar deviasi sebesar 7,38166. Nilai range dari perputaran piutang adalah 30,78 dan penjumlahan perputaran piutang dari 45 responden adalah 470,64. Perputaran persediaan sebagai variabel bebas ketiga juga mengalami fluktuasi dengan nilai terendah 1,33 dan nilai tertinggi 15,91. Rata-rata perputaran persediaan yang diperoleh dari 45 responden adalah 6,0566, dengan standar deviasi sebesar 3,44531. Nilai range dari perputaran persediaan adalah 14,58 dan penjumlahan perputaran persediaan dari 45 responden adalah 272,55.

4.1.3. Uji Asumsi Klasik

Salah satu syarat yang menjadi dasar penggunaaan model regresi linier berganda dengan metode estimasi Ordinary Least Square OLS adalah dipenuhinya semua asumsi klasik, agar hasil pengujian bersifat tidak bias dan efisien atau sering disebut Best Linear Umbiased Estimator BLUE. Menurut Ghozali 2006 :123 asumsi klasik yang harus dipenuhi adalah : 1. Data berdistribusi normal 2. Tidak terjadi multikolinearitas, artinya diantara variabel independen dalam model regresi tidak memiliki korelasi atau hubungan secara sempurna atau mendekati sempurna. Universitas Sumatera Utara 68 3. Tidak terjadi autokorelasi, artinya kesalahan pengganggu dalam model regresi tidak saling berkorelasi. 4. Tidak terjadi heterokedastisitas, artinya variance variabel independen dari satu pengamatan ke pengamatan lain adalah konstan atau sama. 4.1.3.1.Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah data yang digunakan dalam penelitian terdistribusi normal atau tidak. Untuk melihat apakah data dalam penelitian ini terdistribusi normal adalah dengan cara melihat penyebaran data pada pada sumbu grafik P-P Plot apakah menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau dengan melihat pola dalam grafik yang berdistribusi normal pada histogram. Hasil uji normalitas pada penelitian ini ditunjukkan pada gambar 4.1. berikut ini Gambar 4.1.Grafik P-P Plot Universitas Sumatera Utara 69 Gambar 4.1. diatas menunjukkan bahwa plot-plot data dalam penelitian menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti garis diagonal. Selain menggunakan P-P Plot, normalitas data penelitian dapat dilihat dari bentuk poligon yang terdapat pada histogram yang dapat dilihat pada gambar 4.2. berikut ini. Gambar 4.2. Histogram Gambar 4.2. menunjukkan bahwa garis poligon pada histogram berdistribusi normal yang terlihat dari kecenderungan garis poligon yang tidak menceng ke kiri maupun ke kanan. Dari pendekatan grafik P-P Plot dan histogram diatas, maka data-data pada penelitian ini mengikuti asumsi normalitas. 4.1.3.2.Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan Universitas Sumatera Utara 70 yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas Ghozali, 2006 : 105. salah Cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas adalah dengan mengamati grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat dengan residualnya. Jika ada pola tertentu, misalnya seperti titik-titik menyebar diatas dan dibawah titik 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heterokedastisitas. Dapat dilihat pada grafik Scatterplot dibawah ini. Gambar 4.3. Grafik Scatterplot Dari grafik scatterplot terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak serta tersebar baik diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heterokedastisitas pada model regresi sehingga model regresi layak dipakai untuk memprediksi return on asset berdasarkan Universitas Sumatera Utara 71 masukan variabel independen perputaran kas, perputaran piutang dan perputaran persediaan. 4.1.3.3.Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel bebas. Hasil uji multikolinearitas ditunjukkan pada tabel 4.4. Tabel 4.4. Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 Constant ,064 ,020 3,213 ,003 PK ,000 ,000 ,135 ,893 ,377 ,979 1,021 PP -,002 ,002 -,212 -,941 ,352 ,440 2,273 PPERS ,007 ,004 ,399 1,761 ,086 ,434 2,304 a. Dependent Variable: ROA Sumber : Output SPSS Olahan Peneliti, 2014 Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilai tolerance 0,10 atau sama dengan nilai VIF 10. Dari hasil output SPSS diatas menunjukkan bahwa nilai tolerance untuk perputaran kas yaitu 0,979, perputaran piutang 0,440 dan perputaran persediaan 0,434 lebih besar dari nilai cutoffyaitu 0,10 dan nilai VIF untuk perputaran kas yaitu 1,021, perputaran piutang 2,273 dan perpuratan persediaan 2,304 lebih kecil dari nilai cutoff yaitu 10. Dengan demikian data-data dalam penelitian ini bebas dari asumsi multikolinearitas. Universitas Sumatera Utara 72 4.1.3.4.Uji Autokorelasi Uji Autokolerasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan penganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1. Model regresi yang baik adalah model yang bebas dari autokorelasi. Salah satu cara untuk mendeteksi adanya autokorelasi adalah dengan menggunakan uji durbin-watson. Nilai d pada penelitian dibandingkan dengan nilai d tabel dengan tingkat signifikansi 5 dengan df = n-k-1. Berikut ini tabel 4.5. yang menunjukkan nilai Durbin-Watson. Tabel 4.5. Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Change Statistics Durbin- Watson R Square Change F Change df1 df2 Sig. F Change 1 ,292 a ,085 ,019 ,085 1,277 3 41 ,295 2,287 a. Predictors: Constant, SQRT_X3, SQRT_X1, SQRT_X2 b. Dependent Variable: SQRT_Y Sumber : Output SPSS Olahan Peneliti, 2014 Dari tabel 4.5. diatas diperoleh nilai DW yaitu 2,287 dimana nilai D L dari tabel Durbin-Watson adalah 1,3832 dan D U adalah 1,6662 dan nilai dari 4- D L adalah 2,6168 dan nilai dari 4-D U adalah 2,3338. Kriteria penilaian data penelitian yang bebas autokorelasi adalah nilai D-W berada diantara D U dan 4-D U, maka dari hasil penelitian ini 1,6662 2,287 2,3338, maka tidak terjadi asumsi autokorelasi dalam penelitian ini. Universitas Sumatera Utara 73

4.1.4. Model Analisis Regresi