adalah 0,904 diatas nilai signifikansi 0,05 dengan kata lain variabel residual berdistribusi normal.
4.2.3.2. Hasil Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas digunakan untuk menguji apakah ada korelasi antara variabel independen. Metode yang digunakan untuk
mendeteksi adanya multikolinearitas dengan menggunakan nilai VIF Variance Inflation Factor, jika nilai VIF dibawah 10, maka dapat
dikatakan bahwa tidak terdapat gejala multikolinearitas dalam model penelitian. Jika nilai Tolerance diatas 0,1 maka tidak terdapat gejala
multikolinearitas. Hasil pengujian multikolinearitas ditampilkan pada tabel 4.11
Tabel 4.11 Hasil Uji Multikolinearitas
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig. Collinearity
Statistics B
Std. Error Beta
Tolerance VIF
1 Constant
31.539 7.171
4.398 .000
Partisipasi Anggaran
-.447 .191
-.294 -2.338 .024
.952 1.050
Komitmen Organisasi
.702 .145
.610 4.848
.000 .952
1.050 a. Dependent Variable: Kinerja
Satker
Sumber: Hasil Olah Data SPSS, 2014
Dari hasil pengujian diatas, menunjukkan nilai tolerance 0,1 dan VIF 10 pada kedua variabel independen, yaitu partisipasi
penyusunan anggaran dan komitmen organisasi. Dengan demikian dapat disimpulkan dalam model regresi tersebut tidak terdapat masalah
multikolinearitas, sehingga model regresi layak digunakan.
4.2.3.3. Hasil Uji Heteroskedastisitas
Uji ini bertujuan untuk melihat apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variabel dari residual satu pengamatan ke
pengamatan lain. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. Untuk pengujian ini peneliti menggunakan alat
analisis grafik Scatterplot. Deteksi ada tidaknya gejala heterokedastisitas adalah dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada
grafik scatterplot disekitar nilai X
1
, X
2
, dan Y. Jika ada pola tertentu, maka telah terjadi gejala heterokedastisitas. Grafik scatterplot dapat
dilihat pada gambar 4.3
Gambar 4.3 Grafik Scatterplot
Sumber: Hasil Olah Data SPSS, 2014 Berdasarkan gambar 4.3 terlihat bahwa titik-titik menyebar secara
acak serta tersebar baik diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi gejala heteroskedastisitas.
4.2.4. Hasil Pengujian Hipotesis