BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Era Globalisasi saat ini ditandai dengan arus informasi yang mengalir begitu pesat sejalan dengan perkembangan teknologi yang tinggi. Perkembangan
yang pesat dari teknologi informasi seperti perangkat keras komputer hardware, perangkat lunak Software, dan teknologi komunikasi lainnya telah membuat
tujuan suatu institusi tersebut dapat dicapai secara maksimal. Sebuah sistem pada organisasi yang kurang mendapatkan arus informasi akan mengakibatkan
organisasi tersebut akan tertinggal, maka suatu organisasi harus membutuhkan sistem untuk mengumpulkan, mengolah, menyimpan, dan menyalurkan informasi.
Kriteria informasi yang bermutu baik, salah satunya adalah memiliki keakuratan yang tinggi. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, usaha yang harus dilakukan
organisasi diantaranya adalah pemanfaatan teknologi informasi seperti komputer beserta program-program aplikasi lainnya. Disamping untuk meningkatkan
kualitas sumber daya manusia juga peningkatan mutu sistem. Manusia sebagai homo socius diberikan kemampuan untuk berkomunikasi
dalam mengatasi lingkungannya. Tidak hanya dalam lingkaran kecil kekerabatan, tapi meluas hingga pemanfaatan potensi alam raya. Tata cara komunikasi yang
dilakukan manusia memiliki riwayat tumbuh kembang yang panjang dan beraneka ragam, sejak zaman prasejarah hingga era teknologi satelit dewasa ini. Sejarah
mencatat, manusia tradisional telah menggunakan lambang-lambang isyarat
sebagai alat komunikasi. Sekitar 500 tahun sebelum Masehi, Darius, raja Persia menempatkan prajuritnya di tiap puncak bukit lalu saling berteriak satu sama lain
dalam menyalurkan informasi. Sementara itu, Bangsa Indian dapat berkomunikasi pada jarak puluhan mil dengan teknik hembusan asap.
1
Babakan modern dalam kehidupan komunikasi manusia terjadi pada tahun 1864 saat James Clark Maxwell menggunakan matematika meramalkan bahwa
terdapat sebuah gelombang yang mengarungi angkasa tanpa sarana penghantar yang kecepatannya sama dengan kecepatan cahaya, meskipun tidak dapat dilihat
dan dirasakan. Teori ini baru berhasil dibuktikan kebenarannya 20 tahun kemudian setelah Maxwell wafat oleh ilmuwan Jerman Heinrich Hertz.
Gelombang yang kemudian disebut sebagai gelombang radio radio wave atau gelombang elektromagnetik ini menjadi sistem yang lebih praktis berkat
penemuan perangkat radio oleh ilmuwan Italia Guglielmo Marconi tahun 1896. Inilah tonggak penyiaran. Sinyal yang dikirimkan Marconi berhasil menyeberangi
Samudera Aatlantik pada tahun 1901 dengan menggunakan gelombang elektromagnetik.
Sebelum Perang Dunia I meletus, Reginald Fessenden dengan bantuan perusahaan General Electric GE Corporation Amerika berhasil menciptakan
pembangkit gelombang radio kecepatan tinggi yang dapat mengirimkan suara manusia dan juga musik. Pada tahun 1906 Fessenden melakukan penyiaran suara
dan musik dari kapal laut di Massachusetts. Penemuan telekomunikasi tanpa kabel telah mendorong ilmuwan untuk saling berlomba menciptakan teknologi
1
Judhariksawan, Hukum Penyiaran, Jakarta: Rajawali Press, 2010, hal 1
berkomunikasi. John Logie Baird di Inggris dan Vladimir Zworkyn di Amerika adalah orang-orang yang berjasa menemukan sistem lensa kamera yang menjadi
cikal bakal kelahiran televisi. Pada tanggal 23 Januari 1926 John Logie Baird mendemonstrasikan untuk pertama kali gambar televisi dihadapan anggota the
Royal Institution di laboratoriumnya di Frith Street. Tahun 1936 di Alexander Palace London kemudian berdiri stasiun televisi pertama.
Demikian pula dengan usaha di bidang penyiaran Radio, yang mengalami perkembangan yang pesat sejak tahun 80-an, seiring dengan
berkembangnya promosi perusahaan-perusahaan. Pemunculan radio-radio baru, menjadikan persaingan di bidang ini dan menjadi suatu hal yang sangat ketat,
sehingga lahan bisnis ini menjadi sempit, karena pelanggan dalam hal ini perusahaan-perusahaan pemasang iklan memiliki banyak pilihan atau alternatif
untuk menjadikannya media dalam penyampaian dalam promosi produk mereka. Dengan adanya fenomena tersebut selain diperlukannya kreatifitas yang
tinggi, bisnis Radio-pun memerlukan manajemen yang baik untuk memperoleh keuntungan dan agar dapat tetap bertahan. Untuk memperoleh keuntungan diatas
maka diperlukan sikap profesionalisme yang tinggi dari radio tersebut. Sehingga perumusan dan penyempurnaan sistem informasi dalam manajemen menjadi
sangat penting, karena sistem ini berfungsi menyediakan informasi bagi setiap tingkatan manajemen untuk dijadikan dasar pemikiran untuk mengambil
keputusan manajerial. Agar semua dapat berkompetisi dan berkembang dalam persaingan tersebut, maka pihak manajemen pimpinan maupun pihak luar yang
terkait perlu memiliki pengelolaan data yang baik terhadap semua aspek
komponen dalam bisnis radio tersebut. Oleh karena itu diperlukan adanya perencanaan dan koordinasi yang baik diantara semua bagian yang ada dalam
organisasi maupun dengan pihak luar terkait apabila ada kerjasama dengan pihak diluar organisasi, dan juga diperlukan adanya suatu tindakan pengendalian dalam
usaha mencegah timbulnya penyimpangan-penyimpangan yang dapat mengganggu kelangsungan hidup organisasi.
Adapun sebagai awal untuk memulai bisnis radio ini, sebelumnya manajemen harus mengetahui prosedur pendirian sebuah stasiun radio. Dan dalam
skripsi penulis akan menyampaikan mengenai beberapa prosedur penyelenggaraan penyiaran di Indonesia tepatnya di Radio Lokal Anak Muda Kota Medan, Radio
99,1 MOST FM.
Jumlah stasiun radio di Indonesia pada tahun 2002 mencapai 1188 stasiun radio, 95 berupa radio siaran swastanon pemerintah dan 5 radio pemerintah
atau RRI. Sekitar 37 dari radio swasta beroperasi pada frekwensi AM dan sisanya 73 pada frekwensi FM. Di kabupaten Kuningan misalnya pada masa
ORBA hanya tercatat hanya ada empat radio siaran swasta dengan frekwensi AM. Setelah reformasi sejak 1999 jumlahnya berubah menjadi dua belas dengan
peningkatan frekwensi ke FM. Demikian juga terjadi di wilayah kabupaten lain seperti Cirebon dan Indramayu. Ini menunjukkan bahwa minat pendirian radio
masih cukup tinggi. Sementara di kota-kota besar seperti Jakarta dan Bandung meningkatkan layanan siarnya dengan menggunakan teknologi satelit dan e-radio
dengan tetap memelihara penyiaran konvensional.
2
2
Sugiyarto92.wordpress.comkumpulan-makalahmakalah-radio-radio-siaran
Kendati tidak secara rigid mengatur tentang bagaimana harapan publik terhadap isi siaran, namun secara tekstual, isi siaran yang bersandar pada
kepentingan publik diatur pada Pasal 4 dan 5 Undang-undang No 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran.
Dibentuknya daerah-daerah otonom diseluruh wilayah Indonesia, memiliki keterkaitan erat dengan ketentuan Pasal 1 ayat 2 UUD 1945 yang menyatakan
bahwa “Kedauluatn rakyat ditangan rakyat”. Pencerminan demokrasi dalam pemerintahan daerah adalah merealiasikan politik desentralisasi untuk satuan-
satuan wilayah di Negara Indonesia. Sehingga dasar dan otonomi daerah didasarkan pada keadaan dan faktor-faktor riil dalam masyarakat serta untuk
mewujudkan keinginan masyarakat. Pemerintah daerah diberikan kekuasaan untuk mengatur rumah tangganya sendiri.
3
Hubungan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah, dalam kerangka hukum Tata Negara, pelimpahan wewenang pemerintah pusat kepada
pemerintah daerah dalam negara Indonesia adalah dalam rangka melaksanakan asas desentralisasi dan dekonsentrasi dalam kerangka negara kesatuan. Akibat
mutlak dari negara kesatuan adalah adanya stelsel pengawasan atas segala keputusan pemerintah daerah dalam menyelenggarkan pemerintah daerah,
sehingga selalu diusahakan terpelihara kesatuan, harmoniasasi hubungan pusat dan daerah. Dalam arti bahwa kemerdekaan daerah dalam mengurus rumah
tangganya tidak merusak hubungan negara dan daerahnya. Hubungan antara pusat
3
Pasal 1 ayat 2 Undang-Undang Dasar 1945
dan daerah dalam negara dan pemerintahan yang didesentralisir harus tetap ada dan terpelihara.
Selain Jakarta dan Bandung, Kota Medan merupakan salah satu kota yang paling memiliki potensi besar dalam pendirian radio. Sampai sekarang sudah ada
puluhan radio yang pernah dan masih bertahan dalam frequensi penyiarannya, termasuk “RADIO MOST FM MEDAN” yang masih bertahan hingga saat ini.
Bukanlah sebuah hal gampang dalam mengelola suatu perusahaan radio, tentunya banyak sekali prosedur yang harus dipatuhi suatu perusahaan radio dalam
mendirikan dan menyelenggarakan sebuah perusahaan radio. Hal ini lah yang membuat penulis berkeinginan untuk mengkaji permasalahan tersebut dalam
Skripsi dengan judul “Prosedur Perolehan Perizinan Penyiaran Radio Swasta Lokal Berdasarkan Undang – Undang Penyiaran Noomor 32 Tahun 2002 Tentang
Penyiaran Studi Pada Radio MOST FM Medan.”
B. Perumusan Masalah