105
lahan perkebunan mereka kepada Masyarakat Terang sehingga mereka tidak memiliki matapencaharian tetap lagi.
4.2.1 Lingkungan Daerah Tempat Tinggal SAD
Kehidupan Suku Anak Dalam pada saat ini jika dilihat semakin membaik. Dari perubahan sikap dan sifat serta kehidupan sehari – hari menunjukan kearah yang
positif. Namun, setelah mendengarkan penuturan informan di atas, menunjukan bahwa dalam ekonomi dan sosial Suku Anak Dalam mengalami kesulitan.
Bagaimana kehidupan Suku Anak Dalam selanjutnya apakah Suku Anak Dalam akan tetap bertahan atau pergi meninggalkan pemukiman Trans Sosial dan melakukan
Mandah. Seperti yang di katakan oleh informan berikut ini: “…Suku Anak Dalam yang memiliki kesulitan dalam perekonomian
tetap bertahan untuk tetap tinggal di Lokasi Trans Sosial. Walaupun kesulitan tidak ada niat Suku Anak Dalam untuk kembali lagi ke
dalam hutan. Karena malu sama keluarga yang ada di dalam hutan. Pemikiran Suku Anak Dalam yang masih di dalam hutan bahwa
Suku Anak Dalam yang keluar dari hutan memiliki kehidupan yang sangat nyaman..”
41
Menurut informan salah satu Masyarakat Terang yang berasal dari Lokasi Tran Sosial dan tinggal di sana berkata:
“…Suku Anak Dalam yang bertahan dan tetap tinggal di Lokasi Trans Sosial bukan karena mereka menyukai tinggal di sana, namun
karena mereka sudah terlanjur pergi meninggalkan hutan. Dimana kalau seseorang keluarga yang pergi dan keluar dari kelompoknya
dianggap berbeda. Karena pergi meninggalkan hutan Suku Anak Dalam tidak mau pulang walaupun kelaparan. Karena malu yang
mereka rasakan jika mereka kembali kehutan. Menurut saya bukan hanya malu, namun Suku Anak Dalam yang meninggalkan hutan
41. Wawancara dengan Temenggung Tarib,60Tahun. Wawancara dilakukan pada bulan Agustus
2012, di Lokasi Trans Sosial.
106
dianggap penghianat adat dan jika kembali akan mendapatkan hukuman yanh besar..”
42
Dapat kita lihat dari hasil wawancara dengan informan Suku Anak Dalam yang megikuti Program Trans Sosial mengalami perubahan yang baik dalam
kehidupan sehari – hari mereka. Namun, bukan hanya kehidupan yang baik saja yang mereka dapatkan, tapi beberapa masalah juga mereka dapat rasakan. Kehidupan
sehari – hari seperti mandi, berpakaian, bahasa, memasak dan lain sebagainya memang mengalami perubahan namun ada juga yang tidak mengalami perubahan
seperti, pelebelan terhadap Suku Anak Dalam yang mengatakan bahwa Suku Anak Dalam itu bauk dan kumuh itu tidak sepenuhnya hilang. Sampai sekarang pelebelan
itu tetap melekat pada mereka dan tidak tau kapan akan menghilang. Suku Anak Dalam yang tinggal di Lokasi Trans Sosial hidup berdampingan
dengan Masyarakat Terang. Interaksi yang terjadi anatara Masyarakat Terang dengan Suku Anak Dalam pada awalnya sangat sulit terjadi. Citra Suku Anak Dalam yang
terkesan memiliki bau badan yang tidak sedap karena tidak mandi serta kehidupan Suku Anak Dalam yang pada awalnya hidup di hutan dengan pekerjaan sehari – hari
berburu membuat Masyarakat Terang enggan bergaul dengan Suku Anak Dalam tersebut.
Suku Anak Dalam tidak sepenuhnya mengalami penolakan, sebagian dari Suku Anak Dalam yang mengikuti Program Trans Sosial dapat bergaul dengan
Masyarakat Terang. Seperti data yang peneliti dapatkan atas jawaban dari responden mengenai Suku Anak Dalam.
42. Wawancara dengan Bapak M. Sinaga, 50 Tahun. Wawancara dilakukan pada bulan Agustus
2012, di Lokasi Trans Sosial.
107
Tabel 9 Jawaban Responden Berdasarkan Pernyataan “Bagaimanakah Tanggapan Masyarakat Terang Ketika Suku Anak Dalam Hidup
Berdampingan Dengan Mereka?.” No
Jawaban Jumlah
Persentase 1
Sangat Baik 5
14,28
2 Baik
15 42,86
3 Cukup Baik
2 5,71
4
Kurang Baik 5
14,28
5 Tidak Baik
8 22,86
Total 35
100
Sumber : Data Penelitian Lapangan Kuesioner Agustus 2012
Jawaban yang diberikan oleh Suku anak dalam berdasarkan pertanyaan “Bagaimanakah Tanggapan Masyarakat Terang Ketika Suku Anak Dalam Hidup
Berdampingan dengan mereka?”. Responden Yang memberikan jawaban Sangat Baik memiliki frekuensi 5 dengan persentase 14,28, responden yang memberi
jawaban Baik memiliki frekuensi 15 dengan persentase 42,86, Responden Yang memberikan Jawaban Cukup Baik memiliki frekuensi 2 dengan persentase 5,71,
responden yang memberikan jawaban Kurang Baik memiliki frekuensi 5 dengan persentase 14,28, responden yang memberikan jawaban Tidak Baik memiliki
frekuensi 8 dengan persentase 22,86. Dengan hasil data yang didapatkan seperti yang di atas menunjukan bahwa
Suku Anak Dalam tidak sepenuhnya ditolak oleh Masyarakat Terang. Masyarakat Terang sebagian juga dapat bergaul serta berkomunikasi dengan Suku Anak Dalam.
Kehidupan Suku Anak Dalam yang tadinya berada di hutan dan hanya bergaul dengan sesama anggotanya saja membuat mereka kesulitan untuk bergaul dengan
masyarakat setempat, namun lama kelamaan Suku Anak Dalam yang berada di
108
Lokasi Trans Sosial dengan tidak ada pilihan harus hidup berdampingan dengan Masyarakat Terang yang berada di luar kelompok mereka.
4.2.2 Lingkungan Tempat Bekerja