Bakteri Kitinolitik Isolasi Dan Indentifikasi Bakteri Kitinolitik Dari Nepenthes Tobaica Dan Nepenthes Gracilis

2000. Kemampuan kitinase, aktivitas pH, dan stabilitas yang luas dalam mendegradasi koloid kitin secara efisien membuat industri enzim menjadi signifikan untuk aplikasi bioteknologi, terutama dalam produksi kitobiosa dan N- asetil D-glukosamin Anuradha Revathi, 2013. Enzim pendegradasi kitin semakin berkembang sejak diketahui bahwa enzim ini mampu mengubah limbah pengolahan udang menjadi produk yang memiliki nilai tambah yang besar seperti oligomer kitin dan kitosan yang memiliki aktivitas biologi Chasanah et al., 2012. Enzim kitinase menarik untuk diisolasi karena memiliki beberapa manfaat diantaranya sebagai agen biokontrol melawan jamur dan nematoda yang menyebabkan penyakit tanaman, pendegradasi kitin dalam ekosistem Cohen et al., 1998, produksi protein tunggal, biopestisida, pengestimasi biomassa jamur, pengendalian nyamuk, produksi kitooligosakarida, penentu morfogenenis jamur dan serangga Patil et al., 2000, pembuatan krim antijamur, dan bioteknologi isolasi protoplas Dahiya et al., 2006. Peranan enzim kitinase yang sangat prospektif terhadap kehidupan masyarakat banyak mendorong ilmuwan dan peneliti melakukan eksplorasi mikroorganisme kitinolitik. Mikroorganisme kitinolitik merupakan mikroorganisme yang mampu mendegradasi kitin dengan enzim kitinase. Mikroorganisme ini dapat diperoleh dari berbagai sumber seperti rizosfer, filosfer, tanah atau dari lingkungan air seperti laut, danau, kolam atau limbah udang dan sebagainya Chernin et al., 1997; Svitil el al., 1997; Gohel et al., 2006; Yogiara, 2004; Anindyaputri, 2010; Das et al., 2010; Herdyastuti et al., 2012; Anuradha Revathi, 2013; Haggag Hasan, 2013. Selain lingkungan mesofil, mikroorganisme kitinolitik juga telah berhasil diisolasi dari lingkungan termofilik seperti sumber air panas Rochima, 2006; Ardani dkk., 2012; Hamid et al., 2013.

2.3 Bakteri Kitinolitik

Bakteri kitinolitik adalah bakteri yang mampu mendegradasi kitin menjadi derivatnya yaitu N-asetilglukosamin. N-asetilglukosamin ini banyak dimanfaatkan dalam berbagai bidang seperti biokimia, bioteknologi, farmakologi, medis, dan industri Patil et al., 2000; Dahiya et al., 2006; Shakhbazau Kartel, 2008; Ramirez et al., 2010. Jenis-jenis bakteri yang telah banyak dilaporkan mampu menghasilkan enzim kitinase adalah Bacillus cereus Anindyaputri, 2010, B. thuringiensis, B. licheniformis Kamil et al., 2007; Gomma, 2012, B. papandayan Rochima, 2006, Lysinibacillus fusiformis Singh et al., 2012, Pseudomonas fluorescens Nandakumar et al., 2007, P. putida Saranya Thayumanavan, 2013, Serratia marcescens Ningaraju, 2006, Paenibacillus elgii Das et al., 2010, Vibrio harveyi Svitil el al., 1997, V. aestuarianus, Flavobacterium odoratus, Shewenella putrefaciens, Exiguobacterium Anuradha Revathi, 2013, Pseudomonas sp., Pantoea dispersa, Enterobacter amnigenus Gohel et al., 2006, E. agglomerans Chernin et al., 1997, Streptomyces RKt5 Yurnaliza dkk., 2011, dan Stenotrophomonas maltophilia Zhang et al., 2001; Hamid et al., 2013. Selain bakteri, jamur juga telah dilaporkan dapat menghasilkan enzim kitinase diantaranya: Coniothyrium minitans Haggag Hasan, 2013, Aspergillus parasiticus Herdyastuti et al., 2012, A. rugulosus Wulandari, 2009, A. terreus Ghanem et al., 2010, Beauveria bassiana Lawati, 2013, dan Moniliophthora perniciosa Galante et al., 2012. Bakteri Vibrio aestuarianus, Flavobacterium, Shewenella dan Exiguobacterium yang diisolasi dari cangkang udang-udangan memiliki kemampuan kitinolitik Anuradha Revathi, 2013. Bakteri kitinolitik asal air panas dapat diaplikasikan sebagai pengendali hayati larva Aedes aegypti L. Ardani dkk., 2012, Bacillus thuringiensis dan B. licheniformis yang diisolasi dari rizosfer memiliki aktivitas kitinase dan berpotensi meningkatkan perkecambahan benih kedelai yang terinfeksi berbagai jamur fitopatogenik Gomma, 2012, Serratia marcescens MO-1 yang diisolasi dari Poecilimon tauricola memiliki aktivitas antijamur terhadap Alternaria citri, Fusarium oxysporum, Trichoderma harzianum, Aspergillus niger, dan Rhizopus oryzae Okay et al., 2013. Herdyastuti et al. 2012 telah mengisolasi bakteri dari lapangan lumpur di daerah Ketintang, Surabaya yang menunjukkan aktivitas kitinase dalam media yang mengandung 0,4 koloidal kitin. Karakteristik morfologi dan fisiologi menunjukkan Gram negatif, bentuk batang-kokoid, dapat menghasilkan asam dari manitol, sukrosa, sorbitol, inositol juga mampu mengoksidasi glukosa. Berdasarkan urutan nukleotida gen 16S rRNA, bakteri ini menunjukkan hubungan genetik 98 dengan Pseudomonas sp.

2.4 Polymerase Chain Reaction