Ikhtisar Realisasi Pencapaian Target Kinerja Keuangan

PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 22 LKPD Kabupaten Kudus TA 2012 No Jenis Penerimaan SKPD Penyebab tidak mencapai target 1 2 3 4 1. Retribusi Tempat Rekreasi dan Olah Raga Kolam Renang dan GOR 62,82 - Kolam Renang tidak memenuhi standar, kondisi yang ada panjang 25 m, sedangkan Standar Nasional kolam renang 50 m dan Adanya persaingan kolam renang milik swasta. - GOR Rusak dan kurang Representatif. 2 Belanja Faktor-faktor yang menjadi hambatan dan kendala dalam pencapaian target belanja yang telah ditetapkan adalah : a. Penetapan Peraturan Daerah tentang APBD dan Perubahan APBD Tahun Anggaran 2012 terlambat, sehingga penyerapan anggaran cenderung rendah di awal dan menumpuk di akhir tahun atau bahkan tidak dapat dilaksanakan sama sekali. b. Adanya revisi Indeks Harga yang disebabkan oleh kebijakan bagi kendaraan dinas pemerintah harus menggunakan BBM Non Subsidi, menyebabkan keragu-raguan Satuan Kerja Perangkat Daerah dalam melaksanakan kegiatan, sehingga mengalami keterlambatan. c. Adanya kesalahan penganggaran pada anggaran yang bersumber dari Bantuan Keuangan Propinsi, yang seharusnya kegiatan dianggarkan pada Belanja Langsung dianggarkan pada Belanja Tidak Langsung. PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 LKPD Kabupaten Kudus TA 2012 23

BAB IV KEBIJAKAN AKUNTANSI

A. Entitas akuntansi entitas pelaporan keuangan daerah

Entitas Pelaporan Keuangan Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Kudus

B. Basis akuntansi yang mendasari penyusunan laporan keuangan

Basis akuntansi yang digunakan dalam laporan keuangan Pemerintah Kabupaten Kudus adalah basis kas untuk pengakuan pendapatan, belanja dan pembiayaan dalam Laporan Realisasi Anggaran dan basis akrual untuk pengakuan aset, kewajiban, dan ekuitas dana dalam Neraca. Basis kas untuk Laporan Realisasi Anggaran berarti bahwa pendapatan dan penerimaan pembiayaan diakui pada saat kas diterima oleh Kas Umum Daerah, serta belanja dan pengeluaran pembiayaan diakui pada saat kas dikeluarkan dari Kas Umum Daerah. Basis akrual untuk Neraca berarti bahwa aset, kewajiban dan ekuitas dana diakui dan dicatat pada saat terjadinya transaksi, atau pada saat kejadian atau kondisi lingkungan berpengaruh pada keuangan Pemerintah Kabupaten Kudus, bukan pada saat kas diterima atau dibayar oleh Kas Umum Daerah.

C. Basis pengukuran yang mendasari penyusunan laporan keuangan

Pemerintah Kabupaten Kudus memiliki kebijakan akuntansi berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 yang dituangkan dalam Peraturan Bupati Kudus Nomor 27 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas Lampiran Peraturan Bupati Kudus Nomor 29 Tahun 2008 Tentang Kebijakan Akuntansi Pemerintah Kabupaten Kudus. Selain itu Pemerintah Kabupaten Kudus mulai Tahun 2004 telah menyusun Laporan Keuangan Daerah dengan mengacu pada Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara yang dapat diikhtisarkan sebagai berikut:

1. Kebijakan Akuntansi Pendapatan

Pendapatan Pemerintah Kabupaten Kudus adalah semua penerimaan Rekening Kas Umum Daerah yang menambah ekuitas dana lancar dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan yang menjadi hak Pemerintah Kabupaten Kudus dan tidak perlu dibayar. Pendapatan daerah diklasifikasikan menurut kelompok pendapatan yang terdiri dari pendapatan asli daerah, dana perimbangan dan lain-lain pendapatan yang sah. Pendapatan diakui pada saat diterima di Rekening Kas Umum Daerah untuk seluruh transaksi PPKD maupun SKPD. Pendapatan yang diterima oleh Bendahara Penerima di SKPD yang belum disetorkan ke Kas Umum Daerah diakui sebagai Pendapatan Yang Ditangguhkan. Pendapatan tahun anggaran yang bersangkutan adalah pendapatan yang disetor pada periode 1 Januari sd 31 Desember. Pencatatan dari setiap jenis pendapatan dan masing-masing nilai pendapatannya dicatat sampai dengan rincian obyek. Pengembalian yang sifatnya normal dan berulang recurring atas penerimaan PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 24 LKPD Kabupaten Kudus TA 2012 pendapatan pada periode penerimaan maupun pada periode sebelumnya dibukukan sebagai pengurang pendapatan. Koreksi dan pengembalian yang sifatnya tidak berulang non-recurring atas penerimaan pendapatan yang terjadi pada periode penerimaan pendapatan dibukukan sebagai pengurang pendapatan pada periode yang sama. Koreksi dan pengembalian yang sifatnya tidak berulang non-recurring atas penerimaan pendapatan yang terjadi pada periode sebelumnya dibukukan sebagai pengurang ekuitas dana lancar pada akun SILPA pada periode ditemukannya koreksi dan pengembalian tersebut. Dalam hal badan layanan umum daerah, pendapatan diakui dengan mengacu pada peraturan perundangan yang mengatur mengenai badan layanan umum daerah.

2. Kebijakan Akuntansi Belanja

Belanja adalah semua pengeluaran dari Rekening Kas Umum Daerah yang mengurangi ekuitas dana lancar dalam periode tahun anggaran bersangkutan yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh Pemerintah Kabupaten Kudus. Belanja diklasifikasikan menurut klasifikasi ekonomi jenis belanja, organisasi dan fungsi. Belanja diakui pada saat terjadinya pengeluaran dari Rekening Kas Umum Daerah untuk seluruh transaksi di SKPD dan PPKD setelah dilakukan pengesahan definitif oleh fungsi BUD untuk masing-masing transaksi yang terjadi di SKPD dan PPKD. Belanja melalui bendahara pengeluaran pengakuannya terjadi pada saat pertanggungjawaban atas pengeluaran tersebut disahkan oleh pengguna anggaran. Dalam hal badan layanan umum daerah, belanja diakui dengan mengacu pada peraturan perundangan yang mengatur mengenai badan layanan umum daerah. Koreksi atas pengeluaran belanja penerimaan kembali belanja yang terjadi pada periode pengeluaran belanja dibukukan sebagai pengurang belanja pada periode yang sama. Apabila diterima pada periode berikutnya, koreksi atas pengeluaran belanja dibukukan dalam lain-lain PAD yang sah. Suatu pengeluaran belanja akan diperlakukan sebagai belanja modal nantinya akan menjadi Aset Tetap jika memenuhi seluruh kriteria sebagai berikut: a. Manfaat ekonomi barang yang dibeli lebih dari 12 dua belas bulan; b. Perolehan barang tersebut untuk operasional dan pelayanan, serta tidak untuk dijual; c. Nilai rupiah pembelian barang material atau pengeluaran untuk pembelian barang tersebut melebihi batasan minimal kapitalisasi Aset Tetap yang telah ditetapkan. Suatu pengeluaran belanja pemeliharaan akan diperlakukan sebagai belanja modal dikapitalisasi menjadi Aset Tetap jika memenuhi seluruh kriteria sebagai berikut: a. Manfaat ekonomi atas barangAset Tetap yang dipelihara: 1 bertambah ekonomisefisien, danatau