4.2. Gambaran Umum Sektor Industri Pengolahan di Kota Tasikmalaya
Kota Tasikmalaya merupakan satu daerah yang memiliki potensi yang cukup besar untuk mengembangkan sektor perekonomiannya tidak terkecuali
pada sektor Industri Pengolahan, karena kota Tasikmalaya memiliki brand yang kuat dalam berbagai macam industri, seperti bordir, mendong, alas kaki, batik,
kayu, payung geulis, meubel serta industri makanan lainnya. Tabel 4.1 Jumlah Industri Besar Atau Sedang Per Sub Sektor Kota Tasikmalaya
Tahun 2008 No
Sub sektor industri Jumlah
perusahaan Persentase
1 Industri Makanan dan Minuman
14 8.43
2 Industri Tekstil
83 50.00
3 Industri Pakaian Jadi
17 10.24
4 Industri Kulit, Barang Kulit dan Alas
Kaki 17 10.24
5 Industri Kayu dan Barang dari Kayu
25 15.06
6 Industri Kimia
4 2.41
7 Industri Karet dan Barang Plastik
2 1.20
8 Industri Barang Galian bukan Logam
2 1.20
9 Industri barang dari logam
1 0.60
10 Industri Furniture dan Industri
Pengolahan Lainnya 1 0.60
Jumlah Industri Kota Tasikmalaya 166
100.00 Sumber: BPS Kota Tasikmalaya Tahun 2008
Berdasarkan Tabel 4.1 perkembangan sektor industri pengolahan di Kota Tasikmalaya hanya terdapat sektor industri pengolahan non migas yang
didominasi oleh subsektor industri tekstil 50 persen, industri kayu dan barang dari
kayu 15.06 persen, serta industri pakaian jadi dan industri kulit, barang dari kulit dan alas kaki masing-masing 10.24 persen. Tidak berkembangnya sektor industri
migas di Kota Tasikmalaya lebih dikarenakan ketiadaan faktor sumberdaya alam migas sehingga industri pengolahan migas tidak berkembang di Kota
Tasikmalaya. Pada setiap wilayahnya, Kota Tasikmalaya memiliki ciri khas masing-
masing seperti industri tekstil yang terkenal dengan industri bordir yang berkembang di Kecamatan Kawalu , batik di Kecamatan Cipedes dan Indihiang,
industri kayu, barang dari kayu, barang-barang anyaman dari rotan industri mendong di Kecamatan Cibeureum dan Purbaratu, industri kulit, barang dari
kulit dan alas kaki di Kecamatan Taman sari dan Mangkubumi, serta industri furnitur di Kecamatan Taman sari. Selain itu, tersedianya sumberdaya manusia
secara kultural yang cukup mampu menggerakkan sektor industri pengolahan di Kota Tasikmalaya, ditambah lagi dengan bahan baku pendukung industri serta
transportasi yang cukup mudah menjadikan nilai lebih bagi perekonomian di Kota Tasikmalaya.
Berbagai jenis industri pengolahan berkembang di Kota Tasikmalaya BPS, 2008. Salah satu yang menjadi Brand Image industri pengolahan di Kota
Tasikmalaya adalah pada subsektor Industri Tekstil terutama pada industri bordir. Hasil olahan bordir Kota Tasikmalaya telah dikenal luas. Berikut data potensi
industri bordir di Kota Tasikmalaya pada tahun 2008 menurut hasil publikasi potensi industri Kota Tasikmalaya Tahun Anggaran 2009 oleh Dinas Koperasi,
UMKM, Perindustrian dan Perdagangan : Jumlah Unit Usaha
: 1199 unit
Nilai Investasi : Rp. 89,638,857,000
Jumlah Tenaga Kerja : 11.674 orang
Nilai Produksi : Rp. 539,338,237,000
Sektor Industri Pengolahan adalah salah satu solusi yang tepat dalam menjawab permasalahan yang menyangkut perekonomian yang berkaitan dengan
perkembangan ekonomi daerah, penyerapan tenaga kerja serta yang pada akhirnya berujung pada peningkatan kesejahteraan masyarakat. Namun disamping semua
potensi yang mendukung terhadap perekonomian di Kota Tasikmalaya khususnya di sektor Industri Pengolahan, masih banyak permasalahan klasik yang
menghambat perkembangan industri pengolahan di Kota Tasikmalaya diantaranya permodalan, managemen pemasaran serta kualitas sumber daya manusia yang
kurang mendukung. Sebagian besar industri pengolahan di Kota Tasikmalaya merupakan jenis usaha Home Industry serta industri skala menengah. Hal tersebut
menjadi salah satu faktor penghambat perkembangan industri ini yang kurang terintegrasi satu sama lainnya walaupun jenis usaha yang dilakukan hampir sama.
Pihak perbankan yang selama ini diharapkan menjadi katalisator pertumbuhan industri pengolahan di Kota Tasikmalaya, masih setengah hati
dalam upaya penyaluran kredit kepada pengusaha-pengusaha yang terlibat pada sektor Industri pengolahan di Kota Tasikmalaya. Hal ini disebabkan karena
kurangnya pandangan positif bagi prospektif industri pengolahan untuk mengembangkan usahanya. Tidak terintegrasinya subsektor-subsektor industri
pengolahan di Kota Tasikmalaya menyebabkan lemahnya sistem managemen pemasaran hasil industri pengolahan Kota Tasikmalaya yang implikasinya adalah
pangsa pasar hasil Industri Pengolahan di Kota Tasikmalaya yang relatif kecil.
Selain itu sumberdaya manusia yang masih rendah juga masih menjadi penghambat dalam perkembangan industri pengolahan di Kota Tasikmalaya.
Rendahnya tingkat pendidikan sumberdaya manusia berakibat pula pada rendahnya pengetahuan sumberdaya manusia di Kota Tasikmalaya terhadap tata
kelola keuangan, pemasaran serta kualitas hasil industri pengolahan Kota Tasikmalaya. Tentunya semua permasalahan yang menghambat perkembangan
Industri Pengolahan di Kota Tasikmalaya perlu campur tangan pemerintah daerah sebagai regulator untuk mengatasi semua permasalahan-permasalahan yang ada.
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1. Perkembangan Sektor Industri Pengolahan di Tasikmalaya 5.1.1. Perkembangan Nilai Output Sektor Industri Pengolahan
Berikut disajikan perkembangan nilai output sektor industri pengolahan di Kota Tasikmalaya selama tahun 2002 sampai 2008:
Tabel 5.1 Perkembangan Output Sektor Industri Pengolahan di Kota Tasikmalaya Tahun 2002-2008
No Tahun Nilai Output
Nilai Laju Pertumbuhan
Ribu Rupiah 1 2002
368,718,857 2 2003
460,001,418 19.84
3 2004 626,605,529
26.59 4 2005
711,560,912 11.94
5 2006 1,007,524,020
29.38 6 2007
729,478,610 -38.12
7 2008 573,652,211
-27.16
Rata-rata 524,383.51 3.74
Sumber: BPS Jawa Barat Tahun 2002-2008
Keterangan: : Perhitungan data tidak mendukung
Tabel 5.1 menunjukan perkembangan nilai output sektor industri pengolahan tahun 2002 sampai tahun 2008 Kota Tasikmalaya. Selama periode
penelitian, pencapaian nilai output di Kota Tasikmalaya mengalami fluktuasi. Pencapaian tertinggi dicapai pada tahun 2006 dengan nilai output sebesar