PERAN GULA PEREDUKSI BAGI PERTUMBUHAN SEL KANKER

9

2.5 BAKTERI Clostridium butyricum BCC B2571

Bakteri merupakan salah satu mikroba yang menghuni usus manusia. Usus manusia memiliki kondisi yang memungkinkan bagi beberapa bakteri baik patogen maupun yang bermanfaat untuk berkembang. Populasi bakteri yang berkembang di dalam usus manusia berjumlah besar sekitar setidaknya 10 10 hingga 10 11 cfug, dengan massa sekitar 250-750 g sehingga menghasilkan total bakteri sekitar 10 13 cfu Topping dan Clifton. 2001. Dalam usus besar manusia, terdapat berbagai macam jenis bakteri yang menghuni usus besar manusia. Menurut Topping dan Clifton 2001, ada lebih dari 50 genus dan lebih dari 400 spesies bakteri yang ditemukan di feses. Hal ini menunjukkan bahwa ada kemungkinan beberapa bakteri-bakteri tersebut merupakan bakteri yang berasal dari pencernaan manusia. Bakteri-bakteri yang terdapat dalam usus besar yang dapat memproduksi butirat adalah Eubacterium, Peptostreprococci, Clostridia, Roseburia, dan Butyrofibriofibrisolvens Purwani. 2011 Salah satu bakteri kolon yang sering digunakan dalam penelitian adalah Clostridium butyricum. Bakteri ini merupakan bakteri anaerob yang hidup dalam lingkungan usus besar manusia. C. butyricum merupakan bakteri gram positif pembentuk spora, bersifat anaerob obligat, dan dapat hidup di usus besar hewan, manusia, dan tanah. Menurut Miwatani 1990, bakteri Clostridium butyricum berperan dalam menghasilkan asam lemak rantai pendek SCFA, terutama asam butirat, asetat, dan propionat serta sejumlah asam format dan laktat. Bakteri ini sering digunakan untuk fermentasi guna menghasilkan asam butirat karena Clostridium butyricum BCC B2571 membutuhkan medium pertumbuhan yang sederhana , dapat menghasilkan metabolit tinggi, dan mudah diisolasi Dewi. 2009. Bakteri Clostridium butyricum BCC B2571 ini juga mampu menghidrolisis pati dengan adanya aktivit as enzim ekstraselular α-amylase yang diproduksi bakteri tersebut, enzim ini menghidrolisis polisakarida menjadi dekstrin yang terdiri dari 6-9 unit glukosa Dewi. 2009.

2.6 PERAN GULA PEREDUKSI BAGI PERTUMBUHAN SEL KANKER

Karbohidrat banyak terdapat dalam berbagai bahan nabati, baik berupa gula sederhana, maupun karbohidrat dengan berat molekul yang tinggi seperti pectin, selulosa, pati, serta lignin. Dari beberapa jenis karbohidrat tersebut, pati merupakan salah satu jenis karbohidrat yang terdapat pada umbi- umbian seperti ubi jalar. Selama proses pematangan, kandungan pati dalam buah-buahan atau umbi- umbian dapat berubah menjadi gula-gula pereduksi yang akan menimbulkan rasa manis Winarno. 2002. Gula pereduksi merupakan suatu gula yang memiliki gugus aldehida atau gugus hemiasetal dalam bentuk cincin di karbon anomeriknya atom karbon nomor 1 yang kemudian dapat teroksidasi reaktif. Gula pereduksi ini dapat membentuk rantai dan elongasi pemanjangan. Ciri khas dari gula pereduksi adalah dengan adany a ikatan β-glikosidik. Ada tidaknya sifat pereduksi dari suatu molekul gula ditentukan oleh ada tidaknya gugus hidroksil OH bebas yang reaktif Winarno. 2002. Gugus hidroksil reaktif pada glukosa aldosa biasanya terletak pada atom karbon nomor 1 anomerik, sedangkan pada fruktosa ketosa gugus hidroksil reaktifnya terletak pada karbon nomor 2. Beberapa contoh dari gula pereduksi adalah glukosa, maltosa, laktosa. Pada umumnya gula pereduksi dapat mengalami suatu reaksi pencoklatan yang disebut reaksi maillard. Reaksi ini terjadi karena adanya interaksi antara gula pereduksi dengan gugus amina primer protein yang dapat menghasilkan bahan berwarna coklat Winarno. 2002. Sel kanker membutuhkan beberapa nutrien yang dapat menunjang pertumbuhan dan 10 perkembangannya. Beberapa nutrien yang umum digunakan adalah vitamin, asam amino, gula serta pengontrolan pH dan tekanan osmotik. Gula yang digunakan merupakan karbohidrat yang akan menjadi sumber energi bagi sel kanker. Metabolisme pembentukan SCFA berasal dari metabolisme dari glukosa. Metabolisme glukosa pada sel menghasilkan piruvat dan asam laktat Freshney. 1992. Glukosa yang digunakan untuk nutrisi kultur sel dapat digantikan oleh galaktosa atau fruktosa yang secara signifikan dapat mereduksi pembentukan asam laktat Freshney. 1992 11 II. METODOLOGI

3.1 BAHAN DAN ALAT