tidak  simetris  sebab ρ
XX
k ≠ ρ
XX
−k. Jika nilai ACF sebagai ukuran  kekuatan  dari
hubungan  antar  pengamatan,  maka  nilai  CCF selain  sebagai  ukuran  kekuatan  hubungan
antar variabel,  nilai  dari  CCF  juga sebagai ukuran arah hubungan. Untuk
mendapatkan gambaran  secara
menyeluruh mengenai
hubungan  antara  data  deret  waktu  X
t
dengan Y
t
,  pengujian  mengenai  CCF, ρ
XX
k,  harus dilakukan  untuk  k    0  dan  k    0,  melalui
analisis korelasi silang atau gambar CCF yang biasa  dinamakan
korelogram  silang  cross
correlogram Mulyana 2004.
2.7 Regresi Linear Berganda
Analisis Multivariat
Multivariat Analysis
merupakan  salah  satu  jenis  analisis statistik  yang  digunakan  untuk  menganalisis
data  dimana  data  yang  digunakan  berupa banyak  peubah  bebas  independen  variabels
dan  juga  banyak  peubah  terikat  dependen variabels. Analisis Regresi Linear Ganda atau
sering
disebut juga
Analisis Multiple
Regression  Linear  merupakan  perluasan  dari Simple  Regression  Linear  Regresi  Linear
Sederhana. Pada
analisis ini
bentuk hubungannya  adalah  beberapa  variabel  bebas
terhadap satu variabel terikat. Misalkan untuk mengetahui  faktor-faktor  yang  terkait  dengan
tekanan  darah  sistolik  variabel  Y  analisis dilakukan  dengan  melibatkan  kadar  glukosa
darah  variabel  X1,  kadar  kolesterol  darah X2  dan  Berat  Badan  X3.  Perbedaan
dengan  analisis-analisis  statistik  yang  lain adalah  bahwa  jumlah  peubah  tak  bebas  pada
analisis  statistik  lain,  seperti  analisis  regresi ganda, terdiri dari hanya satu peubah misalnya
Y  tetapi  pada  analisis  multivariat,  peubah terikat  dapat  berjumlah  lebih  dari  satu
misalnya  Y1,  Y2,  ……….Yq.  Secara sederhana  model  persamaan  regresi  ganda
digambarkan sebagai berikut :
Y = a + b1X1+b2X2+…+bnXn+e
Keterangan : Y
= variabel terikat a
= konstanta b1,b2   = koefisien regresi
X1, X2  = variabel bebas e
= nilai kesalahan error yaitu selisih antara  nilai  Y  individual  yang
teramati dengan
nilai Y
sesungguhnya pada titik X tertentu Menurut
Yusuf 2003
Untuk menentukan
model yang
paling fit
sesuaicocok  menggambarkan  faktor-faktor yang  terkait  dengan  variabel  dependen
terikat. Model Regresi Ganda dapat berguna untuk dua hal, yaitu :
  Prediksi,
memperkirakan variabel
dependen  dengan  menggunakan  informasi yang  ada  pada  sebuah  atau  beberapa
variabel independen.
Misalnya kita
melakukan  analisis  variabel  independen kadar  glukosa  darah,  kadar  kolesterol
darah  dan  BB  dihubungkan  dengan tekanan  darah  sistolik.  Dari  hasil  regresi,
seseorang  individu  dapat  diperkirakan tekanan  darahnya  pada  kadar  glukosa,
kolesterol dan BB tertentu.
  Estimasi,  mengkuantifikasi  hubungan
sebuah  atau  beberapa  variabel  independen dengan
sebuah variabel
dependen. Difungsi ini regresi dapat digunakan untuk
mengetahui  variabel  independen  apa  saja yang
berhubungan dengan
variabel dependen.  Difungsi  ini  regresi  dapat
digunakan  untuk  mengetahui  variabel independen  apa  saja  yang  berhubungan
dengan  variabel  dependen.  Selain  itu  kita dapat
mengetahui seberapa
besar hubungan
masing-masing variabel
independen  dengan  dependen  setelah memperhitungkanmengontrol
variabel independen  lainnya.  Dari  analisis  tersebut
dapat diketahui variabel mana yang paling besar
pengaruhnyadominan dalam
mempengaruhi  variabel  dependen,  yang ditujukan  dari  nilai  koefisien  regresi  b
yang sudah distandarisasi yaitu nilai beta.
Analisis  regresi  berganda  ini  memiliki tujuan
untuk memperkirakanmeramalkan
nilai  Y,  jika  semua  variable  bebas  diketahui nilainya.  Persamaan  regresi  linear  berganda
dibentuk dengan
menggunakan metode
kuadrat terkecil  least  square  method.  Selain itu  juga untuk  mengetahui  besarnya pengaruh
dari setiap variable bebas yang terdapat dalam persamaan Avip 2007.
III. DATA DAN METODE
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian  ini  dilakukan  pada  bulan  Maret hingga  Agustus  2011  di  bagian  Pemodelan
Atmosfer Lembaga
Penerbangan dan
Antariksa  Nasional  LAPAN  Bandung  dan Laboratorium
Klimatologi Departemen
Geofisika  dan  Meteorologi  Institut  Pertanian Bogor IPB.
3.2 Alat dan Data yang digunakan
Alat  yang  digunakan  dalam  penelitian  ini adalah  Laptop  dengan  software  MATLAB
versi  2008a,  SPSS  versi  16.0,  Minitab  15, Microsoft  excel
dan  Microsoft  word  2007. Data yang digunakan dalam penelitian kali ini
adalah sebagai berikut: a.
Data  curah  hujan  bulanan    daerah
Lampung,  Sumbawa  Besar,  Indramayu, Banjar  Baru,  dan  Pandeglang  periode
1976
–2000. b.
Data  Nino  3.4  yang  diperoleh  dari
http:www.cpc.noaa.govdataindices nino34.mth.ascii.txt.
Periode 1950-2009
c. Data Monsoon Index periode 1950-2009
•  Australian Monsoon Index AUSMI •  Western  North  Pasific  Monsoon
Index WNPMI
•  Indian  Summer  Monsoon  Index ISMI
Data indeks monsun diperoleh dari:
http:iprc.soest.hawaii.eduusersykaji monsoonrealtime-monidx.html
3.3 Metode Penelitian
3.3.1 Anomali Curah Hujan
Sebelum  melakukan  tahapan  penelitian lebih  lanjut,  tahap  awal  penelitian  yaitu
mengubah  data  curah  hujan  bulanan  menjadi suatu  data  anomali,  tujuannya  agar  data
tersebut  lebih  mudah  diolah.  Ada  berbagai macam  cara  pengolahan  data  curah  hujan
menjadi  data  anomali.  Dalam  penelitian  ini, metode yang digunakan adalah
Rumus  diatas  digunakan  dengan  tujuan agar  sifat  monsunal  pada  data  curah  hujan
bulanan tidak dihilangkan. Setelah data curah hujan  berbentuk  anomali,  maka  dapat
dilakukan tahap-tahap penelitian selanjutnya. 3.3.2
Analisis Spektral
Salah  satu  metode  dalam  analisis  data deret  waktu  yang  jarang  dibahas,  padahal
peranannya  sangat  besar  dalam  melengkapi informasi  mengenai  ciri  characters  data
deret  waktu  adalah  analisis  spektral.  Analisis spektral  membahas  mengenai  cara  menelaah
periodesitas
data tersembunyi
hidden periodecities
yang  sulit  diperoleh  pada  saat kajian  dilakukan  pada  kawasan  domain
waktu.  Kajian  periodesitas  data  perlu dilakukan
untuk menambah
informasi mengenai  karakteristik  dari  data  deret  waktu
tersebut,  dan  harus  dilakukan  pada  kawasan frekuensi  melalui  analisis  spektral  Mulyana
2004.
3.3.2.1 FFT Fast Fourier Transform
Salah  satu  metode  analisis  spektral  yang umum  digunakan  adalah  FFT  Fast  Fourier
Transform. Data
deret waktu
dapat dinyatakan  sebagai  deret  fourier  yang
merupakan  fungsi  harmonis, sehingga dengan membangun  fungsi  spektrum  kuasanya,
periodesitas data dapat ditentukan.
3.3.2.2 Transformasi Wavelet
Seperti  halnya  transformasi  fourier, transformasi  wavelet  digunakan  juga  untuk
menganalisis sinyal
ataupun data.
Transformasi  Wavelet  TW  adalah  suatu  alat untuk  memilah-milah  data,  fungsi  atau
operator  ke  dalam  komponen  frekuensi  yang berbeda-beda,  kemudian  mempelajari  setiap
komponen  dengan  suatu  resolusi  yang  cocok dengan skalanya. Tang 2009
3.3.3 Analisis Statistik
Analisis  statistik  pada  penelitian  kali  ini menggunakan  dua  metode  yaitu:  metode
korelasi  silang  dan  metode  pendekatan  Box- jenkins.
3.3.3.1 Metode Korelasi Silang
Korelasi menunjukkan
adanya hubungan  keeratan  antara  dua  variabel  atau
lebih.  Jika  dua  variabel  atau  lebih  tersebut saling  berhubungan  maka  hasilnya  dapat
ditentukan  dengan  nilai  koefisien  korelasi yang berkisar antara -1 dan +1.
3.3.3.2 Analisis Multivariat
Analisis Regresi
Linear Berganda
multivariat  digunakan  untuk  mengukur pengaruh    antara  lebih  dari  satu  variabel
predictor  variabel  bebas  terhadap  variabel terikat. Adapun persamaan umum dari regresi
berganda adalah
Y = a + b1X1+b2X2+…+bnXn
Keterangan :    Y = variabel terikat a = konstanta
b1,b2 = koefisien regresi X1, X2 = variabel bebas
Analisis regresi
berganda dalam
penelitian  digunakan  untuk  membuktikan hubungan  antara  interaksi  fenomena  monsun
dan  Nino3.4  terhadap  curah  hujan.  Analisis regresi  berganda  dapat  digunakan  untuk
menentukan  model  prediksi  awal  pengaruh antara interaksi monsun dan Nino3.4 terhadap
curah  hujan.  Selain  itu,  dapat  juga  digunakan untuk  menentukan  berapa  lamakah  waktu
tunggu  iklim  global  dapat  mempengaruhi curah  hujan  di  wilayah  kajian.  Analisis  ini
dilakukan dengan bantuan software SPSS 16.0 dan Microsoft excel.
3.3.3.3 Metode Pendekatan Box-Jenskins
Menurut  Makridakis  1983  metode  ini menggunakan beberapa tahapan-tahapan yang
perlu dilakukan sebelum membuat model.
Tahap 1: Identifikasi Model
Cara  yang  dilakukan  pada  tahapan identifikasi model adalah:
  Plot  data  aktual  data  iklim  global  yang meliputi  AUSMI,  WNPMI  dan  Nino  3.4
sehingga dapat terlihat apakah data tersebut stasioner  atau  tidak.  Apabila  data  belum
stasioner  maka  data  harus  distasionerkan terlebih dahulu agar data dapat dimodelkan.
  Melihat plot dari fungsi autokorelasi ACF dan  fungsi  autokorelasi  parsial  PACF
untuk melihat model data. Apabila  ACF  signifikan  pada  lag  lead
time q
dan PACF
menurun secara
eksponensial,  maka  data  dapat  dimodelkan dengan  model  MAq  Moving  average
derajat  q  dan  jika  ACF  turun  secara eksponensial dan PACF signifikan pada lag p
maka  data  dapat  dimodelkan  dengan  model ARp Autoregresif derajat p. Apabila kedua
hal tersebut tidak diperoleh, ada kemungkinan model  merupakan  gabungan  antara  AR  dan
MA atau ARMAp,q.
Gambar 6 Skema pendekatan Box-Jenskin.
Tahap 2: Pendugaan Parameter Model
Cara-cara yang dapat dilakukan adalah:   Cara  mencoba-coba  trial  and  error,
menguji  beberapa  nilai  yang  berbeda  dan memilih
salah satu
nilai tersebut
sekumpulan  nilai  apabila  terdapat  lebih dari satu parameter yang akan ditaksir yang
meminimumkan  jumlah  kuadrat  nilai  sisa sum of squared residuals
  Perbaikan  secara  iteratif,  memilih  taksiran awal  dan  kemudian  membiarkan  program
computer  memperhalus  penaksiran  tersebut secara iteratif Makridakis 1983.
Tahap 3: Pengujian atau Validasi Model
Setelah  berhasil  menduga  nilai parameter dari  model  ARIMA  selanjutnya  melakukan
pemeriksaan  diagnostic  untuk  membuktikan bahwa  model  tersebut  cukup  memadai.  Cara
yang dapat
dilakukan adalah
dengan mempelajari  nilai  sisa  residual  untuk
melihat  apakah  masih  terdapat  model  yang dapat  dipertimbangkan.  Kedua  dengan  cara
mempelajari statistik
sampling dari
pemecahan  optimum  untuk  melihat  apakah model
masih dapat
disederhanakan Makridakis 1983.
Tahap 4: Penetapan Model ARIMA
Tahap  ini  merupakan  tahap  terakhir dimana  kita  dapat  melakukan  prakiraan
forecasting dari model yang kita buat. 3.4
Lokasi Kajian
Gambar 7 Wilayah kajian
3.5 Tahapan Penelitian