24 dari sediaan orodispersibel film antalgin meliputi warna, bentuk, bau dan rasa.
Hasil yang diperoleh dalam bentuk skor.
3.5.2 Keseragaman bobot dan ketebalan film
Untuk evaluasi bobot film, tiga lembar film dari setiap hasil formula diambil dan ditimbang satu per satu kemudian ditentukan standar
deviasinya.Ketebalan film diukur pada bagian tengah dan keempat sudutnya, dihitung rata-rata dan standar deviasi.
3.5.3 pH permukaan
Film dibiarkan mengembang selama 2 jam di dalam 10 ml air pada wadah dan pH permukaan diukur dengan pH meter.
3.5.4 Daya mengembang
Film dibiarkan mengembang dalam 15 ml medium dapar fosfat pH 6,8 pada cawan petri. Film diambil dari cawan petri dan dihilangkan airnya dengan
kertas saring, kemudian film ditimbang. Daya mengembang dihitung dengan persamaan berikut :
Indeks mengembang = wt
− wo ��
× 100 Keterangan :
wt : Bobot film pada waktu t wo : Bobot film pada waktu 0
3.5.5. Keseragaman kandungan
Tiga lembar sediaan ODF antalgin dari masing-masing formula dilarutkan dengan dapar fosfat pH 6,8 dan diencerkan hingga 100 ml. Larutan tersebut
kemudian dipipet sebanyak 0,12 ml dan diencerkan hingga 10 ml. Kadar antalgin ditentukan dengan spektrofotometer pada panjang gelombang maksimum 233,5
Universitas Sumatera Utara
25 nm. Kadar antalgin dihitung dengan persamaan regresi yang diperoleh dari kurva
kalibrasi.
3.5.6 Waktu hancur
Sediaan film antalgin dimasukkan pada masing-masing tabung dari keranjang dengan cakram dan tanpa cakram, kemudian alat dijalankan dengan
menggunakan medium larutan dapar fosfat pH 6,8 bersuhu 37 ± 0,5
o
C. Waktu hancur diamati pada masing-masing film.Film dikatakan hancur ketika tidak ada
lagi film yang tersisa di dalam keranjang.
3.5.7 Disolusi oral disintegrating film antalgin
Uji disolusi dilakukan dengan alat disolusi tipe dayung dengan kecepatan putar 100 rpm. Sebanyak 900 ml medium disolusi dapar fosfat pH 6,8 dipanaskan
hingga suhu 37 ± 0,5
o
C. Satu film dimasukkan ke dalam alat dislusi. Larutan diambil sebanyak 2 ml pada detik ke-15, 30, 45, 60 dan 90. Encerkan masing-
masing pada labu 10 ml. Setiap pengambilan larutan diganti dengan medium yang sama sebanyak 2 ml sehingga volumenya tetap. Serapan larutan diukur pada
panjang gelombang maksimum 233,5 nm.
3.6 Analisis Data Secara Statistik