20
BAB III METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimental untuk mengetahui pengaruh konsentrasi PEG 400 terhadap karakteristik sediaan
ODF dari antalgin meliputi organoleptis, keseragaman bobot, ketebalan film, pH permukaan, daya mengembang, keseragaman kandungan, waktu hancur dan
disolusi.
3.1 Alat dan Bahan 3.1.1 Alat
Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah spektrofotometer uv- vis Shimadzu, Jepang, lemari pengering, alat uji disolusi Erweka, Jerman, alat
uji waktu hancur Erweka, Jerman, neraca analitik Sartorius, Jerman, pH meter Eutech, Singapura, Termometer Boeko, Jerman, mikrometer sekrup, lumpang
dan stamper, aluminium foil, gunting, kertas saring dan alat-alat gelas.
3.1.2 Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini berkualitas proanalisis.Bahan yang digunakan adalah Antalgin PT. Kimia Farma, Medan, HPMC The Dow
Chemical Company, Singapore, PEG 400 Brataco, Medan, Sorbitol Brataco, Medan, etanol 96 Merck, Jerman, Menthol Brataco, Medan, Gliserin
Brataco, Medan, natrium hidroksida Merck, Jerman, kalium dihidrogen fosfat Merck, Jerman, Aquadest Brataco, Medan.
Universitas Sumatera Utara
21
3.2 Pembuatan Pereaksi 3.2.1 Air bebas karbondioksida
Air didihkan dalam gelas beaker selama 5 menit dan didiamkan sampai dingin kemudian tidak boleh menyerap karbondioksida dari udara. Ditjen POM,
1995
3.2.2 Larutan natrium hidroksida 0,2 N
Sebanyak 8 gram natrium hidroksida dilarutkan dalam air bebas karbondioksida secukupnya hingga 1000 ml. Ditjen POM, 1995
3.2.3 Larutan kalium dihidrogen fosfat 0,2 M
Sebanyak 27,218 gram kalium dihidrogen fosfat dilarutkan dalam air bebas karbondioksida dan diencerkan sampai 1000 ml. Ditjen POM, 1995
3.2.4 Larutan dapar fosfat pH 6,8
Sebanyak 50 ml kalium dihidrogen fosfat 0,2 M dan 22,4 ml natrium hidroksida dimasukkan ke dalam labu tentukur 200 ml. Larutan tersebut kemudian
diencerkan dengan air bebas karbondioksida hingga 200 ml. Ditjen POM, 1995
3.3 Analisa Kuantitatif 3.3.1 Pembuatan larutan induk baku LIB antalgin
Sebanyak 125 mg baku antalgin ditimbang secara seksama, kemudian dilarutkan dengan dapar fosfat pH 6,8 dan dicukupkan hingga 250 ml sehingga
diperoleh konsentrasi 500 µgml LIB I. Pipet 10 ml larutan tersebut kemudian diencerkan dengan larutan dapar fosfat pH 6,8 hingga 50 ml sehingga diperoleh
larutan antalgin konsentrasi 100 µgml LIB II. Dari LIB I antalgin, dibuat beberapa konsentrasi yakni 6, 9, 12, 15, 18, 21
dan 24 µgml. Serapan dibaca pada panjang gelombang 233,5 nm.
Universitas Sumatera Utara
22
3.3.2 Penentuan panjang gelombang serapan optimum
Sebanyak 1,3 ml LIB II antalgin dipipet kemudian diencerkan dengan dapar fosfat pH 6,8 hingga 10 ml konsentrasi 13 µgml. Serapan antalgin dibaca
pada panjang gelombang 200-400 nm.
3.3.3 Pembuatan kurva kalibrasi antalgin
Sebanyak 0,12; 0,18; 0,24; 0,3; 0,36; 0,42 dan 0,48 ml LIB I antalgin dipipet. Masing-masing dimasukkan ke dalam labu tentukur 10 ml. Larutan
tersebut diencerkan dengan larutan dapar fosfat pH 6,8 hingga garis tanda sehingga diperoleh konsentrasi 6, 9, 12, 15, 18, 21 dan 24 µgml. Serapan masing-
masing konsentrasi diukur pada panjang gelombang maksimum 233,5 nm.
3.4 Pembuatan Sediaan ODF Antalgin 3.4.1 Perhitungan kandungan obat dalam film