11 Merupakan lipatan-lipatan kulit yang menutupi bagian pinggir
dan atas.
3. Dasar kuku nail bed
Merupakan bagian kulit yang ditutupi kuku.
4. Alur kuku nail groove
Merupakan celah antara dinding dan dasar kuku.
5. Akar kuku nail root
Merupakan bagian proksimal kuku.
6. Lempeng kuku nail plate Merupakan bagian tengah kuku yang dikeliling dinding kuku.
7. Lunula
Merupakan bagian lempeng kuku yang bewarna putih di dekat akar kuku berbentuk bulan sabit, sering tertutup oleh kulit.
8. Eponikium
Merupakan dinding kuku bagian proksimal, kulit arinya menutupi bagian permukaan lempeng kuku.
9. Hiponikium
Merupakan dasar kuku, kulit ari dibawah kuku yang bebas free edge menebal.
Kuku dibentuk secara terus menerus oleh matriks kuku dan dasar kuku nail bed Kashyap,2007. Bagian ventral lempeng kuku nail plate
dibentuk oleh dasar kuku nail bed, sedang sisanya berasal dari matriks. Lempeng kuku merupakan struktur yang paling besar dan bewarna
translucent dimana ia melekat kuat pada dasar kuku dan perlekatan ini kurang kuat ke arah proksimal Budi,2008.
Hiponikium merupakan dasar kuku, kulit ari dibawah kuku yang bebas free edge menebal yang berfungsi sebagai protektif, menghalang
kemasukan dari patogen infeksius. Ketebalan lempeng kuku dianggarkan antara 0,5-1,0 mm dan dapat dibahagi atas beberapa lapisan yaitu lapisan
Universitas Sumatera Utara
12 dorsal, intermediate, dan ventral. Bagian lapisan dorsal umumnya terdiri
dari keratain keras. Lapisan intermediate juga mengandung keratin keras dan merupakan ¾ dari total ketebalan kuku. Sedangkan lapisan ventral
dibentuk oleh keratin hiponikial lembut dan mempunyai 1-2 lapisan sel Thomas et al,2010.
Lempeng kuku nail plate berasal dari matriks dan bagian yang bewarna putih berbentuk seperti bulan sabit yang terletak di bagian ujung
distal kuku adalah lunula. Dasar kuku nail bed terdiri dari sel epitelial dan berkembang secara proksimal dari pinggir lunula kemudian secara
distal ke arah hiponikium Thomas et al,2010.
2.5. Fisiologi kuku
Kuku berfungsi untuk membantu mengambil benda-benda kecil dan melindungi ujung jari daripada trauma. Keratinisasi dari matriks
membentuk lempeng kuku. Kuku jari tangan tumbuh 0,1mmhari atau 3mmbulan, sedangkan kuku jari kaki 1mmbulan. Kuku jari tangan
memerlukan kurang lebih 4-6 bulan untuk mengganti lempeng kuku yang baru. Sedangkan, pertumbuhan kuku jari kaki lebih lambat dari kuku jari
tangan dimana memerlukan 12-18 bulan untuk mengganti kuku jari kaki
yang baru James,2011.
Faktor-faktor yang dapat meningkatkan kecepatan pertumbuhan kuku baru termasuklah kehamilan, temperatur hangat, jenis kelamin laki-
laki, dan trauma minor terhadap lempeng kuku. Obat juga ternyata dapat meningkatkan kecepatan pertumbuhan kuku baru seperti kalsium, vitamin
D, levadopa, retinoid, oral kontraseptif, antijamur seperti flukonazol, itrakonazol, dan terbinafin. Obat ini diketahui dapat meningkatkan
pertumbuhan kuku dimana obat-obat ini digunakan sebagai terapi untuk onikomikosis Thomas et al,2010.
Universitas Sumatera Utara
13 2.6.
Faktor resiko
a. Jenis kelamin dan usia
Onikomikosis dilaporkan lebih terjadi pada orang tua dan lebih sering pada laki-laki. Dianggarkan sebesar 20 dari populasi berusia lebih
dari 60 tahun dan 50 yang berusia lebih dari 70 tahun yang menderita onikomikosis. Tingginya prevalensi onikomikosis pada usia tua
disebabkan oleh insufisiensi sirkulasi perifer, penyakit diabetes, penurunan imunitas, kelambatan dalam pertumbuhan kuku baru, berkurangnya
kemampuan untuk menjaga kebersihan diri dan sering terpapar pada lingkungan yang dapat menyebabkan penyakit jamur Thomas et al,2010.
Dikatakan bahwa
perbedaan jenis
kelamin juga
dapat mempengaruhi yaitu disebabkan oleh perbedaan hormon yaitu perbedaan
kemampuan untuk menghambat pertumbuhan dermatofit. Onikomikosis yang dijumpai pada anak-anak adalah sangat sedikit yaitu sebesar 0,4.
Ini disebabkan oleh kurangnya paparan terhadap persekitaran yang terinfeksi, permukaan lempeng kuku yang lebih kecil, dan lebih cepat
tumbuh kuku yang baru Thomas et al,2010. b.
Faktor lingkungan
Beberapa peneliti mengatakan bahwa terdapat hubungan antara terjadinya onikomikosis dengan pemakaian sepatu atau kaos kaki. Insidens
terjadi onikomikosis lebih rendah pada masyarakat yang tidak memakai sepatu atau kaos kaki Kashyap,2007. Ini disebabkan oleh dengan
pemakaian sepatu atau kaos kaki dapat menghasilkan persekitaran yang panas dan lembab dimana lingkungan yang sangat ideal untuk
Universitas Sumatera Utara
14 pertumbuhan jamur. Ada juga mengatakan, berjalan tanpa alas kaki ke
tempat umum, terdapat trauma, pemakaian sepatu tanpa udara dapat meningkatkan lagi resiko terjadinya onikomikosis Thomas et al,2010.
Dilaporkan juga angka kejadian terjadinya onikomikosis tinggi pada masyarakat yang terkontaminasi dengan kolam renang dan kamar
mandi umum. Insidens onikomikosis telah dilaporkan tiga kali lipat lebih tinggi pada perenang dibandingkan dengan yang bukan perenang. Thomas
et al,2010 c.
Olahraga
Studi dari Brazil mengatakan bahwa dilaporkan angka kejadian onikomikosis pada orang yang suka berolahraga lebih tinggi dibandingkan
dengan orang yang jarang berolahraga. Ini disebabkan oleh berolahraga tanpa memakai sepatu sebagai protektif contoh pada penari ballet dapat
memudahkan lagi terkenanya trauma yang akhirnya menyebabkan infeksi jamur. Terdapat juga faktor pemakaian sepatu tanpa udara yang
menyebabkan udara didalam sepatu tersebut panas dan lembab serta kaki berkeringat dimana memudahkan lagi pertumbuhan jamur Thomas et
al,2010. d.
Imunodefisiensi
Individual yang menderita HIV mempunyai resiko yang tinggi untuk mendapat onikomikosis apabila kadar limfosit-T kurang dari 400mm
kadar normal 1200-1400. Jenis onikomikosis yang sering terjadi disebabkan oleh HIV adalah onikomikosis subungual proksimal Thomas
et al,2010. e.
Diabetes
Diperkirakan 34 dari penderita diabetes menderita onikomikosis dan mereka lebih rentan untuk mendapat onikomikosis tiga kali lipat dari
Universitas Sumatera Utara
15 yang non-diabetes. Penderita diabetes sulit untuk melakukan pemeriksaan
rutin kaki disebakan oleh obesiti atau komplikasi dari diabetes seperti retinopati atau katarak. Biasanya pada penderita diabetes akan mengalami
pengurangan sirkulasi pada ekstremitas bawah, neuropati dan perlambatan dalam penyembuhan luka. Luka tersebut dapat menjadi tempat masuknya
bakteri atau jamur sehingga dapat meningkatkan lagi resiko komplikasi dari onikomikosis Thomas et al,2010.
f. Gangguan sirkulasi perifer
Angka kejadian onikomikosis yang berhubungan dengan gangguan sirkulasi perifer adalah sebesar 36 yang disebabkan oleh T.rubrum.
Kekurangan perfusi pada ekstremitas bawah menyebabkan oksigenasi yang suboptimal dan mengurangi pertukaran nutrient dan substansi lain di
kaki. Ini
dapat mempercepat
terjadinya onikomikosis,menyekat
pertumbuhan kuku baru dan dapat menyebabkan reinfeksi Thomas et al,2010.
2.7. Patogenesis
Patogenesis onikomikosis tergantung pada subtipe klinis. a.
Onikomikosis subungual distolateral
Bentuk yang paling umum dari onikomikosis, jamur menyebar dari plantar kulit dan menyerang melalui hiponikium kuku
Budi, 2008.
b. Onikomikosis superfisial putih
Jarang terjadi,disebabkan oleh invasi langsung dari permukaan lempeng kuku Budi,2008.
c. Onikomikosis subungual proksimal
Universitas Sumatera Utara
16 Menenebus melalui matriks kuku-kuku proksimal dan
menginvasi sebagian
lempeng kuku
proksimal dalam
Budi,2008. d.
Onikomikosis endoniks
Merupakan varian dari onikomikosis subungual distal dan lateral dimana jamur menginfeksi melalui kulit dan langsung
menyerang lempeng kuku Budi,2008.
e. Onikomikosis kandida
Tidak umum terjadi karena jamur memerlukan respon imun yang menurun sebagai faktor predisposisi untuk dapat
menembus kuku. Pada mukokutan kandidiasis kronis, jamur menginfeksi lempeng kuku dan akhirnya lempeng kuku
proksimal dan lipatan lateral kuku Budi,2008.
2.8. Gambaran klinis
Berdasarkan gambaran klinis dan rute invasi jamur, terdapat enam tipe onikomikosis yang dikenali yaitu :
1. Onikomikosis subungual distolateral OSDL
Merupakan bentuk onikomikosis yang paling sering dijumpai. Infeksi ini berkembang terutamanya di matriks kuku bermula dari distal ke
proksimal melalui sisi distal lateral atau melalui alur lateral lempeng kuku. Infeksi ini sering disebabkan oleh jamur golongan Trichophyton spp dan
kadang oleh Scytalidium spp, Candida spp dan nondermatofit yang lain. Gambaran klinis ditandai hiperkeratosis subungual, onikolisis terlepasnya
lempeng kuku dari nail bed , dan penebalan kuku. Ruang subungual adalah tapak bagi jamur dan bakteri infeksius dimana boleh menyebabkan
diskolorasi lempeng kuku menjadi warna kuning Kaur et al ,2008.
Universitas Sumatera Utara
17
Gambar 2.8.1 : Onikomikosis subungual distolateral
2. Onikomikosis superfisial putih OSP
Kelainan ini jarang ditemui. Nama lainnya adalah Leukonikia Mikotika. Kelainan ini terjadi apabila jamur menginvasi langsung lapisan
superfisial lempeng kuku yang disebabkan sering oleh T.mentagrophytes dan kadang oleh nondermatofit seperti Acremonium spp, Aspergillus
terreus dan Fusarium oxysporum. Gambaran khas yang dapat dilihat adalah bercak-bercak putih
“white island” yang berbatas tegas di permukaan lempeng kuku yang dapat berkonfluensi. Lambat laun, kuku
akan menjadi kasar, lunak dan rapuh Kaur et al,2008.
Gambar 2.8.2 : Onikomikosis superfisial putih
Universitas Sumatera Utara
18
Gambar 2.8.2 : Onikomikosis superfisial putih
3. Onikomikosis subungual proksimal OSP
Merupakan bentuk paling jarang ditemui, tetapi umumnya ditemukan pada penderita AIDS dimana ia dianggap sebagai tanda awal
seseorang itu terkena infeksi HIV. Thomas et al , 2010. Penyebab tersering adalah T.rubrum. Selain itu, penyebab lain adalah C.albicans,
Fusarium spp, Aspergillus spp dan Scopulariopsis brevicaulis. Jamur menginvasi daerah bawah kutikula kuku yang akan menyebabkan infeksi
pada lempeng kuku proksimal. Infeksi ini akan berkembang secara distal pada seluruh permukaan kuku. Thomas et al , 2010. Gambaran klinis
berupa hiperkeratosis dan onikolisis proksimal serta destruksi lempeng kuku proksimal Kaur et al,2008.
Gambar 2.8.3 : Onikomikosis subungual proksimal
Universitas Sumatera Utara
19
4. Onikomikosis endoniks
Merupakan tipe onikomikosis yang baru dimana melibatkan jamur menginvasi lapisan superfisial lempeng kuku sekaligus penetrasi langsung
ke lapisan dalam kuku yang ditandai dengan perlepasan lamellar dan bercak-bercak putih kesusuan. Penyebab utama adalah T.soudanense dan
T.violaceum Kaur et al , 2008. 5.
Onikomikosis kandida OK
Infeksi kuku yang disebabkan oleh kandida didapatkan pada pasien yang menderita kandidiasis mukokutan kronis dimana sering disebabkan
oleh C.albicans yaitu sebanyak 70 dari seluruh kasus onikomikosis. Selain itu, disebabkan oleh C.parapsilosis, C.tropicalis dan C.krusei.
Terdapat 3 subtipe yaitu :
a. Paronikia kandida : Tipe paling sering yang ditandai oleh pembengkakan dan eritema pada lipatan proksimal dan lateral yang
disebut juga sebagai “whitlow”. Selepas infeksi pada matriks kuku, lambat
b. laun kuku akan menjadi cembung, ireguler,kasar dan distrofik Kaur et al,2008.
c. Granuloma kandida : Tipe ini jarang dan bersifat invasi langsung, penebalan lempeng kuku dan disertai paronikia. Tipe ini
dijumpai pada pasien yang immunocompromised. Organisme ini dapat menyebabkan penebalan pada kuku dimana pada stadium lanjut dapat
menyebabkan penebalan pada proksimal dan lateral lipatan kuku sehingga timbul pseudo clubbin atau gambaran
“chicken drumstick” Kaur et al,2008.
d. Onikolisis kandida : Tipe ini terjadi apabila terlepasnya kuku dari bantalan kuku nail bed. Hiperkeratosis subungual distal dapat terjadi
Universitas Sumatera Utara
20 apabila dijumpai massa bewarna kekuningan terlepas dari lempeng
kuku Kaur et al,2008.
Gambar 2.8.4 : Onikomikosis kandida
6. Onikomikosis distrofik total ODT
Tipe ini ditandai dengan destruksi total pada lempeng kuku dimana merupakan stadium akhir dari seluruh jenis onikomikosis. Seluruh
permukaan kuku menjadi tebal dan distrofik. ODT dirujuk sebagai stadium akhir bagi penyakit kelainan kuku Kaur et al,2008.
2.9. Diagnosa banding
Gejala klinis onikomikosis sangat bervariasi, maka diagnosis tepat dan pemeriksaan laboratorium sangat diperlukan. Kelainan kuku yang
menyerupai onikomikosis,misalnya kelainan kuku kongenital. Juga kelainan karena faktor luar seperti trauma kontak, infeksi oleh virus dan
bakteri. Banyak penyakit kulit yang mengenai kulit bagian dorsal jari kaki atau tangan yang menyebabkan kerusakan kuku,misalnya : paronikia, liken
planus, penyakit Darier, dan psoriasis Bramono,2001.
Universitas Sumatera Utara
21
a. Psoriasis kuku
Pada psoriasis kuku, gambaran nail pitting dan tanda onikolisis berupa “tetesan minyak” yang bewarna coklat kemerahan yang tidak ada pada
onikomikosis Budimulja,2001.
b. Liken planus
Terjadi inflamasi dasar kuku yang mempengaruhi matriks kuku. Apabila tidak diterapi, matriks dapat dirusak dengan timbulnya pterigium dimana
kulit kutikel tumbuh diatas dan menutupi lempeng kuku yang tipis. Secara khas, area lunula lebih terangkat dibandingkan dengan bagian distal
Tosti,2009 .
c. Paronikia
Reaksi inflamasi mengenai lipatan kulit disekitar kuku. Paronikia ditandai dengan pembengkakan jaringan yang nyeri dan dapat mengeluarkan pus.
Bila infeksi telah kronik, maka terdapat celah horizontal pada dasar kuku. Biasanya mengenai 1-3 jari terutama jari telunjuk dan jari tengah
Soepardiman,2010. d.
Penyakit Darier
Adanya kuku yang rapuh dan pecah-pecah dengan perubahan warna longitudinal dan hiperkeratosis di bawah kuku Soepardiman,2010.
2.10. Diagnosa
Ketepatan mendiagnosa onikomikosis penting untuk keberhasilan suatu pengobatan. Dari aspek pembiayaan, lama pengobatan, efek samping
obat, dan interaksi obat. Anamnesis dan gambaran klinis pada umumnya sulit untuk memastikan diagnosis, apalagi onikomikosis merupakan
kelainan sekunder pada kelainan kuku yang telah ada sebelumnya. Mendiagnosa apakah itu benar onikomikosis adalah dengan pemeriksaan
penunjang yaitu mikroskopi langsung, kultur dan histopatologi Thomas et al , 2010.
Universitas Sumatera Utara
22
a. Mikroskopi langsung
Sebelum diperiksa dibawah mikroskop, pemeriksaan langsung dapat dilakukan untuk menentukan penyebab pasti dengan pemeriksaan
kerokan kuku dengan sediaan KOH 20-30 dalam air atau dalam dimetil sulfoksida DMSO 40 untuk mempermudah lisis keratin. Larutan KOH
diteteskan pada objek glass, kemudian spesimen diletakkan diatas api Bunsen untuk mempercepat proses penghancuran keratin sekaligus
menghilangkan gelembung udara pada objek glass. Lalu diamati dibawah mikroskop, maka akan terlihat elemen-elemen seperti jamur seperti hifa
dan spora.Zat warna tambahan digunakan misalnya tinta Parker blue- black,chlorazol black E atau pewarnaan PAS bagi mempermudah dan
memperjelas visualisasi jamur Kashyap,2007.
b. Kultur
Pemeriksaan dengan pembiakan diperlukan untuk menyokong lagi pemeriksaan mikroskopi langsung untuk mengidentifikasikan spesies
jamur. Pemeriksaan ini dilakukan dengan menanamkan bahan klinis pada media buatan. Kegagalan pertumbuhan jamur pada medium ditemukan
apabila pasien telah mendapat terapi topikal atau sistemik. Spesimen yang dikumpulkan diambil sengkelit yang telah disterilkan diatas api Bunsen.
Kemudian bahan kuku tersebut ditanam pada dua media yaitu media I : media yang mengandungi antibiotik dan antijamur Mycobitoticmycocel
dan media II : yang tidak mengandung antiniotik dan antijamur PDA Potato Dextrose Agar SDA
Sabouraud’s Dextrose Agar. Lalu diinkubasikan pada suhu 24-48 celsius selama 4-6 minggu. Koloni
dermatofita akan tampak setelah 2 minggu,sedangkan non dermatofita terlihat dalam seminggu. Dikatakan hasil negatif apabila jika tiada tampak
pertumbuhan setelah 3-6 minggu Kaur et al,2008.
Universitas Sumatera Utara
24
c. Histopatologi
Pemeriksaan histopatologi dilakukan jika hasil pemeriksaan untuk mikroskopi langsung dan kultur diragukan. Pada pemeriksaan
histopatologi dapat dilihat kedalaman penetrasi jamur dan dapat ditentukan apakah jamur itu bersifat invasif pada lempeng kuku atau daerah
subungual. Spesimen untuk pemeriksaan histopatologi dapat diperoleh dari lempeng kuku yang mengandungi banyak debris. Lalu, dimasukkan ke
dalam parafin atau terlebih dahulu direndam pada larutan formalin 10 semalaman agar jamur terfiksasi dengan baik. Blok parafin dipotong tipis
hingga ketebalan 4-10 mikro dengan menggunakan mikrotom dan dilakukan pewarnaan periodic acid shift PAS. Kemudian dilihat apakah
terdapat hifa atau spora menggunakan mikroskop Kaur et al,2008.
2.11. Penatalaksanaan 2.11.1 Tujuan pengobatan
Onikomikosis dapat menyebabkan lesi yang disebabkan oleh jamur atau bakteri yang infeksius pada bagian tubuh yang lain. Sebagai
tambahan, kewujudan jamur atau antigen dermatofit pada lempeng kuku dapat menyebabkan kondisi lain seperti asma dan kelainan kulit seperti
dermatitis atopik, nodosum, eritema, dan urtikaria. Pada diabetes, onikomikosis dan dermatomikosis dapat menyebabkan komplikasi pada
kaki yaitu ulserasi, memicu terjadinya osteomyelitis, cellulitis dan tissue nekrosis dimana dapat menyebabkan ekstremitas bawah diamputasi
Elewski,1996. Prinsip penatalaksanaan onikomikosis adalah untuk menghilangkan
faktor predisposisi yang memudahkan terjadinya penyakit, serta terapi dengan obat antijamur yang sesuai dengan penyebab dan keadaan patologi
kuku. Perlu juga ditelusuri sumber penularan Budi,2008.
Universitas Sumatera Utara
25
2.11.2 Pengobatan
Dalam upaya mendapatkan pengobatan yang optimal dan memuaskan, perlu kita ketahui tentang beberapa faktor sebelum kita
memulakan pengobatan yaitu tingkat keparahan penyakit, bilangan dan lokasi kuku jari yang terinfeksi, biaya pengobatan dan efek samping obat
Budi,2008. Pengobatan onikomikosis ada dua cara yaitu secara sistemik,
dengan menggunakan obat antijamur oral dan secara lokal, yaitu dengan menggunakan obat antijamur topikal Budi,2008.
1. Obat antijamur oral