Distribusi Sampel Berdasarkan Jenis Kelamin Distribusi Sampel Berdasarkan Golongan Umur Distribusi Sampel Berdasarkan Jenis Pekerjaan Distribusi Sampel Berdasarkan Jenis Kelamin dan Jenis Pekerjaan. Distribusi Sampel Berdasarkan Daerah Tempat Tinggal Dasa

LAMPIRAN 4 HASIL OUTPUT PREVALENSI ONIKOMIKOSIS DI DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN RSUP HAJI ADAM MALIK MEDAN PERIODE 2007-DESEMBER 2012

1. Distribusi Sampel Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Lelaki 33 28.4 28.4 28.4 Perempuan 83 71.6 71.6 100.0 Total 116 100.0 100.0

2. Distribusi Sampel Berdasarkan Golongan Umur

Umur Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid 0-5 tahun 6 5.2 5.2 6.0 5-11 tahun 1 .9 .9 .9 11-18 tahun 7 6.0 6.0 100.0 18-45 tahun 58 50.0 50.0 56.0 45 keatas 44 37.9 37.9 94.0 Total 116 100.0 100.0 Universitas Sumatera Utara

3. Distribusi Sampel Berdasarkan Jenis Pekerjaan

Jenis Pekerjaan Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid pegawai negeri 22 19.0 19.0 19.0 pegawai swasta 9 7.8 7.8 26.7 ibu rumah tangga 27 23.3 23.3 50.0 wiraswasta 18 15.5 15.5 65.5 mahasiswapelajar 21 18.1 18.1 83.6 petani 1 .9 .9 84.5 tidak bekerja 4 3.4 3.4 87.9 pensiun 8 6.9 6.9 94.8 dibawah umur 6 5.2 5.2 100.0 Total 116 100.0 100.0

4. Distribusi Sampel Berdasarkan Jenis Kelamin dan Jenis Pekerjaan.

Jenis Pekerjaan Jenis Kelamin Crosstabulation Count Jenis Kelamin Total Lelaki Perempuan Jenis Pekerjaan pegawai negeri 9 13 22 pegawai swasta 4 5 9 ibu rumah tangga 27 27 wiraswasta 14 4 18 mahasiswapelajar 3 18 21 petani 1 1 tidak bekerja 1 3 4 pensiun 1 7 8 dibawah umur 1 5 6 Total 33 83 116 Universitas Sumatera Utara

5. Distribusi Sampel Berdasarkan Daerah Tempat Tinggal

Daerah tempat tinggal Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Kota Medan 92 79.3 79.3 79.3 Deli Serdang 9 7.8 7.8 87.1 Langkat 5 4.3 4.3 91.4 Aceh 4 3.4 3.4 94.8 Padang Lawas 4 3.4 3.4 98.3 Batu Bara 1 .9 .9 99.1 Labuhan Batu 1 .9 .9 100.0 Total 116 100.0 100.0

6. Distribusi Sampel Berdasarkan Jenis Kelamin dengan Umur

Umur Jenis Kelamin Crosstabulation Count Jenis Kelamin Total Lelaki Perempuan Umur 5-11 tahun 1 1 0-5 tahun 5 1 6 18-45 tahun 16 42 58 45 keatas 10 34 44 11-18 tahun 2 5 7 Total 33 83 116 Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 48 DAFTAR PUSAKA Bramono, K., 2005. Epidemiology of Onychomycosis in Indonesia : Data Obtained from Three Individual Studies. Jpn. J. Med. Mycol, 463, pp. 171-176. Budimulja, U., 2010. Mikosis. In: Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Jakarta: Badan Penerbit FKUI, pp. 89-94. Dahdah, M. J., 2006. Onychomycosis - An Overview. US Dermatology Review , pp. 1-3. De, A., 2013. Onychomycosis and Its Treatment. International Journal of Advances in Pharmacy, Biology and Chemistry, 21, pp. 123-129. Elewski, B. E., 1996. Update on the Management of Onychomycosis:Highlights of the Third Annual International Summit on Cutaneous Antifungal Theraphy. Clinical Infectious Diseases, Volume 23, pp. 305-313. Elewski, B. E., 1998. Onychomycosis: Pathogenesis, Diagnosis, and Management. Clinical Microbiology Reviews, 113, pp. 415-429. Universitas Sumatera Utara Gelotar, P., 2012. The Prevalence of Fungi in Fingernail Onychomycosis. Journal of Clinical and Diagnostic Research, p. 1. James, W. D., 2011. Diseases Resulting from Fungi and Yeasts. In: Andrews Diseases of the Skin.USA: Elsevier Saunders, pp. 295-297. Kashyap, B., 2008. Onychomycosis-Epidemiology,Diagnosis, and Treatment. Indian Journal of Medical Microbiology, 262, pp. 108-116. Kaur, T., 2012. Onychomycosis - A Clinical and Mycological. Our Dermatol Online , 33, pp. 172- 173. 49 Kozarev, J., 2010. Novel Laser Therapy in Treatment of Onychomycosis. Journal of The Laser and Health Academy, Issue 1, p. 108. Meireles, T. E. F., 2008. Successive Mycological Nail Tests for Onychomycosis: A Strategy to Improve Diagnosis Efficiency. The Brazilian Journal of Infectious Diseases, 124, pp. 333-337. Neupane, S., 2009. Onychomycosis : A clinico-epidemiological study. Nepal Med Coll J, 112, pp. 92-95. Universitas Sumatera Utara Ngai, D. Y. L. S., 2001. Update on the Treatment of Onychomycosis. Hong Kong Dermatology Venereology Bulletin, pp. 137-138. Philip Rodgers, M., 2001. Treating Onychomycosis. American Family Physician, 634, pp. 663-672. Putra, I. B., 2008. USU Institutional Repository. [Online] Available at: http:repository.usu.ac.idbitstream123456789230054Chapter20II.pdf Richardson, M. D., 2012. Dermatophytosis. In: Fungal Infection Diagnosis and Treatment. United Kingdom: Wiley-Blackwell, pp. 113-119. Richardson, M. D., 2012. Mould Infections of Nails. In: Fungal Infection Diagnosis and Treatment.United Kingdom: Wiley-Blackwell, p. 152. Rizal, 2011. USU Institutional Repository. [Online] Available at: http:repository.usu.ac.idbitstream123456789230054Chapter20II.pdf Roberts, D. T., 2003. Guidelines for Treatment of Onychomycosis. British Journal of Dermatology,Volume 148, pp. 402-410. 50 Universitas Sumatera Utara Shannon Verma, M., 2008. Superficial Fungal Infection:Dermatophytosis,Onychomycosis,Tinea Nigra.In: Fitzpatricks Dermatology in General Medicine. USA: The McGraw-Hill Companies,Inc, pp. 1817-1818. Sigurgeirsson, B., 2010. Prognostic Factors for Cure Following Treatment of Onychomycosis.Journal European Academyof Dermatology and Venereology, Volume 24, pp. 679-684. Soepardiman, L., 2010. Kelainan Kuku. In: Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Jakarta: Badan Penerbit FKUI, pp. 312-314. Thomas, J., 2010. Toenail Onychomycosis:an important global disease burden. Journal of Clinical Pharmacy and Therapeutics, Volume 35, pp. 497-519. Universitas Sumatera Utara 29

BAB 3 KERANGKA KONSEP PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1. Kerangka Konsep Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian, maka kerangka konsep dalam penelitian ini adalah : Gambar 3.1 Kerangka Konsep Penelitian  Jenis kelamin  Umur  Jenis pekerjaan  Daerah tempat tinggal Profil penyakit Onikomikosis Universitas Sumatera Utara 30 3.2. Definisi Operasional Tabel 3.2. : Variabel dan Definisi Operasional No . Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Hasil Ukur Skala Ukur 1. Jenis Kelamin Perbedaan antara perempuan dengan laki-laki secara biologis sejak seseorang lahir. Sifat keadaan laki-laki atau perempuan yang menjadi sampel kepada penelitian ini. Rekam Medis Rujukan data dari rekam medis. Nominal 2. Umur Umur adalah lamanya waktu hidup yaitu terhitung sejak lahir sampai dengan sekarang. Penentuan umur dilakukan dengan menggunakan hitungan tahun. Menurut Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional BKKBN, balita 0-5 tahun, anak 5-11 tahun, remaja 11-18 tahun, dewasa 18-45 tahun, dan lanjut usia 45 tahun. Dilihat dari semua jenis golongan umur yang terbanyak menderita onikomikosis. Rekam Medis Rujukan data dari rekam medis. Ordinal 3. Jenis Pekerjaan dalam arti luas adalah Rekam medis Rujukan data Nominal Universitas Sumatera Utara 4. pekerjaan Daerah Tempat Tinggal aktivitas utama yang dilakukan oleh manusia. Tidak kira anak- anak, remaja, dewasa dan lanjut usia. Melihat jenis pekerjaan apakah yang paling banyak dapat menyebabkan onikomikosis. Kota yang merupakan ibu kota daerah yang wilayahnya dikepalai oleh seorang wali kota. Melihat daerah tempat tinggal paling banyak terjadinya onikomikosis. Rekam medis dari rekam medis. Rujukan data dari rekam medis. Nominal 5. Prevalensi onikomikosis Angka kejadian onikomikosis yang berlaku di RSUP Haji Adam Malik periode Januari 2007- Desember 2012. Rekam Medis Rujukan data dari rekam medis. Numerik Universitas Sumatera Utara 32

BAB 4 METODE PENELITIAN

4.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif yakni untuk mengetahui profil onikomikosis di RSUP Haji Adam Malik periode Januari 2007-Desember 2012. Metode penelitian deskriptif adalah suatu penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk melihat angka kejadian suatu keadaan secara objektif. Desain penelitian yang digunakan adalah retrospektif, dimana pengamatan dilakukan pada peristiwa yang sudah berlangsung untuk mengetahui profil terjadinya onikomikosis di RSUP Haji Adam Malik, Medan. 4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2.1. Waktu Penelitian Penelitian ini dimulai dari penelusuran daftar pusaka, penyusunan proposal penelitian, konsultasi dengan dosen pembimbing, seminar proposal dari April-Juni 2013 dan dilanjutkan dengan penelitian lapangan mulai dari pengumpulan data hingga ke penulisan hasil laporan dari September- Desember 2013.

4.2.2. Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di RSUP H. Adam Malik, Medan, provinsi Sumatera Utara. Adapun alasan pemilihan lokasi adalah dengan pertimbangan bahwa RSUP H. Adam Malik Medan merupakan rumah sakit rujukan untuk wilayah regional Sumatera Utara, dan jumlah kejadian onikomikosis memadai untuk dijadikan sampel penelitian. Universitas Sumatera Utara 33

4.3. Populasi dan Sampel

4.3.1. Populasi

Populasi target dalam penelitian ini adalah seluruh pasien yang didiagnosis menderita onikomikosis di Departemen Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin, RSUP H. Adam Malik, Medan pada tahun Januari 2007- Desember 2012.

4.3.2. Sampel

Jumlah sampel pada penelitian ini menggunakan metode total sampling, dimana seluruh pasien yang datang ke Departemen Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin di RSUP Haji Adam Malik, Medan yang didiagnosis onikomikosis periode Januari 2007-Desember 2012.

4.4. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan data sekunder yang diperoleh dari pencacatan pada rekam medis pada pasien dengan diagnosis onikomikosis pada tahun Januari 2007-Desember 2012 di RSUP H. Adam Malik, Medan.

4.5. Pengolahan

Data yang telah dikumpulkan diolah dengan menggunakan bantuan program komputer, dan kemudian disajikan dengan menggunakan tabel distribusi, frekuensi, dan dilakukan pembahasan sesuai dengan pustaka yang ada. Universitas Sumatera Utara 34

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1. Hasil Penelitian

5.1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian

Penelitian telah dilaksanakan di bagian rekam medik RSUP Haji Adam Malik Medan. Lokasi penelitian terletak di Jalan Bunga Lau Nomor 17, Kelurahan Kemenangan, Kecamatan Medan Tuntungan, Medan. Sesuai dengan SK Menkes no. 355MenkesSKVII1990 RSUP Haji Adam Malik Medan merupakan rumah sakit dengan predikat A. Dengan predikat tersebut, RSUP Haji Adam Malik berarti telah memiliki fasilitas kesehatan yang memenuhi standar dan tenaga kesehatan yang kompeten. Selain itu, RSUP Haji Adam Malik adalah rumah sakit rujukan wilayah pembangunan A yaitu Sumatera Utara, Aceh, Sumatera Barat dan Riau.

5.1.2 Deskripsi Karakteristik Sampel

Populasi penelitian merupakan kasus yang datang ke Departemen Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin dari Januari 2007 – Desember 2012 yaitu sebanyak 23,806 orang. Sedangkan sampel merupakan kasus dengan diagnosis onikomikosis dari Januari 2007 – Desember 2012 berjumlah 116 orang. Dalam penelitian ini, karakteristik sampel yang diamati adalah jenis kelamin, umur, jenis pekerjaan dan daerah tempat tinggal. Data diperoleh dengan melihat rekam medis yang tersimpan di Instalasi Rekam Medis RSUP Haji Adam Malik Medan. Universitas Sumatera Utara 35 Tabel 5.1. menunjukkan total kunjungan per tahun pasien yang datang ke Departemen Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin RSUP Haji Adam Malik dari tahun Januari 2007 – Desember 2012. Tabel 5.1. Distribusi total pasien per tahun Tahun Frekuensi Persen 2007 3163 13,3 2008 5473 23 2009 4160 17,5 2010 2201 9,2 2011 4642 19,5 2012 4167 17,7 Total 23806 100 Tabel 5.2. menggambarkan hasil penelitian angka kejadian onikomikosis berdasarkan per tahun yaitu dari tahun 2007-2012. Dilaporkan bahawa tahun 2010 merupakan tahun yang paling tinggi dengan kasus onikomikosis diikuti tahun 2008 dan tahun 2009. Tabel 5.2. Distribusi Sampel Tahun 2007-2012 Tahun Frekuensi Persen 2007 13 11,2 2008 25 21,6 2009 21 18,1 2010 28 24,1 2011 17 14,7 2012 12 0,86 Total 116 100 Universitas Sumatera Utara 36 Pada Tabel 5.3. digambarkan karakteristik sampel berdasarkan jenis kelamin, ditemukan sebanyak 33 orang 28,4 penderita onikomikosis dengan jenis kelamin laki-laki dan sebanyak 83 orang 71,6 penderita onikomikosis dengan jenis kelamin perempuan. Tabel 5.3. Distribusi Sampel Berdasarkan Jenis Kelamin Tahun Lelaki Perempuan Total 2007 N 2 1,7 N 11 N 9,5 13 11,2 2008 4 3,4 21 18,1 25 21,6 2009 8 6,9 13 11,2 21 18,1 2010 6 5,2 22 19 28 24,1 2011 7 6 10 8,6 17 14,7 2012 6 5,2 6 5,2 12 0,86 Total 33 28,4 83 71,6 116 100 Seperti pada Tabel 5.4. , penelitian ditemukan penderita onikomikosis dengan kelompok balita 0-5 tahun sebanyak 6 orang 5,2 dan kelompok anak 5-11 tahun dengan frekuensi paling sedikit yaitu sebanyak 1 orang 0,9. Golongan remaja 11-18 tahun adalah sebanyak 7 orang 6,0 dan golongan dewasa 18-45 tahun mempunyai frekuensi tertinggi yaitu sebanyak 58 orang 50 diikuti dengan golongan lanjut usia 45 tahun yaitu sebanyak 44 orang 37,9. Universitas Sumatera Utara 37 Tabel 5.4. Distribusi Sampel Berdasarkan Umur 2007 2008 2009 2010 2011 2012 Total Umur N N N N N N N 0-5 tahun 4 3,4 1 0,9 1 0.9 6 5,2 5-11 tahun 1 0,9 1 0,9 11-18 tahun 1 0,9 2 1,7 1 0,9 2 1,7 1 0,9 7 6 18-45 tahun 8 6,9 12 10,3 9 7,8 15 13 7 6 7 6 58 50 45 tahun 4 3,4 8 6,9 9 7,8 12 10,3 7 6 4 6 44 37,9 Total 13 11,2 25 21,6 21 18,1 28 24,1 17 14,7 12 10,3 116 100 Selain itu, pada Tabel 5.5. , jenis pekerjaan yang paling sering ditemukan adalah ibu rumah tangga yaitu sebanyak 27 orang 23,3. Kedua terbanyak pegawai negeri yaitu sebanyak 22 orang 19. Terdapat juga jenis pekerjaan lain yaitu wiraswasta sebanyak 18 orang 15,5, mahasiswa atau pelajar sebanyak 21 orang 18,1, petani sebanyak 1 orang 0,9. Terdapat juga orang yang tidak bekerja yaitu tercatat sebanyak 4 orang 3,4, pensiun sebanyak 8 orang 6,9 dan yang dibawah umur sebanyak 6 orang 5,27. Universitas Sumatera Utara 38 Tabel 5.5. Distribusi Sampel Berdasarkan Jenis Pekerjaan Jenis pekerjaan 2007 2008 2009 2010 2011 2012 Total Pegawai Negeri Swasta N N N N N N 7 6 2 1,7 3 2,6 6 5,2 2 1,7 2 1,7 2 1,7 0 0 1 0,9 4 3,4 1 0,9 1 0,9 N 22 19,0 9 7,8 Ibu Rumah Tangga 1 0,9 8 6,9 4 3,4 8 6,9 3 2,6 3 2,6 27 23,3 Wiraswasta 2 1,7 1 0,9 5 4,3 4 3,4 4 3,4 2 1,7 18 15,5 MahasiswaPelajar 1 0,9 6 5,2 4 3,4 4 3,4 5 4,3 1 0,9 21 18,1 Petani 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0,9 1 0,9 Tidak bekerja 0 0 0 0 2 1,7 2 1,7 0 0 0 0 4 3,4 Pensiunan 0 0 4 3,4 1 0,9 0 0 1 0,9 2 1,7 8 6,9 Dibawah umur 0 0 4 3,4 1 0,9 0 0 1 0,9 0 0 6 5,2 Total 13 11,2 25 21,6 21 18 28 24,1 17 14,7 12 10,3 116 100 Tabel 5.6. menunjukkan angka kejadian tertinggi adalah penduduk yang tinggal di daerah Kota Medan yaitu seramai 92 orang 79,3 dan kedua tertinggi adalah di daerah Deli Serdang yaitu seramai 9 orang 7,8. Daerah Langkat memiliki angka kejadian seramai 5 orang 4.3. Selain itu, terdapat juga di daerah Aceh dan Padang Lawas yang mempunyai angka kejadian yang sama yaitu seramai 4 orang 3,4 , Batu Bara dan Labuhan Batu masing- masing seramai 1 orang 0,9. Universitas Sumatera Utara 39 Tabel 5.6. Distribusi Sampel Berdasarkan Daerah Tempat Tinggal Daerah 2007 2008 2009 2010 2011 2012 N N N N N N Total N Kota Medan 11 84,6 17 68 16 76,2 21 75 17 100 10 83,3 92 79,3 Deli Serdang 2 15,4 3 12 1 4,8 3 10,7 0 0 0 0 9 7,8 Langkat 0 0 2 8 1 4,8 1 3,6 0 0 1 8,3 5 4,3 Aceh 0 0 1 4 1 4,8 1 3,6 0 0 1 8,3 4 3,4 Padang Lawas 0 0 2 8 0 0 2 7,1 0 0 0 0 4 3,4 Batu Bara 0 0 0 0 1 4,8 0 0 0 0 0 0 1 0,9 Labuhan Batu 0 0 0 0 1 4,8 0 0 0 0 0 0 1 0,9 Total 13 100 25 100 21 100 28 100 17 100 12 100 116 100 Tabel 5.7. memperlihatkan bahwa pada kedua-dua jenis kelamin, golongan umur yang terbanyak menderita onikomikosis adalah pada golongan dewasa 18- 45 tahun. Pada jenis kelamin lelaki untuk golongan umur dewasa 18-45 tahun adalah sebanyak 16 orang 13,8 sedangkan pada perempuan adalah sebanyak 42 orang 36,2. Tabel 5.7. Distribusi Sampel Berdasarkan Jenis Kelamin dan Umur Jenis Kelamin Total N Lelaki N Perempuan N Umur 5-11 tahun 0 0 1 0,9 1 1,7 0-5 tahun 5 4,3 1 0,9 6 5,2 18-45 tahun 16 13,8 42 36,2 58 50 45 keatas 10 8,6 34 29,3 44 38 11-18 tahun 2 1,7 5 4,3 7 6 Total 33 28,4 83 71,6 116 100 Universitas Sumatera Utara 40 Tabel 5.8. menunjukkan pada jenis kelamin lelaki, jenis pekerjaan yang terbanyak menderita onikomikosis adalah pegawai negeri yaitu sebanyak 9 orang 7,8 dan pada jenis kelamin perempuan, jenis pekerjaan yang terbanyak adalah ibu rumah tangga yaitu sebanyak 27 orang 23,3. Tabel 5.8. Distribusi Sampel Berdasarkan Jenis Kelamin dan Jenis Pekerjaan

5.2. Pembahasan

5.2.1. Perhitungan

Prevalensi Penderita Onikomikosis di Departemen Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin periode Januari 2007- Desember 2012. Diketahui dari 23,806 orang yang datang ke Departemen Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin ditemukan sebanyak 116 kasus dengan diagnosa onikomikosis. Dari hasil penelitian, dilakukan perhitungan sebagai berikut : Prevalensi = total pasien yang didiagnosa onikomikosis x 100 total pasien yang datang ke SMF Kulit dan Kelamin 41 Jenis Kelamin Total N Lelaki N Perempuan N pegawai negeri 9 7,8 13 11,2 22 19 pegawai swasta 4 3,4 5 4,3 9 7,8 ibu rumah tangga 0 0 27 23,3 27 23,3 wiraswasta 7 6 11 9,5 18 15,5 mahasiswapelajar 3 2,6 18 15,5 21 18,1 petani 0 0 1 0,9 1 0,9 tidak bekerja 1 0,9 3 2,6 4 3,4 pensiun 1 0,9 7 6 8 6,9 dibawah umur 1 0,9 5 4,3 6 5,2 Total 33 28,4 83 71,6 116 100 Universitas Sumatera Utara = 11623,806 x 100 = 0,49 Sesuai dengan perhitungan di atas, maka prevalensi onikomikosis di Departemen Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin RSUP Haji Adam Malik Medan periode Januari 2007- Desember 2012 adalah 0,49.

5.2.2 Distribusi Onikomikosis Berdasarkan Jenis Kelamin

Dari hasil penelitian, didapati jumlah penderita onikomikosis dengan jenis kelamin perempuan adalah sebanyak 83 orang sedangkan lelaki sebanyak 33 orang. Hal ini menunjukkan perbedaan yang tidak terlalu signifikan antara kedua gender. Hasil ini sesuai dengan penelitian Kusmarinah Bramono 2005 yaitu pada tahun 1997-1998 di 10 buah hospital negeri di Indonesia yang mengatakan bahwa onikomikosis sering terjadi pada perempuan yaitu sebanyak 374 orang 67 daripada total pasien yang menderita onikomikosis sebanyak 557 orang. Ini karena paparan yang konstan terhadap air yaitu pada golongan ibu rumah tangga. Jadi meskipun perempuan lebih banyak terkena onikomikosis tapi lelaki juga memiliki peluang yang sama besar Prakash Gelotar et al, 2012.

5.2.3. Distribusi Onikomikosis Berdasarkan Umur

Hasil penelitian menunjukkan bahawa terdapat dua kelompok umur yang terbanyak menderita onikomikosis yaitu kelompok umur 18-45 tahun yaitu sebanyak 58 orang 50 dan kelompok 45 tahun adalah sebanyak 44 orang 38. Kedua kelompok tersebut mendominasi angka kejadian onikomikosis dibandingkan dengan kelompok umur 0-5 tahun, 5-11 tahun dan 11-18 tahun. Hasil ini sesuai dengan penelitian Thomas et al 2010 yaitu pada tahun 2003 yang mengatakan onikomikosis sering terjadi pada dewasa dan lanjut usia dengan umur 18-45 tahun dan 45 tahun yaitu sebanyak 70 . 42 Universitas Sumatera Utara Tingginya prevalensi onikomikosis pada usia dewasa dan usia tua adalah disebabkan oleh insufisiensi sirkulasi perifer, penyakit diabetes, penurunan imunitas, kelambatan dalam pertumbuhan kuku baru dan penebalan pada kuku, berkurangnya kemampuan untuk menjaga kebersihan diri dan sering terpapar pada lingkungan yang dapat menyebabkan penyakit jamur Amartya De et al,2013. Onikomikosis yang dijumpai pada balita dan anak-anak adalah sangat sedikit disebabkan oleh kurangnya paparan terhadap persekitaran yang terinfeksi, pertumbuhan kuku baru lebih cepat, dan memiliki permukaan kuku yang lebih kecil sehingga susah untuk terjadinya invasi dari jamur Elewski,2013.

5.2.4. Distribusi Onikomikosis Berdasarkan Jenis Pekerjaan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis pekerjaan yang paling banyak menderita onikomikosis adalah pada golongan ibu rumah tangga yaitu sebanyak 27 orang 23,3 Sesuai dengan penelitian Roberts et al 2002 didapati bahwa jenis pekerjaan yang paling sering berhubungan dengan terjadinya onikomikosis adalah ibu rumah tangga yaitu sebanyak 63. Faktor pekerjaan dapat mempengaruhi seseorang itu terhadap onikomikosis.Salah satu penyebabnya adalah dengan pemakaian sepatu dan kaos kaki yang lama seperti pada pegawai dan mahasiswa. Pemakaian yang lama dapat menghalang ventilasi dan tidak menyerap keringat sehingga menghasilkan persekitaran yang panas dan lembap sesuai untuk pertumbuhan jamur Amartya De et al,2013. Angka kejadian onikomikosis pada ibu rumah tangga tinggi disebabkan oleh pekerjaan rumah yang sering terpapar pada air seperti mencuci pakaian, mencuci kamar mandi, dan mencuci piring dan mangkuk. Terdapat juga 43 Universitas Sumatera Utara onikomikosis pada petani yang disebabkan oleh peningkatan aktiviti fizikal luar dan berjalan tanpa alas kaki di atas tanah yang lembap Thomas et al, 2010.

5.2.5. Distribusi Onikomikosis Berdasarkan Daerah Tempat Tinggal

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penduduk yang tinggal di daerah Kota Medan mempunyai prevalensi onikomikosis yang tertinggi berbanding dengan daerah lain seperti Deli Serdang, Langkat, Padang Lawas, Aceh, Batu Bara dan Labuhan Batu. Penelitian sebelumnya, Elewski 2013 yang menyatakan bahwa cara kehidupan yang moderen modern lifestyle dapat menyebabkan peningkatan dari prevalensi terjadinya onikomikosis. Modern lifestyle sering diamalkan oleh penduduk dari daerah Kota Medan sedangkan penduduk dari daerah lain seperti Deli Serdang, Langkat, Padang Lawas, Aceh, Batu Bara dan Labuhan Batu hanya mengamalkan cara kehidupan yang sederhana sahaja. Modern lifestyle ini termasuklah pemakaian sepatu bertumit tinggi high heels yang ketat selama seharian sehingga dapat mengahalang daripada ventilasi. Kebiasaannya, penduduk yang mengamalkan modern lifestyle ini juga akan sering menghabiskan masa terluang mereka dengan pergi ke gym atau kolam renang sehingga menyebabkan mereka terpapar pada lingkungan yang lembap dan basah seperti berjalan tanpa alas kaki di kolam renang dan kamar mandi umum gym tersebut. Selain itu, kebiasaan melakukan manicure pedicure juga dapat menyebabkan onikomikosis dikarenakan peralatan yang digunakan tidak disterilisasi terlebih dahulu.

5.2.6. Distribusi Onikomikosis Berdasarkan Jenis Kelamin dengan

Umur. Hasil penelitian menunjukkan pada jenis kelamin perempuan dan lelaki, masing-masing mencatat golongan umur yang terbanyak menderita onikomikosis adalah pada golongan dewasa 18-45 tahun yaitu pada lelaki Universitas Sumatera Utara 44 adalah sebanyak 16 orang 13,8 dan pada perempuan adalah sebanyak 42 orang 36,2. Tingginya prevalensi onikomikosis pada usia dewasa tidak kira jenis kelamin lelaki atau perempuan adalah disebabkan oleh insufisiensi sirkulasi perifer, penyakit diabetes, penurunan imunitas, kelambatan dalam pertumbuhan kuku baru dan penebalan pada kuku, berkurangnya kemampuan untuk menjaga kebersihan diri dan sering terpapar pada lingkungan yang dapat menyebabkan penyakit jamur Amartya De et al,2013.

5.2.7 Distribusi Onikomikosis Berdasarkan Jenis Kelamin dengan

Jenis Pekerjaan. Hasil penelitian menunjukkan pada jenis kelamin lelaki, jenis pekerjaan yang terbanyak adalah pegawai negeri yaitu sebanyak 9 orang 7,8 sedangkan pada jenis kelamin perempuan, jenis pekerjaan yang paling banyak adalah pada ibu rumah tangga yaitu sebanyak 27 orang 23,3. Sesuai dengan penelitian Roberts et al 2002 didapati bahwa jenis pekerjaan yang paling sering berhubungan dengan terjadinya onikomikosis adalah ibu rumah tangga yaitu sebanyak 63. Salah satu penyebabnya adalah dengan pemakaian sepatu dan kaos kaki yang lama seperti pada pegawai negeri yaitu seperti pada golongan tentera dimana pemakaian yang lama dapat menghalang ventilasi dan tidak menyerap keringat sehingga menghasilkan persekitaran yang panas dan lembap sesuai untuk pertumbuhan jamur. Amartya De et al,2013. Angka kejadian onikomikosis pada ibu rumah tangga tinggi disebabkan oleh pekerjaan rumah yang sering terpapar pada air seperti mencuci pakaian, mencuci kamar mandi, dan mencuci piring dan mangkuk. Terdapat juga onikomikosis pada petani yang disebabkan oleh peningkatan aktiviti Universitas Sumatera Utara 45 fizikal luar dan berjalan tanpa alas kaki di atas tanah yang lembap Thomas et al, 2010. Universitas Sumatera Utara 46

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan uraian-uraian yang telah dipaparkan sebelumnya, maka dalam penelitian ini dapat diambil beberapa kesimpulan yaitu : 1. Prevalensi onikomikosis di Departemen Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin RSUP Haji Adam Malik Medan periode Januari 2007- Desember 2012 adalah 116 kasus 0,49. 2. Dalam penelitian ini, perempuan lebih sering menderita onikomikosis dengan frekuensi sebesar 83 orang 71,6 bila dibandingkan dengan lelaki yang memiliki frekuensi sebesar 33 orang 28,4, namun perbedaan itu tidak signifikan. 3. Kelompok umur yang terbanyak menderita onikomikosis adalah dewasa 18-45 tahun yaitu sebanyak 58 orang 50, sedangkan kelompok anak 5-11 tahun merupakan kelompok usia yang paling jarang menderita onikomikosis dengan pasien sebanyak 1 orang 0,9. 4. Jenis pekerjaan yang paling sering ditemukan pada pasien onikomikosis adalah ibu rumah tangga dengan frekuensi sebanyak 27 orang 23,3. 5. Daerah tempat tinggal yang mempunyai penduduk terbanyak menderita onikomikosis adalah di Kota Medan yaitu seramai 92 orang 79,3. 6. Pada jenis kelamin lelaki dan perempuan golongan umur yang terbanyak menderita onikomikosis adalah pada golongan dewasa yaitu pada lelaki adalah sebanyak 16 orang 13,8 dan pada perempuan sebanyak 42 orang 36,2. Universitas Sumatera Utara 47 7. Pada jenis kelamin lelaki, jenis pekerjaan yang paling banyak menderita onikomikosis adalah pegawai negeri yaitu sebanyak 9 orang 7,8 sedangkan pada perempuan yang paling banyak adalah pada ibu rumah tangga yaitu sebanyak 27 orang 23,3.

6.2. Saran

1. Peningkatan kualitas pencatatan dari rekam medis baik dari kejelasan tulisan maupun kelengkapannya. 2. Sebaiknya ditingkatkan penyuluhan-penyuluhan gaya hidup yang sehat dan hygiene yang baik untuk mengurangi kejadian onikomikosis. Universitas Sumatera Utara 6

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Definisi

` Penyakit kulit yang disebabkan infeksi jamur atau dermatomikosis merupakan penyakit yang sering dijumpai terutama di negara tropis karena udara yang lembab dan panas sepanjang tahun sangat cocok bagi berkembangnya penyakit jamur khususnya mikosis superfisialis. Salah satu bentuk dermatomikosis adalah onikomikosis Budi,2008. Istilah onikomikosis diambil dari bahasa Greek yaitu “onyx” kuku dan “mykes” yang bermaksud jamur Kashyap,2007. Secara tradisionalnya, istilah onikomikosis hanya digunakan untuk infeksi jamur nondermatofita. Tetapi sekarang, onikomikosis adalah sebuah istilah umum yang menunjukkan kelainan kuku akibat infeksi semua jenis jamur. Istilah Tinea unguium secara spesifiknya menunjukkan kelainan kuku yang disebabkan oleh infeksi jamur dermatofita saja Kashyap,2007. Onikomikosis kebanyakan terjadi pada orang yang mempunyai riwayat trauma kuku sebelumnya, orang yang immunocompromised seperti menderita Diabetes Mellitus atau HIV dan kanak-kanak yang menderita Down Syndrome Berker,2009.

2.2. Epidemiologi

Onikomikosis adalah infeksi jamur superfisial yang ditemukan di seluruh dunia. Meskipun insiden sebenar terjadinya onikomikosis masih belum dilaporkan, studi menunjukkan bahwa di negara maju industri diperkirakan sebesar 2-18 onikomikosis pada populasi dunia Elewski,2009. Universitas Sumatera Utara 7 Angka kejadian onikomikosis terus meningkat dimana 50 dari seluruh penyakit kelainan kuku dan 30 dari seluruh kasus jamur superfisialis Thomas et al , 2010. Populasi di Barat, dilaporkan angka kejadian onikomikosis adalah sebesar 2-3 hingga 13 manakala di Asia Timur adalah lebih rendah dimana di negara tropis 3,8 dan subtropis 18 Kashyap,2007. Onikomikosis disebabkan oleh jamur dermatofita adalah sebesar 76, ragi yeast 13,5 dan kapang mould 5,5, dan sisanya sebesar 5 oleh karena infeksi campuran. Imam Budi, 2008. Jamur dermatofita merupakan agen kausatif yang paling sering menyebabkan onikomikosis dimana hampir 90 terjadi pada kuku jari kaki dan sekurang-kurangnya 50 pada kuku jari tangan Kashyap,2007. Jamur dermatofita yang merupakan penyebab onikomikosis yang terbanyak adalah Trichophyton rubrum dan Trichophyton mentagrophytes dimana merupakan 80-90 dari kasus onikomikosis Thomas et al , 2010. Trichophyton rubrum adalah sebesar 70 disusuli dengan Trichophyton mentagrophytes sebesar 19, Epidermophyton floccosum sebesar 2,2 dan sisanya adalah jamur dermatofit lainnya Budi,2008. Dilaporkan sebanyak 5-7 infeksi kuku yang disebabkan oleh jamur adalah ragi yeast. Penyebab dari yeast yang terbanyak adalah Candida albicans yaitu lebih dari 70 dan sisanya dari jenis ragi lain, sedangkan kapang moulds yang menjadi penyebab tersering adalah Scopulariopsis brevicaulis, Aspergillus niger, Aspergillus fumigatus, dan Hendersonulla toruloida dimana merupakan 3-5 dari kasus penyakit kelainan kuku yang disebabkan jamur Elewski, 1996. Universitas Sumatera Utara 8 Onikomikosis paling banyak terjadi disebabkan oleh golongan dermatofit. Jamur ini bersifat keratinolitik dimana untuk meneruskan hidupnya, ia membutuhkan keratin. Kuku terdiri dari keratin. Oleh karena itu, jamur akan mengambil keratin di sekitarnya dimana lambat laun kuku akan menjadi rapuh dan akhirnya rusak Budi, 2000.

2.3. Etiologi

Jamur yang dapat menyebabkan onikomikosis terdapat tiga golongan yaitu dermatofita, nondermatofita moulds dan ragi yeast Kashyap,2007.

2.3.1. Dermatofita

Termasuk kelas Fungi imperfecta, yang telah terbahagi dalam 3 genus, yaitu Microsporum, Trichophyton, dan Epidermophyton Budimulja,2010. Genera Trichophyton 1. Trichophyton rubrum paling sering 2. Trichophyton mentagrophytes 3. Trichophyton violaceum 4. Trichophyton schoenieinii 5. Trichophyton tonsurans 6. Trichophyton magninii 7. Trichophyton concentricum 8. Trichophyton samdamemse 9. Trichophyton gaurivilli Universitas Sumatera Utara 9 Genera Epidermophyton 1. Epidermophyton floccosum Genera Microsporum 1. Microsporum audouini 2. Microsporum cains

2.3.2 Non dermatofita moulds

1. Acremonium sp. 2. Altemaria sp. 3. Aspergillus sp. 4. Botryodiplodia theobromae 5. Fusarium sp. 6. Onycochola canadensis 7. Scytalidium dimidiatum 8. Scytalidium hyalinum 9. Geotrichum candidum 10. Cladosporium carrionii 11. Scopulariopsis brevicaulis

2.3.3 Ragi yeast

1. Candida albicans 2. Candida parapsilosis 3. Candida guilermondi Universitas Sumatera Utara 10

2.4. Anatomi kuku

Kuku merupakan salah satu dermal appendages yang mengandung lapisan tanduk yang terdapat pada ujung-ujung jari tangan dan kaki, gunanya selain membantu jari-jari untuk memegang tetapi juga digunakan sebagai cermin kecantikan. Lempeng kuku terbentuk dari sel-sel keratin yang mempunyai dua sisi, satu sisi berhubungan dengan udara luar dan sisi lainnya tidak Soepardiman,2010. Gambar 2.4.1 : Anatomi kuku Bagian kuku : 1. Matriks kuku Merupakan pembentuk jaringan kuku yang baru. 2. Dinding kuku nail wall Universitas Sumatera Utara 11 Merupakan lipatan-lipatan kulit yang menutupi bagian pinggir dan atas.

3. Dasar kuku nail bed

Merupakan bagian kulit yang ditutupi kuku.

4. Alur kuku nail groove

Merupakan celah antara dinding dan dasar kuku.

5. Akar kuku nail root

Merupakan bagian proksimal kuku.

6. Lempeng kuku nail plate Merupakan bagian tengah kuku yang dikeliling dinding kuku.

Dokumen yang terkait

Proporsi Pasien Dermatitis Seboroik di Departemen Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Periode Tahun 2010-2012

2 79 75

Prevalensi Karsinoma Hepatoseluler di Rumah Sakit Haji Adam Malik Medan pada tahun 2009-2012

1 66 71

Gambaran Distribusi Karakteristik Pasien Erupsi Obat Alergi Di Departemen Ilmu Kesehatan Kulit Dan Kelamin Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Tahun 2010-2012

1 60 57

Prevalensi Konjungtivitis di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan pada Tahun 2009 dan 2010

2 77 53

Profil Onikomikosis di Departemen Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan periode Januari 2007 – Desember 2012

0 0 13

Profil Onikomikosis di Departemen Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan periode Januari 2007 – Desember 2012

0 1 1

Profil Onikomikosis di Departemen Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan periode Januari 2007 – Desember 2012

0 1 5

Profil Onikomikosis di Departemen Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan periode Januari 2007 – Desember 2012

0 0 22

Profil Onikomikosis di Departemen Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan periode Januari 2007 – Desember 2012

0 0 4

Profil Onikomikosis di Departemen Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan periode Januari 2007 – Desember 2012

0 0 10