Saran Metodologis Indeks Motivasi

67

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dan kesimpulan yang telah dikemukakan, maka peneliti mengajukan beberapa saran untuk penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan dukungan sosial teman sebaya dan motivasi belajar. Saran yang diajukan dibagi ke dalam dua bagian, sebagai berikut:

1. Saran Metodologis

a. Peneliti selanjutnya diharapkan lebih memperhatikan kondisi subjek. Untuk penelitian berikutnya diharapkan peneliti memastikan subjek berada pada kondisi emosi yang baik sehingga menghasilkan penelitian yang lebih baik pula. b. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat menyusun alat ukur penelitian yang lebih sesuai dengan konteks penelitian, sehingga alat ukur yang disusun tepat mengukur aspek yang diukur dan aitem benar-benar dapat merepresentasikan keadaan dan perasaan sampel penelitian. c. Peneliti selanjutnya hendaknya menyusun alat ukur penelitian dengan jumlah yang proporsional dan tidak timpang pada bentuk dukungan yang satu dan yang lainnya.

2. Saran Praktis

a. Kepada pihak Universitas Sumatera Utara sebaiknya lebih memperatikan mahasiswa program afirmasi. Kehadiran mahasiswa afirmasi di Universitas Sumatera Utara sebenarnya sudah menunjukkan adanya Universitas Sumatera Utara 68 motivasi belajar, namun mahasiswa program afirmasi masih kurang mendapatkan dukungan baik dari segi program maupun sistem sehingga hasil belajarnya masih kurang optimal. b. Kepada pengurus Organisasi Paguyuban Mahasiswa Afirmasi Papua di Universitas Sumatera Utara agar lebih memperhatikan kebutuhan mahasiswa program afirmasi, mengingat mahasiswa yang berasal dari Papua masih jarang di Universitas Sumatera Utara, sebaiknya paguyuban mahasiswa bisa merangkul mahasiswa afirmasi dan memberikan perlakuan yang tepat, sesuai dengan kebutuhan dan harapan para mahasiswa program afirmasi. Universitas Sumatera Utara 13

BAB II LANDASAN TEORI

A. Motivasi 1. Defenisi Motivasi

Pintrich Schunk 2002 mendefenisikan motivasi sebagai proses yang mengarahkan pada suatu tujuan, yang melibatkan adanya aktivitas dan berkelanjutan. Sebagai sebuah proses, motivasi tidak dapat dilihat secara langsung, untuk itu motivasi dapat dilihat dan disimpulkan dari perilaku, seperti pilihan tugas, usaha, ketekunan dan verbalisasi. Motivasi melibatkan adanya tujuan yang mengarahkan dan mendorong untuk melaksanakan suatu tindakan. Motivasi juga melibatkan adanya aktivitas, baik aktivitas fisik maupun aktivitas mental. Aktivitas fisik yang dimaksud berupa usaha, ketekunan dan berbagai tindakan nyata dan aktivitas mental adalah berbagai tindakan yang melibatkan kognisi, seperti merencanakan, mengorganisasikan, memonitoring, membuat keputusan dan menyelesaikan masalah Pintrich Schunk, 2002. Motivasi berasal dari bahasa lain yaitu movere yang berarti bergerak. Penggunaan Istilah bergerak move didasarkan pada pandangan umum mengenai motivasi, yaitu sesuatu yang membuat individu tetap bertindak, bergerak dan membantu individu untuk terus menyelesaikan pekerjaan. Sebaliknya, individu mengetahui dirinya sedang tidak termotivasi ketika Universitas Sumatera Utara 14 dirinya tidak menyelesaikan pekerjaannya dan hanya bermalas-malasan Pintrich Schunk, 2002. Menurut Santrock 2011 motivasi adalah proses yang memberi semangat, arah dan kegigihan perilaku. Sehingga, perilaku yang termotivasi adalah perilaku yang berenergi, terarah dan bertahan dalam waktu yang lama. Motivasi menyebabkan individu memiliki kekuatan dan menyebabkan individu bertindak atau berbuat untuk memenuhi motifnya. Sejalan dengan Santrock, Woolfolk 2004 mendefinisikan motivasi sebagai kondisi internal yang merangsang, mengarahkan dan mengatur perilaku. Motivasi juga diartikan sebagai konstruk teoritis yang dipergunakan untuk menjelaskan intensi, inisiatif, ketekunan dan kualitas dari sebuah perilaku, khususnya perilaku yang goal-directed Maehr Meyer dalam Brophy, 2004. Motivasi sangat diperlukan dalam berbagai aspek kehidupan, salah satunya adalah dalam hal belajar. Menurut Uno 2014, belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif permanen dan terjadi sebagai hasil penguatan perilaku yang berlandaskan suatu tujuan dan demi mencapai tujuan tersebut. Menurut Brophy 2004, belajar mengacu pada permrosesan informasi, pemaknaan dan pemahaman atau penguasaan yang didapatkan melalui pengetahuan dan skill tertentu. Belajar juga dapat diartikan sebagai pengaruh permanen terhadap perilaku, pengetahuan, dan keterampilan dalam berpikir yang diperoleh dalam pengalaman Santrock, 2011. Motivasi dapat mempengaruhi apa, kapan dan bagaimana individu dalam belajar Schunk dalam Pintrich Schunk, 2002. Individu yang Universitas Sumatera Utara 15 termotivasi dalam mempelajari suatu hal akan terikat dalam suatu aktivitas yang diyakini dapat membantunya dalam belajar seperti memperhatikan instruksi dengan baik, mengumpulkan dan mengorganisasikan materi yang akan dipelajari, membuat catatan, memeriksa tingkat pemahaman dan meminta bantuan ketika tidak memahami materi Zimmerman Martinez- Pons dalam Pintrich Schunk, 2002. Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah proses yang mengarahkan individu pada suatu tujuan, yang mendorong individu melaksanakan aktivitas belajar, tetap melakukan kegiatan belajar dan membantu individu dalam melaksanakan aktivitas belajar yang kesemua perilakunya dapat terlihat dari perilaku pemilihan tugas, usaha, ketekunan dan prestasi individu.

2. Indeks Motivasi

Indeks motivasi atau disebut juga dengan indexes of motivation merupakan indeks atau indikator yang dapat dipergunakan untuk mengukur motivasi Pintrich Schunk, 2002. Indeks motivasi ini terdiri dari pilihan tugas, usaha, ketekunan, dan prestasi. Sebagai sebuah proses, indeks motivasi ini akan menunjukkan ada atau tidaknya motivasi dalam diri individu Pintrich Schunk, 2002. Berikut ini akan dijabarkan mengenai masing-masing indeks tersebut. Universitas Sumatera Utara 16

a. Pilihan Tugas

Teori motivasi ini memperhatikan alasan individu memilih suatu aktivitas dibandingkan dengan aktivitas lainnya. Pilihan tugas yang dimaksud adalah pemilihan tugas oleh individu dalam kondisi bebas atau tanpa syarat. Saat berada pada kondisi bebas untuk memilih tugas yang harus dikerjakan, individu akan memilih tugas yang berhubungan dengan apa yang menjadi ketertarikan mereka dan dengan demikian akan menunjukkan letak motivasinya. Mahasiswa afirmasi yang memilih melaksanakan aktivitas belajar ketika berada di kondisi bebas untuk memilih misalnya saat memiliki waktu senggang dapat dikatakan termotivasi untuk belajar, sedangkan mahasiswa afirmasi yang memilih untuk melakukan aktivitas lain yang tidak berhubungan dengan aktivitas belajar dapar dikatakan tidak termotivasi untuk belajar.

b. Usaha

Rajin belajar tentu tidak mudah untuk dilakukan. Individu yang memiliki motivasi tentunya mengeluarkan banyak usaha agar berhasil dalam belajar. Usaha sangat diperlukan terutama pada tugas yang sulit. Pelajar dituntut untuk mengeluarkan usaha mental yang lebih keras dalam proses belajar, yaitu dengan penggunaan strategi kognitif yang akan meningkatkan pembelajaran, seperti mengatur informasi, mengawasi tingkat pemahaman dan menghubungakan materi yang dipelajari satu sama lain. Namun, indikator ini dibatasi oleh skill atau kemampuan individu, Universitas Sumatera Utara 17 sehingga dalam beberapa kasus, individu bisa memperoleh hasil yang baik dengan usaha yang tidak begitu keras. Mahasiswa program afirmasi yang temotivasi untuk belajar tentunya akan mengeluarkan usaha maksimal dalam melaksanakan aktivitas belajar, misalnya dengan bertanya apabila tidak mengerti dengan materi perkuliahan, mempersiapkan diri sebelum mengikuti perkuliahan dengan terlebih dahulu membaca materi, mencatat materi perkuliahan yang pernting, dan sebagainya. Sebaliknya, mahasiswa program afirmasi yang tidak termotivasi tidak akan berusaha dengan maksimal dalam belajar.

c. Ketekunan

Ketekunan adalah waktu yang dihabiskan untuk terlibat dalam tugas belajar. Individu yang tetap berusaha meskipun kesulitan dikatakan sebagai individu yang memiliki motivasi yang tinggi, dengan belajar tekun maka individu akan memperoleh hasil yang memuaskan. Namun, sama dengan indikator usaha, ketekunan selalu dibatasi oleh kemampuan individu. Pada beberapa kondisi, individu tidak memerlukan waktu yang lama untuk belajar namun bisa memperoleh hasil yang memuaskan. Ketekunan sangat bermakna dalam proses belajar dan utamanya ketika individu menghadapi tantangan dalam belajar. Mahasiswa program afirmasi yang termotivasi untuk belajar tentunya akan menghabiskan banyak waktu untuk terlibat dalam aktivitas belajar, walau menghadapi banyak kesulitan mahasiswa program afirmasi yang termotivasi untuk belajar akan tetap berusaha dan terus melaksanakan Universitas Sumatera Utara 18 aktivitas belajar. Sebaliknya mahasiswa program afirmasi yang tidak termotivasi tidak menghabiskan banyak waktu untuk terlibat dalam tugas belajar dan akan menyerah ketika merasa kesulitan dalam belajar.

d. Prestasi

Prestasi merupakan dampak tidak langsung dari motivasi. Individu yang memilih untuk terlibat dalam suatu tugas, mengeluarkan banyak usaha, dan tekun akan memiliki prestasi yang baik pula. Akan tetapi indikator ini tidak boleh dipandang sebagai cerminan dari apa yang dipelajari oleh individu atau kualitas dari kemampuan kognitif dari individu. Mahasiswa program afirmasi yang termotivasi untuk belajar tentunya akan melaksanakan aktivitas belajar pada saat senggang, mengeluarkan usaha maksimal dalam belajar dan tentunya akan menghabiskan banyak waktu untuk terlibat dalam aktivitas belajar dan ketiga hal tersebut akan membuat mahasiswa program afirmasi memiliki prestasi yang memuaskan, namun apabila mahasiswa program afirmasi lebih memilih untuk tidak melaksanakan aktivitas belajar pada saat senggang, mengeluarkan usaha minimum dan hanya menghabiskan sedikit waktu untuk belajar, maka prestasi yang ditunjukkan juga tidak akan memuaskan dan menunjukkan bahwa mahasiswa program afirmasi tidak termotivasi untuk belajar. Universitas Sumatera Utara 19

3. Fungsi Motivasi

Dokumen yang terkait

Pengaruh Dukungan Guru dan Teman Sebaya terhadap Akseptabilitas dan Pemanfaatan Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK Remaja) di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 2 Kota Tanjung Balai

3 72 174

PENGARUH DUKUNGAN KELUARGA DAN PERGAULAN TEMAN SEBAYA TERHADAP MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA Pengaruh Dukungan Keluarga Dan Pergaulan Teman Sebaya Terhadap Motivasi Belajar Mahasiswa Pendidikan Akuntansi Universitas Muhammadiyah Surakarta Angkatan 2012.

0 3 18

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN TEMAN SEBAYA DENGAN PENYESUAIAN SOSIAL PADA MAHASISWA BARU UNIVERSITAS Hubungan antara dukungan teman sebaya dengan Penyesuaian sosial pada mahasiswa baru universitas Muhammadiyah surakarta tahun akademik 2013.

0 1 17

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN TEMAN SEBAYA DENGAN PENYESUAIAN SOSIAL PADA MAHASISWA BARU UNIVERSITAS Hubungan antara dukungan teman sebaya dengan Penyesuaian sosial pada mahasiswa baru universitas Muhammadiyah surakarta tahun akademik 2013.

0 1 15

Pengaruh Dukungan Sosial Teman Sebaya Terhadap Motivasi Belajar Mahasiswa Program Afirmasi Papua di Universitas Sumatera Utara

0 0 14

Pengaruh Dukungan Sosial Teman Sebaya Terhadap Motivasi Belajar Mahasiswa Program Afirmasi Papua di Universitas Sumatera Utara

0 0 2

Pengaruh Dukungan Sosial Teman Sebaya Terhadap Motivasi Belajar Mahasiswa Program Afirmasi Papua di Universitas Sumatera Utara

0 0 12

Pengaruh Dukungan Sosial Teman Sebaya Terhadap Motivasi Belajar Mahasiswa Program Afirmasi Papua di Universitas Sumatera Utara

0 0 18

Pengaruh Dukungan Sosial Teman Sebaya Terhadap Motivasi Belajar Mahasiswa Program Afirmasi Papua di Universitas Sumatera Utara

0 1 3

Pengaruh Dukungan Sosial Teman Sebaya Terhadap Motivasi Belajar Mahasiswa Program Afirmasi Papua di Universitas Sumatera Utara

0 0 38