request lagu dan telepon para fans sehingga acara terkesan lebih hidup. Disamping itu juga para pembawa juga menguasai tentang budaya dan lagu-lagu batak,
pembawa acara acara O Tano Batak yaitu Robert Sitompul dan juga Rudolf Tobing.
Acara O Tano Batak ini dapat didengar oleh semua orang dari segala suku. Acara O Tano Batak ini dapat memperkaya informasi budaya Batak bagi suku
batak umumnya, dan untuk semua suku khususnya. Dalam penelitian yang menjadi objek penelitian saya adalah kalangan ibu rumah tangga di perumahan
Kelurahan Sei Sikambing D Kecamatan Medan Petisah karena di kelurahan Sei Sikambing D terdapat berbagai macam suku. Hal ini memudahkan peneliti untuk
mendapat sampel dari berbagai suku untuk meneliti acara O Tano Batak ini. Karena uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk meneliti “Bagaimana
pengaruh acara O Tano Batak di Radio Teladan FM terhadap minat mendengar ibu-ibu rumah tangga di Kelurahan Sei Sikambing D Kecamatan Medan Petisah.”
I.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas, peneliti merasa tertarik untuk meneliti “Bagaimanakah Pengaruh Acara O Tano Batak di Radio Teladan FM Terhadap
Minat Mendengar di Kalangan Ibu-ibu Rumah Tangga di Kelurahan Sei Sikambing D Kecamatan Medan Petisah?”
I.3. Pembatasan Masalah
Untuk menghindari permasalahan yang terlalu luas sehingga dapat mengaburkan peneltian maka penulis membatasi masalah yang akan diteliti.
Adapun pembatasan masalah tersebut adalah :
Universitas Sumatera Utara
a. Penelitian ini terbatas pada program O Tano Batak di Radio Teladan
FM. b.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh program O Tano Batak terhadap Minat Mendengar di kalangan Ibu-ibu rumah tangga di
Kelurahan Sei Sikambing D Kecamatan Medan Petisah. c.
Objek penelitian adalah Ibu Rumah Tangga di Kelurahan Sei Sikambing D Kecamatan Medan Petisah
d. Penelitian dilakukan pada bulan Februari-Maret 2011
1.4. Tujuan dan manfaat penelitian 1.4.1. Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : a.
Untuk menganalisis pengaruh program O Tano Batak di radio Teladan FM terhadap minat dengar ibu rumah tangga di Kelurahan Sei
Sikambing D Kecamatan Medan Petisah
1.4.2. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut : a.
Secara akademik, penelitian ini disumbangkan kepada FISIP USU, khususnya Departemen Ilmu Komunikasi dalam rangka memperkaya
khasanah penelitian dan sumber bacaan khususnya dalam bidang broadcating yang dapat menambah pemahaman mengenai saluran
media massa, khususnya radio.. b.
Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan peneliti dalam melakukan penelitian ke depan.
Universitas Sumatera Utara
1.5. Kerangka Teori
Fungsi teori dalam riset adalah membantu periset menerangkan fenomena sosial atau fenomena alami yang menjadi pusat perhatiannya. Teori ini adalah
himpunan konstruk konsep, definisi dan proposisi yang mengemukakan pandangan sistematis tentang gejala dengan menjabarkan relasi di antara variabel
untuk menjelaskan dan meramalkan gejala tersebut. Dalam penelitian ilmiah, teori berperan sebagai landasan berpikir untuk
mendukung pemecahan permasalahan dengan jelas dan sistematis. Hal ini sesuai dengan pengertian teori itu sendiri, yaitu serangakaian asumsi, konsep, konstruk,
definisi dan proporsi untuk menerangkan suatu fenomena sosial secara sistematis dengan cara merumuskan hubungan antara konsep Singarimbun, 2006:37.
Dalam peneltian ini, teori-teori yang dianggap relevan diantaranya adalah : Komunikasi dan Komunikasi Massa, Komunikasi Antar Budaya, Radio, Teori S-
O-R, Efek Komunikasi Massa, Minat,
I.5.1. Komunikasi dan Komunikasi Massa
Dalam “bahasa” komunikasi pernyataan dinamakan pesan message, orang yang menyampaikan pesan disebut komunikator communicator,
sedangkan orang yang menerima pernyataan disebut komunikan communicate. Oleh karena itu komunikasi berarti proses penyampaian pesan oleh komunikator
kepada komunikan. Jika dianalisis pesan komunikasi terdiri dari dua aspek, pertama isi pesan the content of the message, kedua lambang symbol.
Konkretnya isi pesan itu adalah pikiran atau perasaan, lambang adalah bahasa Effendy, 2006:28.
Universitas Sumatera Utara
Dalam komunikasi ada tiga unsur penting yang selalu hadir dalam setiap komunikasi, yaitu sumber informasi receiver, saluran media, dan penerima
informasi audience. Sumber informasi adalah seseorang atau institusi yang memiliki bahan informasi pemberitaan untuk disebarkan kepada masyarakat
luas. Saluran adalah media yang digunakan untuk kegiatan pemberitaan oleh sumber berita, berupa media interpersonal yang digunakan secara tatap muka
maupun media massa yang digunakan untuk khalayak umum. Sedangkan audience adalah per orang atau kelompok dan masyarakat yang menjadi sasaran
informasi atau yang menerima informasi Bungin, 2006:57-58. Komunikasi massa mass communication adalah komunikasi yang
menggunakan media massa, baik cetak surat kabar, majalah atau elektronik radio, televisi, yang dikelola oleh suatu lembaga atau orang yang dilembagakan
yang ditujukan kepada sejumlah besar orang yang tersebar di banyak tempat, anonim dan heterogen. Pesan-pesannya bersifat umum, disampaikan secara tepat,
serentak dan selintas khususnya media elektronik Mulyana, 2000:75. Komunikasi massa memiliki ciri yaitu melibatkan banyak komunikator,
berlangsung melalui sistem bermedia dengan jarak fisik yang rendah artinya jauh, memungkinkan penggunaan satu atau dua saluran indrawi penglihatan,
pendengaran, dan biasanya tidak memungkinkan umpan balik segera Mulyana, 2000:71.
I.5.2. Komunikasi Antar Budaya
E.B Taylor , Bapak Antropologi budaya, mendefinisikan budaya sebagai
“keseluruhan, kepercayaan, seni, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan- kemampuan atau kebiasaan-kebiasaan lain yang diperoleh anggota-anggota suatu
masyarakat”. Deddy Mulyana dan Jalaluddin Rakhmat : 1990. Dari pengertian
Universitas Sumatera Utara
tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa budaya merupakan kepercayaan, nilai, sikap, dan hal-hal lain yang tumbuh dari generasi ke generasi.
Kategori Budaya
Kita dapat menggolongkan budaya kedalam dua kategori, yaitu : 1. Budaya Konteks Tinggi
Negara dengan budaya konteks tinggi lebih cenderung memiliki tingkat basa- basi yang tinggi. Mereka tidak menyukai berbicara secara langsung dan
lebih cenderung menyukai komunikasi nonverbal daripada komunikasi verbal. Negara dengan budaya konteks tinggi juga tidak memiliki pemisahan antara
urusan pribadi dan pekerjaan. Contoh negara dengan budaya konteks tinggi adalah Jepang, Arab, Amerika Latin , dan Indonesia.
2. Budaya Konteks Rendah Negara dengan budaya konteks rendah lebih menyukai pembicaraan secara
langsung pada pokok pembicaraan dan tidak suka basa-basi. Contoh negara dengan budaya konteks rendah adalah Jerman, Kanada, dan USA.
Dari segi waktu, budaya dapat di golongkan menjadi dua kategori, yaitu : 1. Budaya Monokronik
Budaya monokronik menekankan waktu sebagai sumber daya. Bagi negara dengan budaya monokronik, waktu tidak mungkin dapat diraih kembali sehingga
mereka sangat menghargai waktu. Contoh negara dengan budaya monokronik adalah Amerika.
Universitas Sumatera Utara
2. Budaya Polikronik Budaya polikronik menekankan kepada hubungan kekerabatan dan tidak
terlalu menekankan kepada waktu. Contoh negara dengan budaya polikronik adalah Indonesia.
I.5.3. Radio
Radio adalah media elektronik yang bersifat khas sebagai media audio Riswandi, 2009:2. Radio siaran adalah suatu media massa yang menyampaikan
pesan dalam bentuk modulasi berupa tanda-tanda morse, suara voice, kalimat talk, bunyi-bunyian sounds, dan sebagainya, yang dipancarkan melalui
gelombang elektromagnetik dengan frekwensi tinggi ke udara melalui antena, yang kemudian disebut dengan pemancar transmiter. Sinyal-sinyal modulasi
tersebut kemudian diterima oleh suatu alat penerima yang disebut radio penerima receive. Djuroto, 2007 : 3.
Radio siaran mendapat julukan “kekuasaan ke lima” atau “the fifth estate” setelah pers dianggap sebagai kekuasaan ke empat. Radio dijuluki sebagai
kekuasaan ke lima karena tiga faktor yang mendukung. Ardianto, 2004:119 1. Radio Siaran Bersifat Langsung.
Sifat langsung radio siaran adalah bahwa suatu pesan yang akan disiarkan dapat dilakukan tanpa melalui proses yang rumit.
2. Radio Siaran Tidak Mengenal Jarak Dan Rintangan. Bagi radio tidak ada jarak waktu, begitu suatu pesan diucapkan oleh
penyiar pada saat itu juga dapat diterima oleh khalayak. Bagi radio tidak ada pula jarak ruang. Suatu pesan yang disiarkan dari satu tempat dapat sampai seketika
dengan baik.
Universitas Sumatera Utara
3. Radio Siaran Memiliki Daya Tarik Radio memiliki daya tarik disebabkan oleh tiga unsur yang melekat padanya,
yakni: a. Kata-kata lisan Spoken Words
b. Musik music c. Efek suara Sound Effect
Sejarah ditemukannya radio dimulai di Inggris dan Amerika Serikat. Donald Mc. Nicol dalam bukunya Radio’s Conquest of Space menyatakan bahwa
terkalahkannya ruang angkasa oleh radio dimulai tahun 1802 oleh Dane, yaitu dengan ditemukannya suatu pesan dalam jarak pendek dengan menggunakan alat
sederhana berupa kawat beraliran listrik. Penemuan berikutnya adalah oleh tiga orang cendikiawan muda,
diantaranya adalah James Maxwell berkebangsaan Inggris pada tahun 1865. ia dijuluki scientific father of wireless, karena berhasil menemukan rumus-rumus
yang diduga mewujudkan gelombang elegtromagnetik, yakni gelombang yang digunakan radio dan televisi.
Radio yang digunakan sebagai alat atau media komunikasi massa mula- mula diperkenalkan oleh David Sarnoff pada tahun 1915. kemudian Le De Forrest
melalui eksperimen siaran radionya telah menyiarkan kampanye pemilihan presiden Amerika Serikat tahun 1916, sehingga Ia dikenal sebagai pelopor radio
siaran.
I.5.3.1 Keunggulan dan Kelemahan Radio
Radio memiliki keunggulan sebagai media penyiaran. Adapun keunggulannya sebagai berikut: Brandt, 2001:4-13
Universitas Sumatera Utara
1.Langsung Radio adalah satu-satunya media yang memiliki kemampuan untuk
menyampaikan isikandungan programnya secara langsung ke hadapan pendengar. Begitu suara dipancarkan, telinga pendengar langsung menangkap dan
mencernanya. 2. Cepat
Radio juga memiliki kecepatan yang sulit ditandingi oleh media jenis lain. Suatu peristiwa yang terjadi di sebuah tempat, bisa dengan cepat disiarkan oleh
sebuah stasiun radio. 3. Menciptakan gambar dalam ruang imajinasi pendengar
Radio makes pictures. Radio menciptakan gambar. Inilah salah satu ungkapan paling terkenal mengenai radio. Tidak salah memang untuk mengatakan
bahwa hanya radiolah satu-satunya media komunikasi modern yang memiliki kemampuan istimewa dalam menciptakan “gambar” atau rekaan di ruang
imajinasi pendengarnya. Memang, radio memiliki kekuranglengkapannya dibandingkan televisi, yaitu dari aspek visualnya.
4. Tanpa Batas Radio praktis tidak memiliki batas, baik batas geografis maupun batas-
batas usia, ras, tingkat ekonomi-sosial-pendidikan ingat, orang buta huruf pun bisa menikmati radio. Hanya orang tuna rungu yang tidak bisa menikmati radio.
5. Tak banyak pernik Radio adalah media yang tak memerlukan banyak pernik, paling tidak jika
dibandingkan dengan televisi. Untuk meliput sebuah peristiwa, televisi memerlukan setidaknya dua orang kru, satu kamerawan dan seorang reporter.
Universitas Sumatera Utara
6. Murah Radio jelaslah media yang relatif murah, dibandingkan dengan televisi dan
bahkan media cetak. Murah dari segi investasi awal hanya butuh peralatan audio, transmitter atau pemancar, menara dan antene, maupun dari segi biaya produksi.
7. Bisa dinikmati sambil mengerjakan hal lain Radio bisa dinikmati sambil sang pendengar melakukan aktivitas lain,
entah itu membaca, menyetrika, memasak, menyusui anak, menyetir mobil, dan berbagai kegiatan lainnya. Keistimewaan ini tidak dimiliki media cetak dan
televisi. 8. Hangat dan dekat
Sampai saat ini, rasanya tidak ada media selain radio yang memiliki kemampuan untuk selalu hangat dan dekat dengan penikmatnya. Suratkabar jelas
tidak bisa berakrab-akrab dengan pembaca, karena yang hadir di hadapan pembaca adalah benda mati, berupa tumpukan kertas dan deretan huruf.
9. Mendidik Radio sangat efektif untuk dipakai sebagai media pendidikan. Apalagi jika
diingat jangkauan pendengarnya yang luas dan sebagian besar pendengar radio di Indonesia bermukim di wilayah-wilayah pinggiran yang mungkin belum memiliki
sarana pendidikan formal yang memadai. 5. Tempat mendengar musik
Radio adalah media yang paling andal untuk menikmati musik. Hampir tidak ada radio di dunia ini yang tidak menyiarkan musik sama sekali dalam
programya. Radio merupakan salah satu media yang memegang peran terpenting dalam perjalanan musik dunia.
Universitas Sumatera Utara
10. Memberi kejutan Radio mampu menyuguhkan kejutan-kejutan lewat program-programnya.
Program musik, misalnya, bisa membawa kejutan-kejutan ini, karena perndengar tidak tahu sebelumya musik apa yang disuguhkan oleh penyiar yang sedang
bertugas di studio pada saat itu. 11. Memberi manfaat bagi individu
Karena karakternya yang intim dan hangat, radio memiliki kemampuan untuk lekas diakrabi oleh pribadi-pribadi atau individu pendengarnya. Radio pun
kemudian menjadi tumpuan bagi pribadi-pribadi pendengarnya untuk mencari berbagai informasi yang dapat berharga bagi mereka.
12. Memberi manfaat bagi masyarakat Selain berfungsi sebagai media pribadi yang hangat dan intim, radio
tetaplah media yang menjangkau massa. Dengan demikian, radio juga memiliki potensi untuk menyumbang manfaat bagi masyarakat.
Selain memiliki keunggulan, radio sebagai media penyiaran juga memiliki kelemahan, yaitu: Brandt, 2001:13-16
1.Cepat hilang Radio adalah media yang sifatnya “selintas”. Apa yang disiarkan menit ini,
akan gampang dilupakan orang pada menit berkutnya. Penyebabnya jelas. Pertama, sebagaimana yang sudah dijelaskan di atas, pendengar radio biasanya
mendengarkan radio sambil mengerjakan kegiatan lain, sehingga konsentrasinya tidak penuh. Dan kedua, siaran yang sudah berlalu, tak bisa dirujuk kembali.
Karakter radio yang serba selintas ini sering diibaratkan sebagai “tulisan di atas pasir pantai”.
Universitas Sumatera Utara
2. Ruang yang relatif terbatas Radio adalah medium dengan ruangan yang relatif terbatas. Sebuah stasiun
radio swasta rata-rata mengudara selama 18 jam setiap hari. Jumlah jam siaran maksimal tentu saja hanya 24 jam, sebuah pembatas alamiah yang tak mungkin
lagi diakali oleh pengelola radio. 3. Beralur Liner
Kelemahan lainnya yang melekat pada karakter radio adalah sifatnya yang liner. Maksudnya adalah: program yang disiarkan oleh radio mengikuti perjalanan
waktu, di mana program B yang disiarkan pukul 10.00 WIB misalnya, muncul setelah program A yang disiarkan antara pukul 09.00-10.00 WIB. Ibarat urutan
abjad, pendengar radio hanya bisa mendengarkan program-program yang disuguhkan dengan mengikuti program urutan A sampai Z.
Lembaga penyiaran radio di Indonesia sesuai Undang-undang No. 32 tahun 2002 tentang penyiaran, terdiri atas lembaga penyiaran publik, lembaga
penyiaran komersial, lembaga penyiaran komunitas, dan lembaga penyiaran berlangganan.
a. Lembaga penyiaran Publik Lembaga penyiaran yang berbentuk badan hukum yang didirikan oleh
negara, bersifat independent, netral, tidak komersial, dan berfungsi memberikan pelayanan untuk kepentingan masyarakat.
b. Lembaga Penyiaran Komersial Lembaga penyiaran yang berbentuk badan hukum Indonesia, yang bidang
usahanya khusus menyelenggarakan siaran radio.
Universitas Sumatera Utara
c. Lembaga Penyiaran Komunitas Lembaga penyiaran yang berbentuk badan hukum Indonesia, didirikan
oleh komunitas tertentu, bersifat independen, dan tidak komersial, dengan daya pencar rendah, luas wilayah jangkauan terbatas, serta untuk melayani kepentingan
komunitasnya. d. Lembaga Penyiaran Berlangganan
Merupakan lembaga penyiaran berbentuk badan hukum Indonesia,yang bidang usahanya menyelenggarakan jasa penyiaran berlangganan melalui satelit,
melalui kabel dan melalui terrestrial Djuroto, 2007: 64-66.
I.5.4. Efek Komunikasi Massa
Efek komunikasi massa ini pada dasarnya memberikan penjelasan dimana terdapat efek tertentu akibat dari pesan yang disampaikan oleh media kepada
komunikannya http:digilib.petra.ac.id. Setiap aktivitas komunikasi akan menimbulkan pengaruh atau efek baik
terhadap individu maupun masyarakat, dan bertalian dengan pengetahuan, sikap dan perilaku. Bukan saja pada seseorang, melainkan juga pada orang banyak atau
masyarakat. Efek suatu komunikasi massa adalah berupa realitas kemasyarakatan yang pada dasarnya dimulai dari individu-individu yang jumlahnya tak terbatas.
Efek dari pesan yang disebarkan oleh komunikator melalui media massa timbul pada komunikan sebagai sasaran komunikasi. Oleh karena itu efek melekat pada
khalayak sebagai akibat dari perubahan psikologis. Efek dapat diklasifikasikan menjadi tiga teori yaitu:
Universitas Sumatera Utara
1. Efek kognitif yaitu berhubungan dengan pikiran atau penalaran, sehingga
khalayak yang semula tidak tahu yang tadinya tidak mengerti yang tadinya bingung menjadi merasa jelas.
2. Efek afektif yaitu berkaitan dengan perasaan. Akibat dari membaca surat
kabar atau majalah, mendengarkan radio, menonton acara televisi atau film bioskop dapat menimbulkan perasaan tertentu pada khalayak.
3. Efek konatif yaitu berkaitan dengan niat, tekad, upaya, usaha yang
cenderung menjadi suatu tindakan atau kegiatan. Efek konatif tidak langsung timbul sebagai akibat terpaan media massa, melainkan didahului
oleh efek kognitif dan afektif. Dengan kata lain timbulnya efek konatif setelah muncul efek kognitif dan afektif.
I.5.5. Minat
Mark 1976:69 berpendapat bahwa minat merupakan perubahan sikap yang dapat membuat seseorang merasa senang terhadap objek, situasi ataupun ide-
ide tertentu yang bisa diikuti oleh perasaan senang dan kecenderungan untuk mencari objek yang disenangi tersebut. Menurut A.W. Wijaya 1993:45 secara
teori minat mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
• Objek minat itu dapat merupakan suatu hal tertentu, tetapi dapat juga
merupakan kumpulan dari hal-hal tersebut. •
Minat tidak dibawa sejak lahir. •
Minat dapat berubah-ubah situasional atau temporal •
Minat tidak berdiri sendiri, senantiasa mengandung reaksi dengan stimulus maupun objek.
Universitas Sumatera Utara
I.5.6. Teori S-O-R
Dari uraian diatas maka teori yang mendekati permasalahan peneltian adalah Teori S-O-R Stimulus-Organism-Response. Teori ini mengemukakan
bahwa tingkah laku sosial dapat dimengerti mengenai suatu analisis dari stimulus yang diberikan dan dapat mempengaruhi reaksi yang spesifik dan didukung oleh
hukuman maupun penghargaan sesuai dengan reaksi yang terjadi. Dengan kata lain, menurut Effendy efek yang ditimbulkan sesuai dengan teori S-O-R yang
merupakan reaksi yang bersifat khsusus terhadap stimulus khusus, sehingga seorang dapat mengharapkan dan kesesuaian antara pesan dan reaksi komunikan
Effendy, 2007:254. Prinsip teori ini pada dasarnya merupakan suatu prinsip belajar yang
sederhana, dimana efek merupakan reaksi terhadap stimuli tertentu. Dengan demikian seseorang dapat mengharapkan atau memperkirakan suatu ikatan yang
erat antar pesan-pesan media dan reaksi audiens. Berdasarkan uraian diatas, maka proses komunikasi dalam teori S-O-R ini
digambarkan sebagai berikut.
Stimulus Response
Minat Dengar
Organism
• Perhatian
• Pengertian
• Penerimaan
Universitas Sumatera Utara
Gambar I.1 : Teori S-O-R Bagan tersebut menunjukkan bahwa minat dengar bergantung pada proses
yang terjadi pada individu. Stimulus ataupun pesan yang disampaikan kepada komunikan mungkin diterima atau ditolak. Komunikasi akan terus berlangsung
jika ada perhatian dari komunikan. Proses berikutnya adalah pengertian. Kemampuan komunikasi inilah yang melanjutkan ke proses berikutnya. Setelah
komunikan mengolahnya dan menerimanya maka terjadilah kesediaan untuk mengubah sikap.
Dikaitkan dengan program O Tano Batak di Radio Teladan FM terhadap minat dengar, gambar diatas menunjukkan bahwa:
a. Pesan Stimulus, stimulus atau pesan yang dimaksud disini adalah
program acara O Tano Batak di Radio Batak FM b.
Komunikan Organism, yang menjadi sasaran dalam penelitian ini adalah Ibu-ibu di Kelurahan Sei Sikambing D Kecamatan Medan Petisah.
c. Efek Response. Timbulnya Minat Dengar yang melalui tahap-tahap:
- Minat dengar Ibu-ibu di Kelurahan Sei Sikambing D Kecamatan
Medan Petisah terpenuhi setelah mendengarkan program acara O Tano Batak di Radio Teladan FM.
- Timbulnya perasaan suka ataupun minat yang mendorong komunikan
untuk mendengarkan program acara O Tano Batak di Radio Teladan FM.
- Tindakan komunikan yang diwujudkan dengan mendengarkan
program acara O Tano Batak di Radio Teladan FM.
Universitas Sumatera Utara
I.6. Kerangka Konsep
Konsep yakni istilah dan definisi yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak: kejadian, keadaan, kelompok atau individu yang menjadi pusat
perhatian ilmu sosial Singarimbun, 2006:33. Jadi kerangka konsep adalah landasan berfikir yang menjelaskan makna dan maksud teori yang dipakai atau
menjelaskan kata-kata yang mungkin masih abstrak pengertiannya di dalam teori tersebut. Agar konsep-konsep dapat diteliti secara empiris, maka harus
dioperasionalisasikan dengan mengubahnya menjadi variabel. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Variabel bebas X
Adalah sejuumlah gejala atau faktor atau unsur yang menentukan atau mempengaruhi munculnya gejala, faktor atau unsur yang lain Nawawi,
2001:56. Dalam penelitian ini yang ditetapkan menjadi variabel bebas yaitu program acara O Tano Batak di Radio Teladan FM.
2. Variabel terikat Y
Sejumlah gejala atau faktor atau unsur yang ada atau muncul dipengaruhi atau ditentukan adanya variabel bebas Nawawi, 2001:57. Dalam
penelitian ini yang ditetapkan menjadi variabel terikat yaitu Minat Dengar Ibu-ibu di Kelurahan Sei Sikambing D Kecamatan Medan Petisah..
3. Variabel antara Z
Adalah sejumlah gejala yang tidak dapat dikontrol akan tetapi dapat diperhitungkan pengaruhnya terhadap variabel bebas Nawawi, 2001:58.
Variabel yang berada diantara variabel bebas dan terikat tersebut. Dalam
Universitas Sumatera Utara
penelitian ini yang ditetapkan menjadi variabel antara yaitu Karakteristik Responden. Karakteristik Responden di sini adalah usia, pendidikan, suku.
1.7. Model Teoritis