Tabel 1. Distribusi frekuensi persentase karakteristik responden n= 65 Karakteristik
Frekuensi Persentase
Umur Responden
18 40 tahun 41 60 tahun
60 tahun -
45 20
- 69,2
30,8
Lama menderita DM
0 5 tahun 6 10 tahun
11 15 tahun 16 20 tahun
36 22
6 1
55,4 33,8
9,2 1,5
Jenis kelamin
Laki-laki Perempuan
35 30
53, 8 46,2
Pendidikan
SD SMP
SMA PT
4 15
37 9
6,2 23,1
56,9 13,8
Pekerjaan
PNS Wiraswasta
Buruh Lainnya
25 20
5 15
38,5 30,8
7,7 23,1
1.2. Ketajaman Penglihatan
Ketajaman penglihatan pasien DM di Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik diukur dengan menggunakan kartu Snellen. Hasil pengukuran ketajaman
penglihatan responden dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2. Hasil Pengukuran Visus pada Mata Pasien DM di Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik Medan.
Visus VOS
VOD VOA
Frekuensi Frekuensi
Frekuensi 20200
20160 20120
2080 2060
2050 2040
2030 2025
2020 2015
- -
7 13
9 17
15 4
- -
- -
- -
20,0 13,8
26,2 23,1
6,2 -
- -
- 2
4 12
20 10
9 8
- -
- -
3,1 6,2
18,5 30,8
15,4 13,8
12,3 -
- -
- -
1 7
7 10
16 19
5 -
- -
- 1,5
10,8 10,8
15,4 24,6
29,2 7,7
- -
Total 65
100 65
100 65
100
Keterangan : VOS : Visus Oculi Sinistra VOD : Visus Oculi Dextra
VOA : Visus Oculi All
Universitas Sumatera Utara
Data yang diperoleh menunjukkan bahwa mayoritas responden memiliki visus kedua mata pada jarak 2030, untuk visus mata kanan mayoritas responden
berada pada jarak 2060, sedangkan visus mata kiri sebagian besar responden berada pada jarak 2050. WHO Study Group on The Prevention of Blindness
mengklasifikasikan kelainan pada penglihatan dalam dua bagian besar yaitu buta dan penglihatan rendah. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan,
diperoleh bahwa sekitar 30,7 responden mengalami penglihatan rendah.
Tabel 3. Klasifikasi kelainan penglihatan pada pasien Diabetes Melitus di Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik Medan
Buta Penglihatan Rendah
Penglihatan Normal 20400
20400 2070 2070 2015
- -
20 30,7
45 69,3
2. Pembahasan
Berdasarkan hasil yang diperoleh, maka pembahasan yang dilakukan untuk menjawab pertanyaan penelitian tentang gambaran ketajaman penglihatan pasien
DM adalah sebagai berikut :
2.1. Karakteristik Demografi
Dari data yang diperoleh mayoritas umur responden berada pada rentang 41 60 tahun yaitu 45 orang 69,2. Menurut Ilmu Psikologi Perkembangan,
tahapan dalam rentang kehidupan untuk dewasa dibagi atas tiga yaitu dewasa muda 18 40 tahun, dewasa madya 40 60 tahun, dan dewasa lanjut
Universitas Sumatera Utara
60-meninggal. Berdasarkan pembagian di atas, dapat dilihat bahwa sebagian besar responden berada pada tahap perkembangan dewasa madya atau
pertengahan. Menurut Rahmadiliyani 2008, penderita yang beresiko tinggi mengalami
penyakit DM adalah penduduk yang berusia di atas 45 tahun. Dapat disimpulkan bahwa sebagian besar penderita Diabetes Melitus berada pada rentang usia
pertengahan atau lanjut. Hal ini disebabkan oleh toleransi terhadap glukosa yang akan menurun seiring dengan pertambahan usia Long, 1996.
Data yang diperoleh menunjukkan bahwa 36 orang 55,4 responden menderita DM selama 0 5 tahun. Lama menderita DM merupakan salah satu
faktor yang penting dalam memprediksi adanya kemungkinan komplikasi retinopati diabetik Gupta, 2008. Menurut Wilardjo 2001, pada umumnya
penderita DM tanpa pengelolaan yang baik akan mengalami komplikasi mikrovaskuler setelah 5 tahun. Sedangkan menurut Permana 2009, komplikasi
umumnya timbul pada semua penderita DM baik dalam derajat ringan maupun berat setelah penyakit berjalan 10-15 tahun.
Responden dengan jenis kelamin laki-laki memiliki jumlah yang lebih banyak dibandingkan dengan responden dengan jenis kelamin perempuan, yaitu
35 orang 53,8. Sedangkan menurut penelitian yang dilakukan oleh Rusdi 1999, jenis kelamin yang paling banyak menderita DM adalah perempuan
75. Demikian halnya menurut Ardjo 1999, bahwa sebagian besar penderita DM adalah perempuan oleh karena harapan hidup perempuan lebih tinggi jika
dibandingkan dengan laki-laki. Perbedaan hasil yang diperoleh peneliti
Universitas Sumatera Utara