3. Model Pembelajaran Learning Cycle 3E adalah salah satu model
pembelajaran berbasis konstruktivisme yang terdiri dari 3 fase yaitu 1 Fase eksplorasi exploration; 2 Fase pen-jelasan konsep explaination; 3 Fase
penerapan konsep elaboration. 4.
Indikator keterampilan mengelompokkan meliputi mampu menentukan perbedaan, membandingkan dan menentukan dasar penggolongan terhadap
suatu obyek. 5.
Penguasaan konsep reaksi reduksi oksidasi berupa nilai siswa pada materi reaksi reduksi-oksidasi yang diperoleh melalui pretest dan posttest.
6. Pembelajaran konvensional adalah pembelajaran yang selama ini diterapkan
di SMAN1 Gadingrejo.
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Efektivitas Pembelajaran
Efektivitas pembelajaran merupakan suatu ukuran yang berhubungan dengan ting- kat keberhasilan dari suatu proses pembelajaran. Menurut Nuraeni 2010, model
pembelajaran dikatakan efektif meningkatkan hasil belajar siswa apabila secara statistik hasil belajar siswa menunjukkan perbedaan yang signifikan antara pema-
haman awal dengan pemahaman setelah pembelajaran ditunjukkan dengan gain yang signifikan.
Kriteria keefektifan menurut Wicaksono 2008 mengacu pada: Model pembelajaran dikatakan efektif meningkatkan hasil belajar siswa
apabila secara statistik hasil belajar siswa menunjukkan perbedaan yang sig- nifikan antara pemahaman awal dengan pemahaman setelah pembelajaran
gain yang signifikan.
Efektivitas merujuk pada kemampuan untuk memiliki tujuan yang tepat atau mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Efektivitas juga berhubungan dengan
masalah bagaimana pencapaian tujuan atau hasil yang diperoleh, kegunaan atau manfaat dari hasil yang diperoleh, tingkat daya fungsi unsur atau komponen, serta
masalah tingkat kepuasaan penggunaclient.
Eggen dan Kauchak Warsita, 2008, menyatakan bahwa suatu pembelajaran akan efektif bila siswa secara aktif dilibatkan dalam pengorganisasian dan penemuan
informasi pengetahuan. Hasil pembelajaran tidak saja meningkatkan pengetahu- an, melainkan meningkatkan keterampilan berpikir. Dengan demikian dalam
pembelajaran perlu diperhatikan aktivitas siswa selama mengikuti proses pembe- lajaran. Semakin siswa aktif, pembelajaran akan semakin efektif. Minat juga
akan mempengaruhi proses belajar mengajar. Jika tidak berminat untuk mempe- lajari sesuatu maka tidak dapat diharapkan siswa akan belajar dengan baik dalam
mempelajari hal tersebut. Jika siswa belajar sesuatu dengan minatnya maka dapat diharapkan hasilnya akan lebih baik. Ada beberapa ciri pembelajaran efektif yang
dirumuskan oleh Eggen Kauchak Warsita, 2008 adalah: 1. Peserta didik menjadi pengkaji yang aktif terhadap lingkungannya melalui
mengobservasi, membandingkan, menemukan kesamaan-kesamaan dan perbedaan-perbedaan serta membentuk konsep dan generalisasi berdasar-
kan kesamaan-kesamaan yang ditemukan.
2. Guru menyediakan materi sebagai fokus berpikir dan berinteraksi dalam pelajaran.
3. Aktivitas-aktivitas peserta didik sepenuhnya didasarkan pada pengkajian. 4. Guru secara aktif terlibat dalam pemberian arahan dan tuntunan kepada
peserta didik dalam menganalisis informasi. 5. Orientasi pembelajaran penguasaan isi pelajaran dan pengembangan kete-
rampilan berpikir. 6. Guru menggunakan teknik pembelajaran yang bervariasi sesuai dengan
tujuan dan gaya pembelajaran guru.
B. Pembelajaran Konstruktivisme
Teori-teori baru dalam psikologi pendidikan di kelompokkan dalam teori pembe- lajaran konstruktivis Constructivist Theories Of Learning. Teori konstruktivis
ini menyatakan bahwa siswa harus menemukan sendiri dan mentransformasikan informasi kompleks, mengecek informasi baru dengan aturan-aturan lama dan
merevisinya apabila aturan-aturan itu tidak sesuai. Teori ini berkembang dari kerja Piaget, Vygotsky, teori-teori pemrosesan informasi, dan teori psikologi
kognitif yang lain, seperti teori Bruner . Nur Trianto, 2010.
Menurut Von Glasersfeld Sardiman, 2007 konstruktivisme merupakan salah satu aliran filsafat pengetahuan yang menekankan bahwa pengetahuan kita merupakan
hasil konstruksi bentukan kita sendiri. Pengetahuan bukanlah suatu imitasi dari kenyataan realitas. Von Glasersfeld menegaskan bahwa pengetahuan bukanlah
gambaran dari dunia kenyataan yang ada. Tetapi pengetahuan merupakan akibat dari suatu konstruksi kognitif dari kenyataan yang terjadi melalui kegiatan
seseorang.
Menurut Von Glaserfeld Pannen, dkk, 2001. Pengetahuan dibentuk oleh struktur penerimaan konsep seseorang sewaktu mengadakan interaksi dengan lingkungan-
nya.
Battencourt Suparno, 1997 memandang bahwa pengetahuan tidak dapat ditrans- fer begitu saja dari seseorang kepada yang lain, tetapi harus diinterpretasikan, di-
transformasikan, dan dikonstruksikan sendiri oleh masing-masing siswa. Tiap siswa harus mengkonstruksi pengetahuan sendiri. Pengetahuan bukan sesuatu
yang sudah jadi, melainkan suatu proses yang berkembang terus-menerus, sejalan dengan bertambahnya usia dan pengalaman belajar seseorang. Dalam proses itu
keaktifan seseorang yang ingin tahu sangat berperanan dalam perkembangan pe- ngetahuannya.
Prinsip-prinsip konstruktivisme menurut Suparno 1997, antara lain: 1pengetahuan dibangun oleh siswa secara aktif; 2 tekanan dalam proses
belajar terletak pada siswa; 3 mengajar adalah membantu siswa belajar; 4 tekanan dalam proses belajar lebih pada proses bukan pada hasil akhir; 5
kurikulum menekankan partisipasi siswa; dan 6 guru adalah fasilitator.