Faktor-Faktor Kinerja Organisasi Kinerja Organisasi

18 beberapa pegawai karena telah menyelesaikan tugasnya dengan baik dan memberikan kontribusi yang lebih bagi organisasi tersebut. Sementara itu promosi dapat diberikan oleh aparatur yang berkinerja baik, tekun, cerdas, berkualitas, lamanya bekerja juga bisa mempengaruhi aparatur tersebut untuk dipromosikan ke jabatan yang lebih tinggi. Berikut ini merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja organisasi dapat dikatakan berhasil atau tidak berhasil menurut Soesilo dalam Tangkilisan, yaitu sebagai berikut: 1. Struktur organisasi sebagai hubungan internal yang berkaitan dengan fungsi yang menjalankan aktivitas organisasi. 2. Kebijakan pengelolaan, berupa visi dan misi organisasi. 3. Sumber daya manusia, yang berkaitan dengan kualitas dengan kualitas karyawan untuk bekerja dan berkarya secara optimal. 4. Sistem informasi manajemen, yang berhubungan dengan pengelolaan data base untuk digunakan dalam mempertinggi kinerja organisasi. 5. Sarana dan prasarana yang dimiliki yang berhubungan dengan penggunaan teknologi bagi penyelenggaraan organisasi pada setiap aktivitas organisasi. Soesilo dalam Tangkilisan, 2007:180-181. Maksud dari pendapat Soesilo tersebut yaitu bahwa dalam suatu organisasi terdapat faktor-faktor yang berakibat pada baik atau buruknya kinerja suatu organisasi diantaranya struktur organisasi yang merupakan unsur penting di dalam tubuh suatu organisasi karena dengan struktur organisasi tersebut menggambarkan tugas pokok dan fungsi masing-masing departemen yang terdiri dari ketua sampai para bawahan yang ada dalam suatu organisasi. Begitu juga dengan kebijakan pengelolaan yang merupakan suatu idealisme berupa visi dan misi suatu organisasi yang mana visi merupakan arah tujuan, harapan, atau komitmen organisasi tersebut kedepannya yang diwujudkan kedalam misi-misi berupa 19 tindakan-tindakan nyata yang dilakukan oleh suatu organisasi dalam mencapai tujuannya. Tujuan tersebut tidak akan bisa tercapai apabila tidak ada sumber daya manusia yang mengolahnya, merancangnya, membuat program-programnya sehingga perlu peran serta manusia-manusia yang unggul dan kompeten dalam bidang organisasi tersebut bukan hanya segi kualitas yang dikedepankan tetapi kuantitas sumber daya yang ideal artinya tidak berlebihan tidak pula kekurangan akan sangat membantu kinerja organisasi yang baik. Faktor selanjutnya yaitu sistem manajemen yang berkaitan dengan database. Hal tersebut sangat penting karena data-data dapat diolah dengan mudah untuk itu dalam suatu organisasi modern biasanya ada tempat yang khusus menyimpan data-data elektronik dengan sistem digital bukan berbentuk data kertas atau dokumen-dokumen lagi supaya lebih praktis dan efisien. Faktor yang terakhir yaitu sarana dan prasarana yaitu berkaitan dengan infrastruktur yang digunakan dalam memperlancar kinerja suatu organisasi supaya tugas-tugas organisasi tersebut dapat berjalan dengan efektif dan efisien dari segi waktu, biaya dan tenaga. Seperti pengaplikasian e-Government di lembaga- lembaga pemerintahan yaitu penggunaan teknologi informasi seperti website dan email seharusnya disetiap instansi pemerintahan tersedia supaya komunikasi dapat dilakukan dengan cepat dan murah. Di bawah ini merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja organisasi dapat dikatakan berhasil atau tidak berhasil menurut Atmosoeprapto dalam Tangkilisan, yaitu sebagai berikut: 20 1. Faktor eksternal a. Faktor politik, yaitu hal yang berhubungan dengan keseimbangan kekuasaan negara yang berpengaruh pada keamanan dan ketertiban, yang akan mempengaruhi ketenangan organisasi untuk berkarya secara maksimal. b. Faktor ekonomi, yaitu tingkat perkembangan ekonomi yang berpengaruh pada tingkat pendapatan masyarakat sebagai daya beli untuk menggerakkan sektor-sektor lainnya sebagai suatu sistem ekonomi yang lebih besar. c. Faktor sosial, yaitu orientasi nilai yang berkembang di tengah masyarakat yang mempengaruhi pandangan mereka terhadap etos kerja yang dibutuhkan bagi peningkatan kinerja organisasi. 2. Faktor internal a. Tujuan organisasi, yaitu apa yang ingin dicapai dan apa yang ingin diproduksi oleh suatu organisasi. b. Struktur organisasi, sebagai hasil desain antara fungsi yang akan dijalankan oleh unit organisasi dengan struktur formal yang ada. c. Sumber daya manusia, yaitu kualitas pengelolaan anggota organisasi sebagai penggerak jalannya organisasi secara keseluruhan. d. Budaya organisasi, yaitu gaya dan identitas suatu organisasi dalam pola kerja yang baku dan menjadi citra organisasi yang bersangkutan. Atmosoeprapto dalam Tangkilisan, 2007:181-182. Sedangkan menurut Atmosoeprapto dibedakan dalam kategori eksternal dan internal. Faktor eksternal yaitu faktor yang ditimbulkan dari lingkungan luar organisasi tersebut seperti kondisi politik, sosial, ekonomi. Faktor internal yaitu faktor yang ditimbulkan dari lingkungan dalam organisasi tersebut berada seperti tujuan organisasi, struktur organisasi, sumber daya manusia, dan budaya organisasi. Menurut Tangkilisan faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja organisasi dapat berjalan dengan baik atau tidak, yaitu sebagai berikut: “1. Sumber Daya Manusia. 2. Struktur Organisasi. 3. Kepemimpinan.” Tangkilisan, 2007:183. 21 Sumber daya manusia merupakan faktor penting yang harus ada dalam suatu organisasi karena sumber daya manusia terdiri dari individu-individu yang berada dalam suatu organisasi untuk menjalankan misi-misi organisasi tersebut. Kemudian untuk menjalankan suatu misi dibutuhkan faktor berikutnya yaitu struktur organisasi. Struktur organisasi yaitu kerangka kerja yang sudah tersusun secara sistematis mulai dari atasan sampai ke tingkat bawahan semuanya itu sudah terkoordinasi dan jelas pembagian tugas serta departementalisasinya. Faktor terakhir yang menentukan keberhasilan suatu organisasi adalah kepemimpinan. Kepemimpinan merupakan cara mengarahkan sesuatu untuk mempengaruhi seseorang dalam hal mencapai tujuan dan hal tersebut harus memiliki power dan authority. Organisasi yang memiliki kinerja baik boleh dikatakan memiliki unsur kepemimpinan yang baik yang mampu memenej sumber daya manusia yang dibutuhkan untuk mengisi setiap departemen yang terdapat dalam suatu struktur organisasi yang telah ditetapkan. Setiap pekerjaan telah terkoordinasi sesuai kerangka pekerjaan yang ada pada suatu struktur organisasi. Kepemimpinan dalam suatu organisasi tidak terlepas dari unsur ketua atau pemimpin. Organisasi yang baik tentu sangat dipengaruhi oleh peran kepemimpinan dan pemimpin. Dimana seorang pemimpin yang baik adalah pemimpin yang mengetahui tugas-tugasnya serta tanggung jawabnya terhadap pekerjaan dan kewajiban yang diembannya dan juga pemimpin akan membawa kesuksesan bagi organisasi yang dipimpinnya apabila pemimpin itu tidak otoriter 22 dan mampu menampung aspirasi para bawahannya sebagai masukan-masukan yang positif bagi kemajuan organisasinya.

2.1.2 Pengertian KPU

KPU dapat dikatakan sebagai suatu organisasi karena dalam pelaksanaan tugas-tugasnya KPU berpedoman pada struktur organisasi yang memiliki fungsinya masing-masing di setiap departemen-departemen. Pengertian KPU menurut Jimmly Asshiddiqie dalam bukunya yang berjudul Perkembangan Dan Konsolidasi Lembaga Negara Pasca Reformasi, yaitu sebagai berikut: “Komisi Pemilihan Umum atau KPU tidak dapat disejajarkan kedudukannya dengan lembaga-lembaga tinggi negara lain yang kewenangannya ditentukan dan diberikan oleh UUD 1945. Bahkan nama komisi pemilihan umum itu sendiri tidaklah ditentukan oleh UUD 1945 melainkan oleh Undang-Undang tentang pemilu. Kedudukan KPU sebagai lembaga negara dapat dianggap sederajat dengan lembaga-lembaga negara lain yang dibentuk oleh atau dengan undang-undang.” Asshiddiqie, 2010:200-201. Maksud pendapat di atas yaitu bahwa kedudukan KPU tidak dapat disejajarkan dengan lembaga-lembaga tinggi negara seperti MPR, DPR, MA, MK, KY oleh karena KPU sebagai lembaga independen yang diatur oleh undang- undang sedangkan lembaga-lembaga tinggi negara lainnya diatur di dalam UUD 1945. Pengertian KPU menurut Undang-Undang No.15 Tahun 2011 Tentang Penyelenggara Pemilihan Umum , yaitu sebagai berikut: “Komisi Pemilihan Umum selanjutnya disingkat KPU adalah lembaga penyelenggara pemilihan umum yang bersifat nasional, tetap dan mandiri yang bertugas melaksanakan pemilihan umum. Komisi pemilihan umum provinsi selanjutnya disingkat KPU Provinsi adalah penyelenggara pemilu yang bertugas melaksanakan pemilu di provinsi. Komisi Pemilihan Umum 23 Kabupatenkota adalah penyelenggara pemilu yang bertugas melaksanakan pemilu di kabupatenkota.” Undang-Undang No.15 Tahun 2011 hal. 3. Maksud definisi diatas bahwa KPU dalam menjalankan tugas-tugasnya sebagai penyelenggara pemilu bersifat nasional artinya mencakup seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, tetap artinya menunjukkan KPU sebagai lembaga yang menjalankan tugas secara berkesinambungan meskipun dibatasi oleh masa jabatan tertentu. Mandiri artinya dalam menjalankan tugas-tugasnya KPU harus bebas dari intimidasi pihak manapun. Pengertian KPU menurut Gunawan A. Tauda dalam bukunya yang berjudul Komisi Negara Independen: Eksistensi Independent Agencies Sebagai Cabang Kekuasaan Baru Dalam Sistem Ketatanegaraan, yaitu sebagai berikut: “Kepemimpinan KPU bersifat kolektif kolegial jumlah anggota atau komisioner bersifat ganjil 7 orang dan keputusan diambil secara mayoritas suara. Hal ini tercermin dalam pasal 6 ayat 1 dan pasal 30, 31, 32, 33, 34, 35 dan 36 Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011” Tauda, 2012:103. Pendapat diatas bermakna bahwa dalam kepemimpinan KPU harus bersifat kekeluargaan supaya dalam mengeluarkan aspirasi nya bersifat adil tidak berat sebelah sehingga anggota KPU bersifat ganjil untuk menghindari keputusan yang kurang bijaksana.

2.1.3 Sosialisasi Politik

Sosialisasi politik merupakan proses suatu individu untuk memahami sistem politik. Ada dua hal yang sebaiknya dipahami betul mengenai sosialisasi politik. Pertama, sosialisasi politik berlangsung selama hidup seseorang. Kedua, 24 pengaruh sosialisasi politik bisa langsung seperti pendidikan politik dan bisa tidak langsung seperti faktor-faktor latar belakang kehidupan individu tersebut. Sosialisasi politik akan membentuk dan mewariskan kebudayaan politik suatu bangsa. Sosialisasi politik juga bisa memelihara kebudayaan politik suatu bangsa dalam bentuk pewarisan kebudayaan oleh suatu generasi kepada generasi berikutnya. Sosialisasi politik bisa merubah kebudayaan politik yaitu bisa sosialisasi itu menyebabkan penduduk atau sebagaian penduduk melihat atau mengalami kehidupan politik yang dijalankan dengan cara lain. Sosialisasi politik mempunyai tujuan menumbuh kembangkan serta menguatkan sikap politik dikalangan masyarakat penduduk secara umum menyeluruh, atau bagian-bagian dari penduduk, atau melatih rakyat untuk menjalankan peranan-peranan politik. Sosialisasi politik dapat disimpulkan yaitu proses pengenalan sistem politik pada seseorang, kelompok, atau masyarakat, serta respon yang mereka berikan terhadap gejala-gejala politik yang ada dan mereka hadapi. Lebih sederhana lagi, sosialisasi politik dapat diartikan sebagai proses pembentukan sikap dan orientasi anggota masyarakat yang dihasilkan dari sosialisasi politik ini pada akhirnya memberikan pengaruh kuat terhadap tingkat partisipasi politik, rekruitmen politik, dan komunikasi politik seseorang atau kelompok masyarakat dalam segala aktivitas kehidupannya.

Dokumen yang terkait

Kinerja Komisi Pemilihan Umum (KPU) Dalam Proses Verifikasi Calon Anggota DPRD Provinsi Sumatera Utara Pada Pemilu Legislatif Tahun 2014(Studi Kasus : KPU Sumatera Utara)

2 84 93

Kebijakan Partai Politik Pada Pemilihan Kepala Daerah Langsung (Studi Kasus: Kebijakan Partai Demokrat Dalam Penetapan Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Sumut Periode 2013-2018)

0 51 95

Perbandingan Partisipasi Politik Masyarakat Dalam Pemilihan Umum Kepala Daerah Kota Medan Putaran I Dan II Tahun 2010 Di Kecamatan Medan Denai

1 37 82

Peranan Komisi Independen Pemilihan (KIP) Dalam Penyelenggaraan Pemilihan Kepala Daerah Dalam Lingkungan Wilayah Propinsi Aceh (Studi Kasus Pemilihan Kepala Daerah Kabupaten Aceh Tenggara Periode 2007-2012)

2 58 135

Etnisitas Dan Pilihan Kepala Daerah (Suatu Studi Penelitian Kemenangan Pasangan Kasmin Simanjuntak dan Liberty Pasaribu di Kecamatan Balige, Kabupaten Toba Samosir)

3 45 67

Perilaku Memilih Birokrat Dalam Pemilihan Umum Kepala Daerah Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2010

1 48 200

Peranan Komisi Pemilihan Umum dalam Penyelenggaraan Pemilihan Kepala Daerah Untuk Meningkatkan artisipasi Politik Masyarakat (Studi pada Kantor Komisi Pemilihan umum Tapanuli Utara)

16 168 113

Model Pemrograman Kuadratik Dalam Pembagian Daerah Pemilihan Umum .

2 32 59

ANALISIS KINERJA KOMISI PEMILIHAN UMUM (KPU) KOTA YOGYAKARTA DALAM PEMILUKADA TAHUN 2011

0 4 160

Aplikasi Penerapan Teknologi E -Voting Pemilihan Umum Pada Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Banyuasin Provinsi Sumatera Selatan

0 0 13