Perumusan Masalah Manfaat Penelitian

dilakukan oleh pemijat bayi tardisional dalam pemijatan bayi di Kecamatan Medan Area. 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perilaku pijat bayi yang dilakukan pemijat bayi tradisional di Kecamatan Medan Area Tahun 2014.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui teknik atau cara–cara yang dilakukan pemijat bayi tradisional dalam memijat bayi. 2. Untuk mengetahui bahan-bahan yang digunakan dalam pemijatan pada bayi. 3. Untuk mengetahui tujuan pemijatan bayi meliputi pengobatan, pencegahan atau refleksi pada bayi. 4. Untuk mengetahui praktek yang dilakukan pemijat bayi tradisional untuk peningkatan kesehatan bayi. 5. Untuk mengetahui faktor-faktor yang melatar belakangi pemijat bayi dalam melakukan pijat bayi tradisional.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Untuk memberikan informasi tentang pijat bayi oleh pemijat bayi tradisional dalam hal pijat bayi di Kecamatan Medan Area Tahun 2014. 2. Sebagai bahan masukan untuk Puskesmas Medan Area untuk melakukan berbagai kegiatan mengenai pemberian informasi untuk pijat bayi di Kecamatan Medan Area tahun 2014. 3. Sebagai bahan masukan untuk Kecamatan Medan Area untuk dapat membuatkan aktifitas atau komunitas bagi para pemijat bayi sehingga dapat mempermudah pengembangan pemberdayaan masyarakat. 4. Hasil penelitian ini juga di harapkan dapat bermanfaat untuk di jadikan referensi oleh berbagai pihak untuk melanjutkan penelitian ini. 5. Peneliti dapat mengaplikasikan ilmu yang telah di dapat di bangku perkuliahan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2. 1 Perilaku Kesehatan

Dari segi biologis, perilaku adalah salah satu kegiatan atau aktivitas organisme makhluk hidup yang bersangkutan. Oleh sebab itu, dari sudut pandang biologis semua makhluk hidup mulai dari tumbuh-tumbuhan, binatang sampai dengan manusia itu berprilaku, karena mereka mempunyai aktivitas masing-masing. Sehingga yang dimaksud dengan perilaku manusia, pada hakikatnya adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang mempunyai bentangan yang sangat luas antara lain : berjalan, berbicara, menangis, tertawa, bekerja, kuliah, menulis, membaca, dan sebagainya. Dari uraian ini dapat di simpulkan bahwa yang dimaksud perilaku manusia adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang dapat diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar. Skinner 1938 seorang alhi psikologi, merumuskan bahwa perilaku merupakan respons atau reaksi seseorang terhadap stimulus rangsangan dari luar. Oleh karena perilaku ini terjadi melalui proses adanya stimulus terhadap organisme, dan kemudian organisme tersebut merespons, maka teori skinner ini di sebut “S-O-R” atau stimulus-organisme-respons. Skinner membedakan adanya dua respons. 1. Respondent respons atau reflexive, yakni respons yang di timbulkan oleh rangsangan- rangsangan stimulus tertentu. Stimulus semacam ini disebut eliciting stimulation karena menimbulkn respons-respons yang relative tetap, Misalnya : makanan yang lezat menimbulkan keinginan untuk makan, cahaya terang menyebabkan mata tertutup, dan sebagainya. Responden respons ini juga mencakup perilaku emosional, misalnya mendengar berita musibah menjadi sedih atau menagis, lulus ujian meluapkan kegembiraannya dengan mengadakan pesta dan sebagainya. 2. Operant respons atau instrumental respons, yakni repons yang timbul dan berkembang kemudin diikuti oleh stimulus atau perangsang tertentu. Perangsang ini disebut reinforcing stimulation atau reinforce, karena memperkuat respons. Misalnya apabila seseorang petugas kesehatn melaksanakan tugasnya dengan baik respons terhadap uraian tugasnya atau job skripsi kemudian memperoleh penghargaan dari atasannya stimulus baru, maka petugas kesehatan tersebut akan lebih baik lagi dalam melaksanakan tugasnya. Dilihat dari bentuk respons terhadap stimulus ini, maka perilaku dapat dibedakan menjadi dua. 1. Perilaku Tertutup Covert Behavior Respons seseorang terhadap stimulus dalam bentuk terselubung atau tertutup covert. Respons atau reaksi terhadap stimulus ini masih terbatas pada perhatian, persepsi, pengetahuankesadaran, dan sikap yang terjadi pada orang yang menerima stimulus tersebut, dan belum dapat diamati secarajelas oleh orang lain. Oleh sebab itu disebut covert behavior atau unobservable behavior, misalnya : seorang ibu hamil tahu pentingnya periksa kehamilan, seorang pemuda tahu bahwa HIVAIDS dapat menular melalui hubungan seks, dan sebagainya. 2. Perilaku Terbuka Overt Behavior Respons seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau terbuka. Repons terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam bentuk tindakan atau praktek practice yang dengan mudah dapat diamati atau dilihat oleh orang lain. Oleh sebab itu di sebut overt behavior, tindakan nyata atau praktek practice misal, seorang ibu memeriksakan