7
Ruth S. P. | 110406057 Perancangan Stasiun Mixed-Use di
Kawasan Transit
Oriented Perancangan Stasiun Mixed-Use di Kawasan
Transit Oriented Development TOD Binjai
mudah dijangkau oleh pejalan kaki. Adapun fasilitas yang terdapat diwialayah ini adalah stasiun kereta api, halte, dan shopping mall.
2.1. Sejarah Kereta Api Indonesia
Sejarah perkeretaapian di Indonesia diawali dengan pencangkulan pertama pembangunan jalan kereta api di desa Kemijen, Jumat tanggal 17 Juni 1864, oleh
Gubernur Jenderal Hindia Belanda, Mr. L.A.J Baron Sloet van den Beele. Pembangunan diprakarsai oleh Naamlooze Venootschap Nederlandsch Indische
Spoorweg Maatschappij NV. NISM yang dipimpin oleh Ir. J.P de Bordes dari Kemijen menuju desa Tanggung 26 Km dengan lebar sepur 1435 mm. Ruas
jalan ini dibuka untuk angkutan umum pada hari Sabtu, 10 Agustus 1867.
Keberhasilan swasta, NV. NISM membangun jalan KA antara Kemijen- Tanggung, yang kemudian pada tanggal 10 Februari 1870 dapat menghubungkan
kota Semarang - Surakarta 110 Km, akhirnya mendorong minat investor untuk membangun jalan KA di daerah lainnya. Tidak mengherankan, kalau
pertumbuhan panjang jalan rel antara 1864 - 1900 tumbuh dengan pesat. Kalau tahun 1867 baru 25 km, tahun 1870 menjadi 110 km, tahun 1880 mencapai 405
km, tahun 1890 menjadi 1.427 km dan pada tahun 1900 menjadi 3.338 km.
2.3. Pengertian Stasiun Kereta Api
2.3.1. Pengertian Stasiun Kereta Api
1 Kereta Api Commuter Rail
Commuter rail atau kereta api berskala regional adalah moda pengangkutan umum dengan menggunakan pelayanan rel yang melayani perpindahan dari pusat
kota dengan daerah sub urban dan kota-kota komuter lainnya. Seperti namanya kereta ini dipergunakan untuk mengangkut para penglaju atau commuter dari
daerah-daerah tersebut setiap harinya. Kereta ini beroperasi dengan jadwal yang
Universitas Sumatera Utara
8
Ruth S. P. | 110406057 Perancangan Stasiun Mixed-Use di
Kawasan Transit
Oriented Perancangan Stasiun Mixed-Use di Kawasan
Transit Oriented Development TOD Binjai
sudah ditentukan, dengan laju rata-rata mulai dari 50 sampai 200 kmjam 35 –
125 mph. Perkembangan kereta api jenis ini tengah populer saat ini, seiring dengan terus
meningkatnya jumlah penduduk dan keterbatasan pemakaian bahan bakar, dan isu-isu permasalahan lingkungan lainnya, serta meningkatnya angka kepemilikan
mobil yang akhirnya meningkatkan kebutuhkan area parkir. Dibandingkan dengan rapid transit subway, kereta ini memiliki frekuensi yang
lebih rendah, lebih kepada mengikuti jadwal dari pada interval. Kereta ini melayani area yang lebih berkepadatan rendah, dan sering berbagi jalur dengan
kereta antarkota atau kereta barang. Terkadang dalam kondisi tertentu beberapa kereta melayani saat jam-jam sibuk. Kereta ini memiliki gerbong dengan satu
level dan dua level, dan ditujukan agar semua penumpang mendapatkan tempat duduk. Biasanya kereta ini memiliki jangkauan antara 15 sampai 200 km 10
sampai 125 mil
1
. Dari tabel 2.1 dibawah ini dapat dilihat spesifikasi fisik commuter rail.
Infrastruktur Ukuran
Panjang kereta 20 sampai 26 meter
Lebar kereta 3,05 sampai 3,2 meter
Tinggi kereta single-level 4 meter
Tinggi kereta double-level 5 meter
Jumlah penumpang single-level Lebih dari 128 kursi
Jumlah penumpang double-level Lebih dari 175 kursi
Kapasitas berdiri 360 orang
Jumlah gerbong dalam kereta 1 sampai 12 gerbong
Laju kecepatan maksimal 80 mph 130 kmjam
Kecepatan rata-rata 18-50 mph 30-75 kmjam
Maksimum kurva rel : Jalur utama
Radius 174 meter Jalur stasiun
Radius 91 meter Maksimum Kenaikan Rel :
Jalur utama Kenaikan 3
Universitas Sumatera Utara
9
Ruth S. P. | 110406057 Perancangan Stasiun Mixed-Use di
Kawasan Transit
Oriented Perancangan Stasiun Mixed-Use di Kawasan
Transit Oriented Development TOD Binjai
Jalur utama tergabung Kenaikan 1
Jalur dengan kebutuhan maksimal Kenaikan 2 Jarak senggang sepur
1,435 meter Minimum lebar selubung
4 sampai 4,75 meter Minimum tinggi selubung
5,4 meter Minimum tinggi selbung kereta barang 6,7 sampai
Tabel 2.1 Karaktersitik Commuter Rail Berdasarkan jenis penggeraknya kereta ini dibagi atas dua macam, yaitu: 1.
Penggerak dengan menggunakan motor tenaga diesel, dan 2. Berpenggerak tenaga listrik. Sedangkan berdasarkan jumlah kapasitas penumpang, kereta ini
juga dibagi atas dua kategori, yakni: 1. Single level cars, dan 2.Bi-level cars, seperti yang terlihat pada Gambar 2.5 dibawah ini:
Berdasarkan jenis penggeraknya kereta ini dibagi atas dua macam, yaitu: 1. Penggerak dengan menggunakan motor tenaga diesel, dan 2. Berpenggerak
tenaga listrik. Sedangkan berdasarkan jumlah kapasitas penumpang, kereta ini juga dibagi atas dua kategori, yakni: 1. Single level cars, dan 2.Bi-level cars,
seperti yang terlihat pada Gambar 2.5 dibawah ini:
Gambar 2. 1. Single level cars dan Bi-level cars
sumber : Ansaldobreda dari McGraw-Hill 2004
Universitas Sumatera Utara
10
Ruth S. P. | 110406057 Perancangan Stasiun Mixed-Use di
Kawasan Transit
Oriented Perancangan Stasiun Mixed-Use di Kawasan
Transit Oriented Development TOD Binjai
2 Stasiun Kereta Api Commuter Rail Station
Stasiun merupakan bagian dari perkeretaapian yang memiliki peran penting dalam memberikan pelayanan kepada para pengguna jasa kereta api.
Beberapa pengertian mengenai stasiun: a.
Stasiun adalah tempat untuk menaikan dan menurunkan penumpang, dimana penumpang dapat membeli karcis, menunggu kereta dan
mengurus bagasinya. Di stasiun itu juga diadakan kesempatan untuk mengirim dan menerima barang kiriman, serta kesempatan untuk
bersimpangan atau bersusulan dua kereta api atau lebih
1
. b.
Stasiun adalah tempat akhir dan awal perjalanan kereta api, bukan merupakan tujuan atau awal perjalanan yang sebenarnya. Dari stasiun
masih dibutuhkan moda angkutan lain untuk sampai ke tujuan akhir
2
.
Stasiun sendiri menurut Imam Subarkah 1981, memiliki jenisnya masing- masing, dengan rincian sebagai berikut:
a. Menurut bentuknya
1. Stasiun siku-siku, letak
gedung stasiun adalah siku-siku dengan letak sepur-sepur yang berakhiran di stasiun tersebut.
Gambar 2. 2. Stasiun siku-siku
sumber : Jalan Kereta Api, Imam Subarkah, 1981.
2. Stasiun paralel, gedungnya sejajar dengan sepur-sepur dan merupakan
stasiun pertemuan.
Gambar 2. 3. Stasiun paralel.
Universitas Sumatera Utara
11
Ruth S. P. | 110406057 Perancangan Stasiun Mixed-Use di
Kawasan Transit
Oriented Perancangan Stasiun Mixed-Use di Kawasan
Transit Oriented Development TOD Binjai
sumber : Jalan Kereta Api, Imam Subarkah, 1981.
3. Stasiun pulau, posisi stasiun sejajar dengan sepur-sepur tetapi letaknya
di tengah-tengah antara sepur.
Gambar 2. 4. Stasiun pulau.
sumber : Jalan Kereta Api, Imam Subarkah,
1981.
4. Stasiun semenanjung, letak gedung stasiun pada sudut dua sepur yang
bergandengan.
Gambar 2. 5. Stasiun memanjang.
sumber : Jalan Kereta Api, Imam Subarkah,
1981.
b. Menurut jangakauan pelayanan
1. Stasiun jarak dekat Commuter Station
2. Stasiun jarak datang Medium Distance Station
3. Stasiun jarak jauh Long Distance Station
c. Menurut letak
1. Stasiun akhiran, stasiun tempat kereta api mengakhiri perjalanan.
2. Stasiun antara, stasiun yang terletak pada jalan terusan.
3. Stasiun pertemuan, stasiun yang menghubungkan tiga jurusan.
4. Stasiun silang, stasiun terdapat pada dua jalur terusan.
d. Menurut ukuran
Universitas Sumatera Utara
12
Ruth S. P. | 110406057 Perancangan Stasiun Mixed-Use di
Kawasan Transit
Oriented Perancangan Stasiun Mixed-Use di Kawasan
Transit Oriented Development TOD Binjai
1. Stasiun kecil, disini biasanya kereta api ekspress tidak berhenti, hanya
ada dua atau tiga rel kereta api.
Gambar 2. 6. Stasiun semenanjung.
sumber : Jalan Kereta Api,
Imam Subarkah, 1981.
2. Stasiun sedang, disinggahi kereta api ekspress, terdapat gudang barang
dan melayani penumpang jarak jauh.
Gambar 2. 7. Stasiun sedang.
sumber : Jalan Kereta Api, Imam
Subarkah, 1981.
3. Stasiun besar, melayani pemberangkatan dan pemberhentian kereta
yang banyak dari berbagai jenis perjalanan, fasilitasnya besar dengan system pengaturan yang sangat kompleks.
Gambar 2. 8. Stasiun besar.
sumber : Jalan Kereta Api,
Imam Subarkah, 1981.
Universitas Sumatera Utara
13
Ruth S. P. | 110406057 Perancangan Stasiun Mixed-Use di
Kawasan Transit
Oriented Perancangan Stasiun Mixed-Use di Kawasan
Transit Oriented Development TOD Binjai
e. Menurut posisinya
1. Ground level station,bangunan stasiun yang letaknya sejajar dengan
platformperon diatas tanah.
Gambar 2. 9. Ground Level Station.
sumber : Jalan Kereta Api, Imam
Subarkah, 1981.
2. Over track station,letak bangunan stasiunnya diatas platformperon.
Gambar 2. 10. Over Track Station
sumber : Jalan Kereta Api, Imam
Subarkah, 1981.
3. Under track station, letak bangunan stasiunnya di bawah peron.
Gambar 2. 11. Under Track Station.
sumber : Jalan Kereta Api, Imam
Subarkah, 1981.
Universitas Sumatera Utara
14
Ruth S. P. | 110406057 Perancangan Stasiun Mixed-Use di
Kawasan Transit
Oriented Perancangan Stasiun Mixed-Use di Kawasan
Transit Oriented Development TOD Binjai
Sedangkan menurut PT. Kereta Api, stasiun digolongkandiklasifikasikan dalam beberapa yang diputuskan oleh PT. Kereta Api Indonesia dengan
mempertimbangkan nilai bobot stasiun. Penilaian bobot stasiun menggunakan rumus Point Method yang terdiri dari 10 faktor
penilaianklasifikasi, yaitu : 1.
Jumlah personil. 2.
Jumlah kereta api yang dilayani. 3.
Jumlah kereta api yang berhenti. 4.
Jumlah kereta api yang dialngsir. 5.
Daerah tingkat kedudukan stasiun. 6.
UPT lain disekitarnya. 7.
Potensi angkutan. 8.
Volume penumpang. 9.
Volume barang. 10.
Pendapatan stasiun. Dengan menggunakan Point Methode di atas, stasiun kereta api
dikelompokkan menjadi 4 kelas stasiun, yaitu : 1.
Stasiun kelas besar 2.
Stasiun kelas 1 3.
Stasiun kelas 2 4.
Stasiun kelas 3 Perubahan kelas suatu stasiun diputuskan oleh Dirut PT. Kereta Api
Indonesia dengan memperhatikan penilaian di atas dan juga memperhatikan usulan-usulann yang disampaikan oleh pengelola stasiun
serta wilayah dimana stasiun itu berada.
Universitas Sumatera Utara
15
Ruth S. P. | 110406057 Perancangan Stasiun Mixed-Use di
Kawasan Transit
Oriented Perancangan Stasiun Mixed-Use di Kawasan
Transit Oriented Development TOD Binjai
2.3.2. Sejarah Kereta Api Kota Binjai