Sistem Pendaftaran Merek Permohonan Pendaftaran Merek

1. Fungsi pembeda yakni membedakan produk satu perusahaan dengan produk perusahaan lainnya. 2. Fungsi jaminan reputasi yakni selain sebagai tanda asal usul produk, juga secara pribadi menghubungkan reputasi produk bermerek tersebut dengan produsennya, sekaligus memberi jaminan kualitas akan produk tersebut. 3. Fungsi promosi yakni merek juga digunakan sebagai sarana memperkenalkan produk baru dan mempertahankan reputasi produk lama yang diperdagangkan sekaligus untuk menguasai pasar. 4. Fungsi rangsangan investasi dan pertumbuhan industri yakni merek dapat menunjang pertumbuhan industri melalui penanaman modal baik asing maupun dalam negeri dalam menghadapi mekanisme perdagangan pasar bebas.

2.2.2.4 Sistem Pendaftaran Merek

Menurut Suryodiningrat di seluruh dunia,terdapat empat macam sistem pendaftaran merek : 1. Pendaftaran Tanpa Pemeriksaan Merek Terlebih Dahulu. Menurut sistem ini, merek yang dimohonkan pendaftarannya segera didaftarkan asal syarat-syarat permohonannya telah dipenuhi,antara lain pembayaran biaya permohonan,pemeriksaan dan pendaftaran. 2. Pendaftaran dengan Pemeriksaan Merek Terlebih Dahulu. Menurut sistem ini dilakukan pemeriksaan sebelum mendaftarkan suatu merek dalam daftar umum kantornya. Merek yang didaftarkan terlebih dahulu diumumkan dalam trade journal atau kantor pendaftaran merek untuk jangka waktu tertentu Tujuannya adalah memberikan kesempatan bagi pihak ketiga yang ingin mengajukan keberatan. Apabila dalam jangka waktu yang diberikan tidak ada keberatan,pendaftaran menit dikabulkan. 3. Pendaftaran dengan Pengumuman Sementara 4. Pendaftaran dengan Pemberitaan Terlebih Dahulu tentang Adanya Merek Lain Terdaftar yang Ada Persamaannya. Secara garis besar ada 2 jenis sistem pendaftaran merek yaitu Sudaryat,2010:67-69: 1. Stelsel deklaratif mengandung pengertian bahwa pendaftaran itu bukanlah menerbitkan hak, melainkan hanya memberikan dugaan, sangkaan hukum rechtsvermoeden atau presumption iuris bahwa pihak yang terdaftar adalah pihak yang berhak atas merek tersebut dan sebagai pemakai pertama merek yang didaftarkan. Stelsel deklaratif dianggap kurang memberikan kepastian hukum. Bukannya pendaftar pertama yang mendapatkan perlindungan hukum tetapi pemakai pertama atau dikenal dengan istilah first to use. 2. Stelsel Konstitutif memiliki pengertian bahwa yang melakukan pendaftaran merek pertama kalinya yang merupakan pemilik hak atas merek tersebut atau dikenal juga dengan sistem presumption of ownership. Jadi pendaftaran yang menciptakan merek tersebut. Sistem inilah yang digunakan di Indonesia

2.2.2.5 Permohonan Pendaftaran Merek

Dalam permohonan pendaftaran merek di Indonesia dapat menggunakan dua macam seperti yang disebutkan di dalam Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001 tentang Merek yaitu permohonan dengan cara biasa atau bersifat umum dan permohonan dengan hak prioritas. Permohonan pendaftaran dengan cara biasa dilakukan karena merek yang dimohon pendaftarnya belum pernah didaftarkan sama sekali. Sedangkan permohonan pendaftaran dengan hak prioritas dilakukan karena merek yang didaftarkan di Indonesia sudah pernah didaftarkan di negara lain. Permohonan dengan cara biasa memiliki syarat dan tata cara permohonan merek harus mengikuti urutan sebagai berikut Nurachmad,2012:57-59 : 1. Permohonan diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia kepada Diektorat Jenderal KI dengan mencantumkan : a. Tanggal,bulan dan tahun; b. Nama lengkap,kewarganegaraan dan alamat pemohon ; c. Nama lengkap dan alamat kuasa apabila permohonan diajukan melalui kuasa d. Warna-warna apabila merek yang dimohonkan pendaftarannya menggunakan unsur-unsur warna ;serta e. Nama negara dan tanggal permintaan merek yang pertama kali dalam hal permohonan diajukan dengan hak prioritas. 2. Permohonan ditandatangani pemohon atau kuasanya. 3. Pemohon dapat terdiri dari satu orang atau beberapa orang secara bersama atau badan hukum 4. Permohonan dilampiri dengan bukti pembayaran biaya 5. Apabila permohonan diajukan oleh lebih dari satu pemohon yang secara bersama-sama berhak atas merek tersebut,maka : a. Semua nama pemohon dicantuman dengan memilih salah satu alamat sebagaimana alamat mereka, dan b. Permohonan tersebut ditandatangani oleh salah satu dari pemohon yang berhak atas merek tersebut dengan melampirkan persetujuan tertulis dari pemohon yang mewakilkan. 6. Jika permohonan diajukan melalui kuasanya maka surat kuasa ditandatangani oleh semua pihak yang berhak atas merek tersebut. Kuasanya adalah Konsultan Kekayaan Intelektual. Sedangkan permohonan dengan menggunakan hak prioritas. Hak Prioritas adalah hak untuk mengajukan permohonan yang berasal dari negara yang tergabung dalam Paris Convention For the Proctetion of Industrial Property atau Agreement Establishing the World Trade Organization untuk memperoleh pengakuan bahwa tanggal penerimaan filing date di negara asal merupakan tanggal prioritas priority date di negara tujuan yang juga anggota salah satu dari kedua perjanjian tersebut Margono,2011:81. Permohonan ini harus diajukan paling lama 6 bulan dihitung setelah tanggal penerimaan permohonan pendaftaran merek yang pertama kali di negara organisasi tersebut. Permohonan ini harus dilengkapi dengan surat tanda penerimaan permohonan pendaftaran merek yang pertama kali dan sudah disalin ke bahasa Indonesia. Apabila dalam waktu 3 bulan pemohon tidak melampirkan surat tanda penerimaan tersebut maka permohonan akan tetap diproses tanpa menggunakan hak prioritas.

2.2.2.6 Merek yang Tidak Dapat Didaftarkan dan yang Ditolak.

Dokumen yang terkait

Akibat Hukum Pemakaian Merek Yang Memiliki Persamaan Pada Pokoknya Ditinjau Dari Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001 tentang Merek

1 12 81

Akibat Hukum Pemakaian Merek Yang Memiliki Persamaan Pada Pokoknya Ditinjau Dari Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001 tentang Merek

0 0 8

Akibat Hukum Pemakaian Merek Yang Memiliki Persamaan Pada Pokoknya Ditinjau Dari Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001 tentang Merek

0 0 1

Akibat Hukum Pemakaian Merek Yang Memiliki Persamaan Pada Pokoknya Ditinjau Dari Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001 tentang Merek

0 0 9

Akibat Hukum Pemakaian Merek Yang Memiliki Persamaan Pada Pokoknya Ditinjau Dari Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001 tentang Merek

0 0 19

Akibat Hukum Pemakaian Merek Yang Memiliki Persamaan Pada Pokoknya Ditinjau Dari Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001 tentang Merek

0 0 1

Analisis Yuridis Konsistensi Putusan Mahkamah Agung Dalam Kasus Merek Yang Mengandung Unsur Persamaan Pada Pokoknya (Putusan Pengadilan 2011-2012)

0 1 14

Analisis Yuridis Konsistensi Putusan Mahkamah Agung Dalam Kasus Merek Yang Mengandung Unsur Persamaan Pada Pokoknya (Putusan Pengadilan 2011-2012)

0 0 2

Analisis Yuridis Konsistensi Putusan Mahkamah Agung Dalam Kasus Merek Yang Mengandung Unsur Persamaan Pada Pokoknya (Putusan Pengadilan 2011-2012)

0 1 28

PEMBATALAN HAK MEREK KARENA ADANYA PERSAMAAN PADA POKOKNYA DAN PERSAMAAN DENGAN MEREK TERKENAL Oleh: Anggo Doyoharjo dan Puspaningrum Dosen Fakultas Hukum UNISRI ABSTRAK - PEMBATALAN HAK MEREK KARENA ADANYA PERSAMAAN PADA POKOKNYA DAN PERSAMAAN DENGAN MER

1 1 14