poliklinik set, poli gigi set, incubator bayi, stetoskop, tensimeter, dopler, thermometer scan duo, timbangan berdiri, timbangan bayi,dll.
4.2.3.2 Penanganan penyakit
Hasil penelitian mengenai penanganan penyakit di puskesmas, diperoleh informasi bahwa puskesmas belum dapat menangani 155 penyakit seperti yang
sudah ditetapkan oleh Konsil Kedokteran Indonesia, salah satu penyebabnya adalah kurangnya ketersediaan alat. Berikut ini kutipan informan :
” eehhmm,,, gimana kita dapat menangani 155 penyakit kalo alat kita kurang lengkap,,??? Lagipula tenaga dokter masih kurang… karena itu
angka rujukan kita masih relative tinggi, seperti misalnya banyak ibu hamil yang dirujuk hanya untuk USG di rumah sakit, coba kalau ada alat
USG kita maka ibu hamil yang mau periksa janinnya gak perlu dirujuk lagi dong,, iya kannn….” Informan 1
Kutipan tersebut diatas berbeda dengan kutipan informan berikut ini : “Puskesmas kami adalah binaan program EMAS maka alat kami lebih
dilengkapi dan sudah diatur di troley alat yang standard supaya lebih mudah digunakan. Namun alat yang di UGD belum selengkap di ruang
persalinan, saya berharap Alkes di IGD ini semakin dilengkapi. Angka rujukan pasien kami terbilang rendah daan tidak pernah melebihi yang
sudah ditetaapkaan oleh BPJS,pasien tidak pernah dirujuk karena kurangnya alat akan tetapi dirujuk itu kadang karena penyakit yang sudah
bolak-balik dan pasien yang meminta sendiri untuk dirujuk ke rumah sakit misalnya penyakit hipertensi yang sudah komplikasi Diabetes
Melitus…”Informan 3 Kutipan tersebut diatas sama dengan pernyataan informan berikut ini :
“Awal tahun ini pasien rujukan kami melebihi dari batas ketentuan BPJS yaitu 12 dari jumlah kunjungan pasien, saya dan beberapa kepala
puskesma lain dipanggil ke kantor BPJS dan diberi penjelasan tentang beberapa penyakit yang tidak boleh dirujuk, sejak itu kami berbenah, jadi
dengan Alkes yang ada digunakan dimanfaatkan dengan sedikit kreasi penanganan pasien maka angka rujukan kami sekarang hanya 6, jadi
intinya puskesmas harus kreatif untuk memanfaatkan apa yang ada secara maksimal, tapi untuk tangaani 155 penyakit sepertinya masih susah
lah,,eee harus benar-benar tersediaa alat yang lengkap dan tenaga dokter yang berpengalaman…” Informan 4
Dalam menangani 155 jenis penyakit dibutuhkan benar-benar kesiapan dari berbagai faktor yaitu ketersediaan alat kesehatan dan tenaga dokter yang
berpengalaman, puskesmas yang memiliki alat yang kurang lengkap membuat angka rujukan masih tinggi akan tetapi puskesmas yang sudah memiliki alat
kesehatan yang hampir lengkap memiliki angka rujukan yang cenderung rendah, dibutuhkan sedikit kreasi dalam penanganan pasien dengan memanfaatkan alat
kesehatan yang telah ada secara maksimal.
BAB V PEMBAHASAN
5.1 Input 5.1.1 Sarana
Puskesmas menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya
promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya. Puskesmas mempunyai tugas
melaksanakan kebijakan kesehatan untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya dalam rangka mendukung terwujudnya kecamatan
sehat. Permenkes,2014. Dalam melaksanakan tugasnya maka puskesmas perlu didukung oleh alat kesehatan yang memenuhi persyaratan yang tersedia dalam
jumlah dan kualitas yang mencukupi. Dalam mewujudkan ketersediaan alat kesehatan dalam jumlah dan kualitas
yang mencukupi maka dibutuhkan sistem pelaksanaan manajemen logistik yang terkoordinasi dengan baik. Salah satu input dalam sistem pelaksanaan manajemen
logistik di puskesmas yaitu tersedianya sarana pengangkutan alat kesehatan. Sarana pengangkutan alat kesehatan yang tersedia di puskesmas adalah
ambulance. Berikut ini kutipan dari informan : ” sarana pengangkutan untuk alkes adalah ambulance… ya memang itu
adanya” Informan 1 Ambulance puskesmas digunakan untuk sarana pengangkutan alat
kesehatan dari puskesmas ke pustu dan poskesdes, sarana diperlukan untuk