bersikap objektif dalam menjalankan tugasnya. Seorang auditor tidak boleh dipengaruhi oleh siapapun dan bebas dari bias prasangka.
2.1.4. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Auditor
Suradinata 1997: 124 mengemukakan bahwa kinerja seseorang sangat dipengaruhi oleh latar belakang lingkungan budaya, keterampilan serta ilmu
pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang yang mencakup: 1. Adanya kebijakan yang menyeluruh yang harus diketahui oleh setiap karyawan,
baik sehubungan dengan tujuan maupun petunjuk operasional dari pimpinan pada lingkungan pekerjaannya, sehingga diharapkan setiap karyawan memahami
keadaan dan mengetahui lingkungannya; 2. Kesesuaian antara pengetahuan, keterampilan yang dimiliki oleh seorang
karyawan dan tugas yang menjadi tanggung jawabnya; 3. Mengetahui mekanisme kerja serta ketentuan peraturan perundang-undangan
yang berlaku, baik tertulis maupun tidak tertulis. Hal tersebut dibutuhkan dalam rangka memastikan agar tidak berbuat ragu dan takut kalau-kalau berbuat salah;
4. Mengetahui bagaimana melaksanakan pekerjaan yang dilakukan oleh atasan dan diri mereka sebagai bawahan;
5. Memiliki pengetahuan dan kemampuan komunikasi , sehingga terjalin hubungan yang harmonis;
6. Mengerti perasaan orang lain, orang lain, yang berkaitan dengan tugas bersama melaksanakan tugas.
Febri Purnama Esya : Pengaruh Kompetensi Auditor Dan Pemahaman Sistem Informasi Akuntansi Terhadap Kinerja Auditor Bea Dan Cukai Di Wilayah Jakarta, 2008
USU Repository © 2008
Sementara itu menurut Dale 1998: 329 yang mempengaruhi kinerja adalah keterampilan dasar yang dibawa seseorang ke tempat kerja berupa pengetahuan,
kemampuan, kecakapan dalam hubungan interpersonal, dan kecakapan teknis. Keterampilan ini diperlukan dalam kinerja karena merupakan aktivitas yang muncul
pada seseorang akibat suatu proses dari pengetahuan, kemampuan, kecakapan hubungan interpersonal, dan kecakapan teknis. Disamping itu terdapat pula kondisi
eksternal yang mempengaruhi kinerja. Kondisi eksternal adalah faktor-faktor yang terdapat di lingkungannya yang mempengaruhi kinerja. Kondisi eksternal berupa
fasilitas dan lingkungan kerja yang mendukung produktivitas pegawai. Selanjutnya untuk mengetahui kinerja para pegawai,maka perlu dilakukan
suatu evaluasi terhadap kinerja performance appraisal. Berkaitan dengan evaluasi kinerja ini, Dessler 1997: 3 mengemukakan bahwa terdapat tiga langkah dalam
evaluasi kinerja, yaitu: 1 mendefinisikan pekerjaan,
2 menilai kinerja, dan 3 memberikan umpan balik.
Mendefinisikan pekerjaan berarti memastikan bahwa atasan dan bawahan sepakat tentang tugas-tugasnya sesuai dengan standar jabatan. Menilai kinerja berarti
membandingkan aktualisasi kinerja bawahan dengan standar-standar yang telah ditetapkan; ini mencakup beberapa jenis formulir penilaian. Penilaian kinerja
biasanya menuntut satu atau lebih sesi umpan balik.
Febri Purnama Esya : Pengaruh Kompetensi Auditor Dan Pemahaman Sistem Informasi Akuntansi Terhadap Kinerja Auditor Bea Dan Cukai Di Wilayah Jakarta, 2008
USU Repository © 2008
Selanjutnya, Dessler mengemukakan bahwa kinerja harus dinilai dan diadakan, Pertama, penilaian memberikan informasi tentang dapat dilakukannya
promosi dan penetapan pendapatan. Kedua, penilaian memberi satu peluang bagi atasan dan bawahan untuk meninjau perilaku yang berhubungan dengan kerja
bawahan yang pada gilirannya akan memungkinkan atasan berdua mengembangkan satu rencana untuk memperbaiki kemerosotan apa saja yang mungkin sudah digali
oleh penilaian, dan mendorong hal-hal baik yang sudah dilakukan bawahan. Akhirnya, penilaian hendaknya berpusat pada proses perencanaan karir
lembagaorganisasi, karena penilaian itu memberikan suatu peluang yang baik untuk meninjau rencana karir seorang dilihat dari kekuatan dan kelemahan yang
diperlihatkannya. Lebih lanjut mengenai penilaian kinerja Koontz dan Weihrich 1998: 491
mengemukakan sebagai berikut : Measurement of Performance against standards should ideally be on
a forward-looking basis so that deviations may be detected in advance of their occurrence and avoided by appropriate actions. The alert,
forward looking manager can sometimes predict probable departures from standards. In the absence of such ability, however, deviations
should be disclosed as early as possible. Sama halnya dengan pekerjaan lain, penilaian kinerja auditor harus dilakukan
secara adil, tidak memihak, dan harus menggambarkan kinerja yang aktual dan akurat. Karena itu untuk memastikannya, harus ada kepastian mengenai faktor-faktor
yang dapat mempengaruhi kinerja auditor yang optimal. Mengungkapkan faktor- faktor tersebut merupakan fungsi yang sering diabaikan dari proses penilaian. Bila
Febri Purnama Esya : Pengaruh Kompetensi Auditor Dan Pemahaman Sistem Informasi Akuntansi Terhadap Kinerja Auditor Bea Dan Cukai Di Wilayah Jakarta, 2008
USU Repository © 2008
penilaian tersebut membaik, auditor yang bersangkutan harus diberi umpan balik tentang pencapaian yang telah diraihnya, faktor-faktor yang mempengaruhi
pencapaiannya, serta langkah-langkah tertentu untuk mengantisipasi permasalahan. Dari berbagai teori yang dikemukakan di atas, dapat disimpulkan bahwa
yang dimaksud dengan kinerja auditor adalah sebagai ekspresi potensi kerja auditor berupa perilaku kerja seorang auditor dalam melaksanakan tugas kerja untuk
mencapai hasil kerja yang optimal, yang dapat diukur melalui : Dimensi faktor obyektif yang meliputi
a hasil kerja dan b disiplin kerja;
Dimensi faktor subyektif dengan indikatornya yang meliputi : a inisiatif,
b kerjasama, dan c loyalitas.
2.2. Pemahaman Sistem Informasi Akuntansi