Gambaran Umum Tentang Notaris

BAB III KEKUATAN HUKUM ALAT BUKTI ALAS HAK BERUPA AKTA

PELEPASAN HAK DENGAN GANTI RUGI YANG DIBUAT DIHADAPAN NOTARIS

A. Gambaran Umum Tentang Notaris

1. Pengertian Notaris

Sejarah dari lembaga notaris yang dikenal sekarang ini dimulai pada abad ke-11 atau ke-12 di daerah pusat perdagangan yang sangat berkuasa pada zaman Romawi di Italia Utara. Daerah inilah yang merupakan tempat asal dari notariat yang dinamakan “Latijnse notariat” yaitu Notaris yang diangkat oleh penguasa umum untuk kepentingan masyarakat umum dan menerima uang jasanya honorarium dari masyarakat umum pula. 52 Notaris berasal dari perkataan Notarius, ialah nama pada zaman Romawi, diberikan kepada orang-orang yang menjalankan perkerjaan menulis. Nama. Menurut sejarahnya, Notaris adalah seorang Pejabat NegaraPejabat Umum yang diangkat oleh negara untuk melakukan tugas-tugas negara dalam pelayanan hukum kepada masyarakat demi tercapainya kepastian hukum berupa otentik dalam hal keperdataan. Pengertian Notaris dapat dilihat dalam suatu peraturan perundang- undangan tersendiri, yakni dalam Pasal 1 UUJN, yang menyatakan sebagai berikut : “Notaris adalah pejabat umum yang berwenang untuk membuat akta 52 G.H.S. Lumban Tobing, Peraturan Jabatan Notaris, Erlangga, Jakarta, 1996, hal. 3-4. Helena : Eksistensi Dan Kekuatan Alat Bukti Alas Hak Berupa Akta Pelepasan Hak Dengan Ganti Rugi..., 2007 USU e-Repository © 2008 otentik dan kewenangan lainnya sebagaimana yang dimaksud dalam Undang- undang ini”. 53 Berdasarkan pengertian di atas, Notaris sebagai pejabat umum adalah pejabat yang oleh undang-undang diberi wewenang untuk membuat suatu akta otentik, namun dalam hal ini pejabat yang dimaksud bukanlah pegawai negeri. Berdasarkan Pasal 1 Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian, Pegawai Negeri adalah setiap warga negara Indonesia yang telah ditentukan, diangkat oleh pejabat yang berwenang dan diserahi tugas dalam suatu jabatan negeri, atau diserahi tugas negara lainnya, dan digaji berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Sedangkan Notaris adalah suatu 53 Sedangkan pengertian Notaris menurut Pasal 1 PJN, menyebutkan : Notaris adalah pejabat umum yang satu-satunya berwenang untuk membuat akta otentik mengenai semua perbuatan, perjanjian dan penetapan yang diharuskan oleh suatu peraturan umum atau oleh yang berkepentingan dikehendaki untuk dinyatakan dalam suatu akta otentik, menjamin kepastian tanggalnya, menyimpan aktanya dan memberikan grosse, salinan dan kutipannya, semua sepanjang pembuatan akta itu oleh suatu peraturan umumnya tidak juga ditugaskan atau dikecualikan kepada pejabat atau orang lain. Sebagai perbandingan dalam http:www.sos.state.tx.usstatdocedinto.shtml, tertanggal 17 Maret 2005, dinyatakan bahwa : “A Notary Public is a public servent with statewide jurisdiction who is outhorizet to take acknowiedgments, Protest instrumend by law to be protested primarily negotiable instruments and bills and notes, administer oathes, take depositions, and certify copies of documents not recordable in the public records, A Notary Public is, in the true sense of the world, “a public servent” and “an officer of the State of Texas”, conveniently located in the community so thet the notary may be of service to the public. Each Notary publics takes on official oath of the office to faithfully perform the duties of the office, and to insure such performance, a notary public is required to post a 10.000.00 bond with the Secretary of State”, sedangkan pada bagian lainnya juga ada menyatakan bahwa : “The primary duty of Notary Public is to show that a disinterested pary the Notary Public has duty notified the signer of an instrument as to the importance of such document, and the signer of such document has declared that the signer’s identity, signature, and reasons for signing such instrument are genuine. The signature and seal of a Notary Public do not prove these facts conclusively, but provide prima facial proof of them, and allow persons in trade and commerce to rely upon the truth and veracity of the Notary public as a third party who has no personal interest in the transaction.” Helena : Eksistensi Dan Kekuatan Alat Bukti Alas Hak Berupa Akta Pelepasan Hak Dengan Ganti Rugi..., 2007 USU e-Repository © 2008 jabatan yang tidak digaji oleh Pemerintah akan tetapi berdiri sendiri dan mendapat honorarium dari orang-orang yang meminta jasanya. Menurut Hoge Road arrest tanggal 30 Januari 1911, W.p.n.r.9149; tanggal 25 Oktober 1915, N.J. 1915, 1205 Desember 1920, N.J. 1921, 121, menyatakan bahwa pegawai negeri adalah mereka yang dianggap penguasa yang berhak untuk kepentingan atau kegunaan dari setiap orang atau mereka yang bekerja pada badan publik, misalnya negara, provinsi atau kotapraja yang mewakili badan itu di dalam menjalankan tugasnya dan menjalankan kekuasaan yang ada pada badan ini. 54 Dari uraian di atas dapat dikatakan bahwa secara administratif, Notaris memang memiliki hubungan dengan negara dalam hal ini pemerintah, misalnya yang berkaitan dengan pengangkatan dan pemberhentian Notaris 55 Untuk menjalankan jabatannya, Notaris harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam Pasal 3 UUJN, yaitu : a. warga negara Indonesia; b. bertagwa kepada Tuhan Yang Maha Esa; c. berumur paling sedikit 27 tahun; d. sehat jasmani dan rohani; e. berijazah sarjana hukum dan jenjang strata dua kenotariatan; f. telah menjalani magang atau nyata-nyata telah bekerja sebagai karyawan Notaris dalam waktu 12 bulan berturut-turut pada kantor Notaris atas prakarsa 54 Majalah Renvoi, Nomor 4.16.11,. tanggal 3 September 2004, hal. 37. 55 Berdasarkan Ketentuan Pasal 2 PJN, jabatan Notaris dijalankan oleh: 1 Orang yang khusus diangkat untuk itu; 2 Pegawai negeri, pada jabatan siapa itu dirangkapkan menurut hukum. Helena : Eksistensi Dan Kekuatan Alat Bukti Alas Hak Berupa Akta Pelepasan Hak Dengan Ganti Rugi..., 2007 USU e-Repository © 2008 sendiri atau atas rekomendasi organisasi Notaris setelah lulus strata kenotariatan; dan g. tidak berstatus sebagai pegawai negeri, pejabat negara, advokat atau tidak sedang memangku jabatan lain yang oleh undang-undang dilarang untuk dirangkap dengan jabatan Notaris. 56 Bentuk atau corak Notaris dapat dibagi menjadi 2 dua kelompok utama yaitu : 1. Notariat functional, dalam mana wewenang pemerintah didelegasikan gedelegeerd, dan demikian diduga mempunyai kebenaran isinya, mempunyai kekuatan bukti formal dan mempunyai dayakekuatan eksekusi. Di negara-negara yang menganut macambentuk notariat seperti ini terdapat pemisahan yang keras antara “wettelijke” dan “niet wettelijke”, “werkzaamheden” yaitu pekerjaan-pekerjaan yang berdasarkan undang-undanghukum dan yang tidakbukan dalam notariat. 2. Notariat profesional, dalam kelompok ini walaupun pemerintah mengatur tentang organisasinya, tetapi akta-akta Notaris itu tidak mempunyai akibat-akibat khusus tentang kebenarannya, kekuasaan bukti, demikian pula kekuatan eksekutorialnya. 57 Ciri yang tegas untuk menentukan apakah Notaris di Indonesia merupakan Notaris fungsional atau Notaris profesional : i. Bahwa akta yang dibuat dihadapanoleh Notaris fungsional mempunyai kekuatan sebagai alat bukti formal dan mempunyai daya eksekusi. Akta Notaris seperti ini harus dilihat apa adanya, sehingga jika ada pihak 56 Sedangkan menurut Pasal 13 UUJN, syarat-syarat untuk diangkat menjadi Notaris, yaitu: 1 berkewarganegaraan Indonesia; 2 telah mencapai umur 25 tahun; 3 membuktikan kelakuan baik, sedapat mungkin selama 4 tahun terakhir, yang dinyatakan dengan suatu keterangan yang diberikan oleh Kepala Pemerintah setempat, dimana ia selama waktu itu mempunyai tempat tinggal yang tetap; 4 telah memiliki ijazah bagian III Ujian Negara atau lulusan pendidikan notariat pada suatu universitas negara. 57 Komar Andasasmita, Notaris I, Sumur Bandung, 1981, hal. 12. Helena : Eksistensi Dan Kekuatan Alat Bukti Alas Hak Berupa Akta Pelepasan Hak Dengan Ganti Rugi..., 2007 USU e-Repository © 2008 yang berkeberatan dengan akta tersebut maka pihak yang berkeberatan, berkewajiban untuk membuktikannya. ii. Bahwa Notaris fungsional menerima tugasnya dari negara dalam bentuk delegasi dari negara. Hal ini merupakan salah satu rasio Notaris di Indonesia memakai lambang negara, yaitu Burung Garuda. Oleh karena menerima tugas dari negara maka yang diberikan kepada mereka yang diangkat sebagai Notaris dalam bentuk sebagai jabatan dari Negara. iii. Bahwa Notaris di Indonesia diatur oleh Peraturan Jabatan Notaris Reglement op het Notarisambt Stb. 1860 Nomor 3. Dalam teks asli disebutkan bahwa “ambt” adalah “jabatan”. 58 Dalam UUJN, Notaris Indonesia dikelompokkan sebagai suatu profesi, sehingga Notaris wajib bertindak profesional profesional dalam tindakan dalam menjalankan jabatannya sesuai dengan UUJN yaitu memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya kepada masyarakat. Menurut Wawan Setiawan, unsur dan ciri yang harus dipenuhi oleh seorang Notaris profesional dan ideal, antara lain dan terutama adalah : 1. Tidak pernah melakukan pelanggaran hukum, termasuk dan terutama ketentuan-ketentuan yang berlaku bagi seorang Notaris, teristimewa ketentuan sebagaimana termasuk dalam Peraturan Jabatan Notaris; 2. Di dalam menjalankan tugas dan jabatan dan profesinya senantiasa mentaati kode etik yang ditentukanditetapkan oleh organisasi perkumpulan kelompok profesinya, demikian pula etika profesi pada umumnya termasuk ketentuan etika profesijabatan yang telah diatur dalam peraturan perundangan; 3. Loyal terhadap organisasiperkumpulan dari kelompok profesinya dan senantiasa turut aktif didalam kegiatan yang diselenggarakan oleh organisasi profesinya; 4. Memenuhi semua persyaratan untuk menjalankan tugasprofesinya 59 58 Majalah Renvoi, Nomor 2.14. II, tanggal 3 Juli 2004, hal. 20. 59 Media Notariat, edisi Mei-Juni 2004, hal. 23. Helena : Eksistensi Dan Kekuatan Alat Bukti Alas Hak Berupa Akta Pelepasan Hak Dengan Ganti Rugi..., 2007 USU e-Repository © 2008

2. Tugas dan Wewenang Notaris

Notaris dalam menjalankan jabatannya sebagai pejabat umum yang diangkat oleh negara mempunyai tugas yang berat, yaitu memberikan pelayanan hukum kepada masyarakat guna tercapainya kepastian hukum. Dalam PJN dan KUHPerdata umumnya diatur ketentuan-ketentuan tentang pelaksanaan pelayanan jabatan Notaris. Pelayanan jabatan Notaris maksudnya adalah untuk membebaskan anggota masyarakat dari penipuan dan kepada orang-orang tertentu memberikan kepastian terhadap hilangnya hak-hak mereka, sehingga untuk kepentingan tersebut diperlukan tindakan- tindakan preventif yang khusus, antara lain juga memperhatikan kedudukan akta-akta otentik khususnya akta-akta Notaris. 60 Menurut Pasal 15 ayat 1 UUJN, Notaris berwenang membuat akta otentik mengenai semua perbuatan, perjanjian, dan ketetapan yang diharuskan oleh peraturan perundang-undangan danatau yang dikehendaki oleh yang berkepentingan untuk dinyatakan dalam akta otentik, memberikan grosse, salinan dan kutipan akta, semuanya itu sepanjang pembuatan akta-akta itu tidak juga ditugaskan atau dikecualikan kepada pejabat lain atau orang lain yang ditetapkan oleh undang-undang. Notaris selain untuk membuat akta-akta otentik juga ditugaskan untuk melakukan pendaftaran waarmeker dan legaliseren 61 surat-suratakta-akta yang 60 Muhammad Adam, Asal Usul Dan Sejarah Notaris, Sinar Baru, Bandung, 1985, hal. 45. 61 Menurut M. Yahya Harahap, 1997, dalam bukunya Beberapa Tinjauan tentang Permasalahan Hukum, Buku Kedua, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, hal. 207, Waarmerking terdapat dalam Ordonansi tanggal 17 Januari 1916, Stb 1916 No. 46 junto 43, yakni: “Waarmerking Van Onderhandse Akten Enz”, yang diatur dalam ordonansi tersebut dalam “waarmerking” tanda tangan dan cap ibu jari dalam akta di bawah tangan, sedangkan perumusan kalimat legalisasi dicantumkan dalam Pasal 2 Ayat 1 ordonansi tersebut berbunyi: Keterangan yang oleh para Notaris dan Pejabat Helena : Eksistensi Dan Kekuatan Alat Bukti Alas Hak Berupa Akta Pelepasan Hak Dengan Ganti Rugi..., 2007 USU e-Repository © 2008 dibuat di bawah tangan serta memberikan nasehat hukum dan penjelasan mengenai undang-undang terutama isi dari akta yang dibuat dihadapan Notaris. Pada dasarnya akta yang dibuat dihadapan Notaris adalah atas dasar permintaan undang-undang dan demi kepentingan pihak-pihak yang membutuhkan jasa Notaris. Berdasarkan atas dua kepentingan di atas, dapat dikatakan bahwa Notaris sebagai pejabat umum dalam menjalankan tugasnya mengemban amanat yang berasal dari 2 dua sumber, yaitu : 1. Anggota masyarakat yang menjadi klien Notaris; 2. Perintah dari peraturan perundang-undangan kepada Notaris agar perbuatan hukum tertentu dituangkan dan dinyatakan dengan suatu akta otentik. Berdasarkan hal tersebut dapat diketahui bahwa Notaris diangkat oleh pemerintah bukan hanya sekedar untuk kepentingan diri sendiri akan tetapi bertugas untuk kepentingan masyarakat dan negara. Selain itu Notaris dalam menjalankan jabatannya harus memperhatikan 4 hal yang menyangkut kewenangannya, yaitu : a. Notaris harus berwenang sepanjang yang menyangkut akta yang dibuat; b. Notaris harus berwenang sepanjang orang-orang, untuk kepentingan siapa akta itu dibuat; c. Notaris harus berwenang sepanjang mengenai tempat, dimana akta itu dibuat; lainnya yang ditunjuk oleh Pasal 1 yang dicantumkan pada kaki akta ; pada akta legalisasi Notaris mempunyai tanggung jawab terhadap Akta tersebut yakni menjamin tanda tangan yang dibubuhkan di akta tersebut yang dilakukan dihadapan Notaris yang bersangkutan sedangkan pada akta waarmerking Notaris tidak mempunyai tanggung jawab apapun terhadap akta tersebut karena hanya sebatas bahwa akta tersebut telah didaftarkan di kantor Notaris dimana akta tersebut didaftarkan. Helena : Eksistensi Dan Kekuatan Alat Bukti Alas Hak Berupa Akta Pelepasan Hak Dengan Ganti Rugi..., 2007 USU e-Repository © 2008 d. Notaris harus berwenang sepanjang mengenai waktu pembuatan akta itu. 62 Sedangkan menurut Pasal 15 Ayat 2 UUJN, kewenangan Notaris yang lain adalah : a. mengesahkan tanda tangan dan menetapkan kepastian tanggal surat di bawah tangan dengan mendaftar dalam buku khusus; b. membukukan surat-surat di bawah tangan dengan mendaftar dalam buku khusus; c. membuat copi dari asli surat-surat di bawah tangan berupa salinan yang membuat uraian sebagaimana tertulis dan digambarkan dalam surat yang bersangkutan; d. melakukan pengesahan kecocokan fotocopi dengan surat asli; e. memberikan penyuluhan hukum sehubungan dengan pembuatan akta; f. membuat akta yang berkaitan dengan pertanahan; atau g. membuat akta risalah lelang. Selain Notaris bertugas dan berwenang untuk membuat akta, menurut GHS Lumban Tobing bahwa Notaris bertugas juga untuk mengkonstatir perbuatan hukum. Dalam hal mengkonstatir perbuatan hukum terdapat 2 dua pendapat, yaitu pendapat yang sempit dan luas. 63 Pendapat yang sempit mengemukakan bahwa Notaris tidak berwenang untuk mengkonstatir dalam akta otentik 62 G.H.S. Lumban Tobing, Op.cit., hal. 49. 63 Ibid, hal. 40. Helena : Eksistensi Dan Kekuatan Alat Bukti Alas Hak Berupa Akta Pelepasan Hak Dengan Ganti Rugi..., 2007 USU e-Repository © 2008 penyerahan uang untuk melunasi suatu hutang atau melunasi harga pembelian barang ataupun uang yang dipinjam, yang dilakukan oleh pihak yang satu kepada pihak yang lain, Notaris juga tidak berwenang untuk mengkonstatir dalam akta sedemikian penyerahan yang benar feitelijke levering dari barang-barang yang dilakukan dihadapan Notaris dan para saksi. Sedangkan menurut pendapat yang luas, bahwa Notaris berwenang untuk mengkonstatir hal-hal tersebut dalam akta otentik, asal saja Notaris dapat menyaksikannya waarnemen. Menurut pendapat ini, Notaris memperoleh wewenang dari Pasal 1 Peraturan Jabatan Notaris untuk mengkonstatir dalam akta otentik “perbuatan hukum rechtsandeling” dan “perbuatan nyata feitelijke handelingen” yang bukan merupakan perbuatan hukum, perjanjian dan ketetapan. Begitu juga dengan tanggung jawab Notaris terhadap pembuatan akta Pelepasan Hak Dengan Ganti Rugi, dimana akta tersebut dapat dijadikan sebagai bukti untuk memastikan suatu peristiwa hukum dengan tujuan untuk menghindarkan suatu sengketa di kemudian hari. Oleh karena itu pembuatan akta harus dibuat sedemikian rupa sehingga apa-apa yang ingin dibuktikan itu dapat diketahui dengan mudah dari akta yang telah dibuat. Helena : Eksistensi Dan Kekuatan Alat Bukti Alas Hak Berupa Akta Pelepasan Hak Dengan Ganti Rugi..., 2007 USU e-Repository © 2008

B. Akta Notaris

Dokumen yang terkait

KEKUATAN ALAT BUKTI AKTA OTENTIK YANG DIBUAT OLEH NOTARIS DALAM PEMBUKTIAN PERKARA PERDATA DI KEKUATAN ALAT BUKTI AKTA OTENTIK YANG DIBUAT OLEH NOTARIS DALAM PEMBUKTIAN PERKARA PERDATA DI PENGADILAN NEGERI SLEMAN.

0 6 12

Kajian Yuridis Gugatan Pembatalan Akta Pemindahan dan Penyerahan Hak atas Tanah dengan Ganti Rugi yang dibuat dihadapan Notaris (Berdasarkan Putusan Mahkamah Agung Nomor 80 Pdt.G 2015 PN.Lbp)

0 0 17

Kajian Yuridis Gugatan Pembatalan Akta Pemindahan dan Penyerahan Hak atas Tanah dengan Ganti Rugi yang dibuat dihadapan Notaris (Berdasarkan Putusan Mahkamah Agung Nomor 80 Pdt.G 2015 PN.Lbp)

0 0 2

Kajian Yuridis Gugatan Pembatalan Akta Pemindahan dan Penyerahan Hak atas Tanah dengan Ganti Rugi yang dibuat dihadapan Notaris (Berdasarkan Putusan Mahkamah Agung Nomor 80 Pdt.G 2015 PN.Lbp)

0 5 23

Kajian Yuridis Gugatan Pembatalan Akta Pemindahan dan Penyerahan Hak atas Tanah dengan Ganti Rugi yang dibuat dihadapan Notaris (Berdasarkan Putusan Mahkamah Agung Nomor 80 Pdt.G 2015 PN.Lbp)

0 0 12

Kajian Yuridis Gugatan Pembatalan Akta Pemindahan dan Penyerahan Hak atas Tanah dengan Ganti Rugi yang dibuat dihadapan Notaris (Berdasarkan Putusan Mahkamah Agung Nomor 80 Pdt.G 2015 PN.Lbp)

0 0 4

Kajian Yuridis Gugatan Pembatalan Akta Pemindahan dan Penyerahan Hak atas Tanah dengan Ganti Rugi yang dibuat dihadapan Notaris (Berdasarkan Putusan Mahkamah Agung Nomor 80 Pdt.G 2015 PN.Lbp)

0 0 2

Kajian Yuridis Terhadap Akta Pelepasan Hak Dengan Ganti Rugi Yang Lahir Akibat Wanprestasi Hutang Piutang

0 0 16

Kajian Yuridis Terhadap Akta Pelepasan Hak Dengan Ganti Rugi Yang Lahir Akibat Wanprestasi Hutang Piutang

0 0 2

Kajian Yuridis Terhadap Akta Pelepasan Hak Dengan Ganti Rugi Yang Lahir Akibat Wanprestasi Hutang Piutang

0 0 38