26
C. Batas Usia Minimal Perkawinan.
Undang-undang negara kita telah mengatur batas usia perkawinan. Dalam Undang-undang Perkawinan bab II pasal 7 ayat 1 disebutkan bahwa
perkawinan hanya diizinkan jika pihak pria mencapai umur 19 sembilan belas tahun dan pihak perempuan sudah mencapai umur 16 enam belas
tahun tahun.
28
Kebijakan pemerintah dalam menetapkan batas minimal usia pernikahan ini tentunya melalui proses dan berbagai pertimbangan. Hal ini
dimaksudkan agar kedua belah pihak benar-benar siap dan matang dari sisi fisik, psikis dan mental. Dari sudut pandang kedokteran, pernikahan dini
mempunyai dampak negatif baik bagi ibu maupun anak yang dilahirkan.
29
Menurut para sosiolog, ditinjau dari sisi sosial, pernikahan dini dapat mengurangi harmonisasi keluarga. Hal ini disebabkan ketidakmatangan
emosi,
30
gejolak darah muda dan cara pikir yang belum matang. Melihat pernikahan dini dari berbagai aspeknya memang mempunyai banyak dampak
negatif. Oleh karenanya, pemerintah hanya mentolerir pernikahan diatas umur 19 tahun untuk pria dan 16 tahun untuk wanita. Sedangkan dalam Kompilasi
Hukum Islam diatur dalam pasal 15 ayat 1, untuk kemaslahatan keluarga
28
Undang-Undang No. 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan . Bandung: Citra Umbara,
2007. Pasal 7.
29
Shappiro. F, Mencegah Perkawinan yang Tidak Bahagia. Jakarta: Restu Agung,2000, h.19.
30
Ibid.
27
dan rumah tangga perkawinan hanya boleh dilakukan calon mempelai yang telah mencapai umur yang ditetapkan dalam pasal 7 UU No. 1 Tahun 1974.
Pasal 60 KHI menyebutkan pencegahan perkawinan dapat dilakukan bila calon suami atau calon isteri tidak memenuhi syarat-syarat untuk
melangsungkan perkawinan menurut hukum Islam dan peraturan perundang- undangan. Yang dapat mencegah perkawinan adalah para keluarga dalam
garis keturunan lurus ke atas dan ke bawah, saudara, wali nikah, wali pengampu dari salah seorang calon mempelai, suami atau isteri yang masih
terikat dalam perkawinan dengan salah seorang calon isteri atau calon suami, serta pejabat yang ditunjuk untuk mengawasi perkawinan vide pasal 62, 63,
dan 64 KHI.
31
31
Kompilasi Hukum Islam, Bandung: Citra Umbara, 2007.
BAB III BATASAN USIA MINIMAL PERKAWINAN
A. Pandangan Imam Mazhab.
Perkawinan ialah Perjanjian suci membentuk keluarga antara seorang pria dengan seorang seorang wanita,
1
Perkawinan mempunyai arti dan kedudukan yang sangat penting dalam tata kehidupan manusia. Sebab dengan perkawinan,
dapat dibentuk ikatan hubungan pergaulan antara dua insan yang berlainan jenis secara resmi dalam suatu ikatan suami-isteri menjadi satu keluarga. Selanjutnya
keluarga dapat terus berkembang menjadi kelompok masyarakat. Tujuan yang ingin dicapai dari perkawinan ialah mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan
akhirat. Fiqh klasik sebenarnya tidak melarang pernikahan di bawah umur.
Pendapat ini didukung oleh mayoritas ulama dari 4 mazhab. Malah Ibn al- Mundzir menganggap bolehnya pernikahan di bawah umur sebagai ijmak kalau
memang kuf` sekufu. Dalil yang dipakai mayoritas ulama ini ada banyak, salah satunya adalah nikahnya Nabi Muhammad SAW dengan Aisyah sewaktu masih
berumur 6 tahun.
2
ﻰهو ﻪﻴﻠ ﻠ دأ و ﻦﻴ ﻰهو ﺎﻬﺟوﺰ م ص ﻰﺒ ا نأ ﺎﻬ ﷲا ﻰ ر ﺔﺸﺋﺎ ﻦ
ﺎﻌﺴ ﺪ ﺜﻜ و ﻊﺴ .
ىرﺎ ﺒ ا اور
1
Sayuti Talib, Hukum Kekeluargaan Indonesia, Jakarta, UI Press, 1986, hal.73.
2
al-Zuhaylî, al-Fiqh al-Islâmî, vol. 9, 6682.