Tujuan dan Manfaat Penelitian

10 Komputer Indonesia, 2009. Untuk memenuhi gelar S1 yang berjudul: “Peranan United Nations Children’s Fund UNICEF dalam penanganan pekerja seks komersial anak di India”. Skripsi ini meneliti tentang UNICEF United Nation Children’s Fund yang termasuk dalam IGO, terbentuk pada tanggal 11 Desember 1946 untuk melindungi jiwa anak-anak dan mengatur segala hal mengenai kesejahteraan anak-anak di dunia dan bernaung di bawah PBB serta bermarkas besar di New York, melihat kenyataan dan tindakan yang telah terjadi terhadap anak-anak di India merupakan suatu bentuk pelanggaran Hak Asasi Manusia, khususnya hak anak dan hal tersebut harus secepat mungkin ditekan agar kelangsungan hidup anak-anak di India dapat berjalan sebagaimana mestinya anak-anak di dunia. Peranan UNICEF terhadap pekerja seks anak di India sangat membantu bagi pemerintah India dalam mengatasi pekerja seks anak, pengaruh UNICEF secara nyata memberi dukungan kepada kebijakan yang dibuat oleh pemerintah India terhadap kelangsungan hidup anak-anak. Sumber ketiga berasal dari buku yang ditulis oleh A.L. Basham, Professor of Asian Civilization in the Australia National Univercity, Canberra. 3rd Edition, New Delhi, 2001, yang berjudul: “The Wonder that was India: A Survey of the History and Culture of the Indian sub-continent before the coming of the Muslims”. Buku ini membahas mengenai kedudukan perempuan di India. Seorang perempuan berdasarkan segi kekuasaanya, selalu rendah dimata hukum. Sebagai seorang gadis kecil dia berada dibawah aturan orang tuanya, sebagai wanita dewasa, dia mengabdi pada suaminya, menjadi ibu dari anak-anaknya, dan sebagai seorang janda. Seorang suami memiliki hak penuh terhadap hak istrinya, 11 dia bisa menjual istrinya dalam terhimpit, dan seorang suami bisa mengendalikan isterinya untuk kepentingan pribadi, dan jika isterinya meninggal, suami dapat melakukan hal yang sama kepada anak perempuannya bukan kepada anak laki- lakinya. Pada umumnya wanita tidak dapat memilih tujuan hidup. Perempuan hanya ditakdirkan untuk menikah, kemudian merawat suami dan anak. Seorang istri harus memiliki inisiatif dalam rumah tangga. Tugas utamanya, adalah menunggu suaminya pulang, kemudian melayani suaminya, memijat kaki suaminya, bangun tidur sebelum suaminya terbangun, makan dan tidur setelah suaminya melakukan hal tersebut. Kevirginitasan perempuan sangatlah penting, karena jika seorang perempuan tidak virgin sebelum menikah maka tidak ada laki-laki yang mau menikahi perempuan itu. Orang tua perempuan memiliki suatu pilihan untuk menghukum dan mengusir puteri mereka yang tidak virgin sebelum menikah, bahkan orang tua dapat menghukumnya dengan menjadikan anaknya seorang pekerja seks komersial. Sumber keempat berasal dari buku yang dituliskan oleh Jaya Sagade, New Delhi, 2005, yang berjudul “Child Marriage in India: Socio-legal and Human Rights Dimensions ”. Buku ini menempatkan pernikahan anak dalam konteks pelanggarangan hak asasi manusia di tingkat internasional. Buku ini juga menunjukkan bagaimana pernikahan anak melanggar hak asasi manusia khususnya hak asasi anak, hak tersebut seperti: hak atas kesehatan, mendapatkan pendidikan, kesetaraan, kebebasan dan keamanan pribadi dan tentu saja hak untuk memilih pasangan. Buku ini terfokus pada dampak dari pernikahan anak seperti