Sitokin Interleukin – 1 IL – 1 TINJAUAN PUSTAKA

hormon timus, limfokin, interferon, antibodi monoklonal, ekstrak leukosit, bahan asal bakteri dan jamur juga bahan sintetik seperti levamisol, isoprinosin, muramil dipeptida dan lain-lain. Imunosupresi merupakan suatu tindakan untuk menekan respons imun. Kegunaannya di klinik terutama pada transplantasi untuk mencegah reaksi penolakan dan pada berbagai penyakit inflamasi yang menimbulkan kerusakan atau gejala sistemik, seperti autoimun atau autoinflamasi. Bahan yang berfungsi sebagai imunosupresi seperti steroid glukokortikoid dan kortikosteroid, cytosan, metotreksat dan lain-lain. Baratawidjaja, 2009.

2.3 Sitokin

Sitokin merupakan protein pemberi sinyal intraselular yang bekerja secara lokal dengan parakrin atau autokrin dengan terikat pada reseptor yang memiliki afinitas dan memacu reaktivitas sistem imun, baik pada imunitas spesifik atau nonspesifik. Sitokin diproduksi oleh makrofag atau monosit monokin, limfokin limfosit, sel – sel endotel, hepatosit, sel – sel epitel keratinosit, dan firoblas. Sitokin jika dijumpai dalam sirkulasi, biasanya terdapat dalam konsentrasi pikogram permililiter pgmL Baratawidjaja, 2009; Isselbacher et al., 1999. Sitokin berperan dalam imunitas nonspesifik dan spesifik dan mengawali, mempengaruhi dan meningkatkan respon nonspesifik. Makrofag diransang oleh IFN- γ, TNF-α, dan IL – 1 disamping juga memproduksi sitokin – sitokin tersebut. IL – 1, IL – 6, TNF- α, merupakan sitokin proinflamasi dan inflamasi spesifik Baratawidjaja, 2009.

2.4 Interleukin – 1 IL – 1

Pada tahun 1970 diketahui bahwa makrofag penyaji antigen juga melepaskan sebuah faktor telarut, interleukin-1, yang mengaktifkan limfosit – T dan menginduksi produksi sebuah faktor sekunder, interleukin-2, yang meransang proliferasi dan produksi immunoglobulin oleh limfosit – B. Pembebasan faktor – faktor ini berfungsi untuk melipatgandakan dan menunjang respon imun Bloom, 1994. Interleukin-1 dahulu dikenal sebagai leukocyte activating factor LAF, B cell activator factor BAF, mononuclear cell factor MCF, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta leucocyte endogenous mediator LEM, hemeopoetin-1 dan sejumlah nama lain, tetapi dengan ditemukan antibodi terhadap IL-1 dan rekombinan IL-1, saat ini nama IL-1 diberikan pada subtansi ini. Monosit atau makrofag yang disebut sel kupffer, sel Langerhans, sel dendritik maupun makrofag yang terdapat dalam paru – paru, limpa atau tempat lain, merupakan sumber utama IL-1. IL-1 juga dapat disintesis oleh hampir semua sel berinti yang lain, tetapi tidak oleh eritrosit. Saat ini sudah diketahui bahwa fungsi utama IL-1 adalah mediator respons inflamasi pejamu pada imunitas bawaan Kresno, 1996 Interleukin adalah bagian dari sitokin yang disintesis oleh limfosit, monosit dan sel – sel lain yang merangsang pertumbuhan sel T, sel B dan sel hematopoiesis. Interleukin 1 sampai interleukin 18 mempunyai fungsi biologis yang variasi Cruse dan Lewis, 2003. IL-1 adalah sitokin yang diproduksi terutama dengan aktivasi mononuklear fagosit yang berfungsi sebagai mediator inflamasi pada respon imun nonspesifik, meningkatkan proliferasi sel Th dan pertumbuhan serta diferensiasi sel B Abbas dan Licthtman, 2004 Interleukin – 1 terdiri dari dua bentuk yaitu α dan β. Keduanya berikatan pada reseptor yang sama dan memiliki aktivitas biologi yang sama termasuk berinteraksi dengan sel endotel untuk meningkatkan pengaturan ekspresi molekul adhesi pada sel endotel, menstimulasi produksi kemokin oleh sel endotel dan makrofag juga menginduksi sintes is protein fase akut oleh hepar. IL α dan β mempunyai kesamaan berat molekul umum kurang lebih 17,5 kDa dan mempunyai 26 asam amino yang homolog Abbas dan Licthtman, 2004; Isselbacher et al., 1999 Fungsi utama IL – 1 adalah sama dengan TNF, yaitu mediator terhadap infeksi dan ransangan lain. IL – 1 bersama TNF berperan pada imunitas nonspesifik. Sumber utama IL – 1 yaitu fagosit mononuklear yang diaktifkan, makrofag, sel – sel endotel, sel dendritik, sel – sel Langerhans. Efek biologis IL – 1 sama seperti TNF yang tergantung dari jumlah yang diproduksi Baratawidjaja, 2009; Johnson et al., 2011. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Dampak biologis IL-1 bergantung pada jumlah sitokin yang dilepaskan pada kadar rendah fungsi utamanya adalah sebagai mediator inflamasi lokal, misalnya berinteraksi dengan sel endotel untuk meningkatkan koagulasi dan meningkatkan ekspresi molekul permukaan yang membantu adhesi leukosit. Dalam kadar tinggi IL-1 masuk ke dalam sirkulasi dan melancarkan efek endokrin, misalnya menyebabkan demam, menginduksi sintesis protein fase akut oleh hepar dan mengawali kakeksia. IL-1 berfungsi meningkatkan pertumbuhan dan diferensiasi limfosit, disamping itu IL-1 merangsang secara nonspesifik ekspresi berbagai reseptor antigen pada permukaan sel sehingga secara tidak langsung meningkatkan respons imun spesifik. Kresno, 1996 Daya kerja imunologik utama interleukin – 1 yaitu meransang reseptor IL-2 muncul dalam sel – sel T, meningkatkan pengaktifan sel B, menginduksi timbulnya demam, reaktan fase akut dan IL – 6. Meningkatkan resistensi nonspesifik, Johnson et al., 2011. Interleukin- 1β sangat poten sebagai sitokin pro inflamasi dan terlibat pada berbagai respons melawan antigen. Pada proses inflamasi sistem imun akan melepaskan sitokin pro inflamasi yaitu : IL- 1β, Il-6 dan TNF- α. Omar, 2001. IL-1β dikeluarkan oleh peripheral blood mononuklear jika terkena agen inflamasi. Ketika dikeluarkan ke dalam darah IL- 1β memiliki aktivitas yang luas dan berperan dalam penyakit inflamasi Haq et al., 1999. IL- 1β, tetapi tidak IL-1α berpotensi ssebagai aktivator respons imun humoral dan dan IL-Ra mempunyai peran penting dalam mengatur fungsi sistem imun Nakae et al., 2001.

2.5 Leukosit