Cinta dan Toleransi TINJAUAN PUSTAKA

Bersikap toleran merupakan solusi agar tidak terjadi perpecahan dalam mengamalkan agama. Sikap bertoleransi harus menjadi suatu kesadaran pribadi yang selalu dibiasakan dalam wujud interaksi sosial. Toleransi dalam kehidupan beragama menjadi sangat mutlak adanya dengan eksisnya berbagai agama samawi maupun agama ardli dalam kehidupan umat manusia ini. 32

BAB III PROFIL FILM CINTA

A. Sekilas tentang Film CinTa.

Bandung, Agustus 2000. Cina Sunny Soon berhasil masuk sebagai mahasiswa jurusan Arsitektur di salah satu Perguruan Tinggi Negeri di Bandung. Kehidupan ekonomi keluarganya kurang dari cukup sehingga memaksanya untuk berusaha mencari pekerjaan sampingan sebagai pegawai refleksi di Healthy Spa dan mendaftarkan beasiswa untuk menambah uang sakunya. Sesuai dengan namanya, Cina berasal dari suku tionghoa yang tinggal di daerah Sumatera Utara. Dia bercita-cita untuk menjadi seorang Gubernur Tapanuli ketika kelak Tapanuli berdiri sendiri menjadi sebuah provinsi. Selama menjalani orientasi mahasiswa baru, Cina bertemu dengan seorang wanita cantik yang berprofesi sebagai bintang film dan sekaligus seniornya di kampus. Dialah Annisa Saira Jihan, mahasiswi tingkat akhir yang kuliahnya terhambat karena kariernya di dunia film. Sudah tiga kali tugas akhir Annisa ditolak, lantaran karyanya kurang sempurna dan jauh dari yang diharapkan akibat idealisme yang dipegangnya. Masalah tersebut didorong juga karena Annisa masih belum menerima pernikahan kedua Ibunya setelah sepeninggalan Ayah kandungnya. Di kampus, Annisa selalu diperguncing teman-temannya termasuk Cina, karena IP Indeks Prestasinya hanya 2,1 dan tugas akhirnya yang bermasalah. Annisa dan Cina selalu bertemu di waktu dan tempat yang tak terduga. Cina pun tertarik dengan desain rancangan Tugas Akhir Annisa yang selalu ditolak oleh dosennya dan Cina pun bersedia membantu Annisa untuk menyelesaikannya. Dari situ lah pertemuan mereka semakin sering dan hubungan mereka semakin dekat. Dalam Film ini, sutradara Sammaria Simanjuntak, mencoba menyorot kehidupan religi masing-masing karakter. Cina yang rajin pergi ke gereja dan Annisa, seorang artis yang tidak pernah meninggalkan sholat. Kehidupan mereka sehari-hari pun terus bergulir dengan diisi berbagai diskusi mengenai perbedaan agama mereka. Pergulatan pendapat yang dikemas dengan diskusi yang santai dengan tanpa memunculkan konflik. Dari masalah apa yang diperbolehkan dan tidak diperbolehkan oleh Islam maupun Kristen. 1 Cina meyakini Hukum Newton 1 versinya : “Kecantikan berbanding terbalik dengan kepintaran”. Hukum Newton versi Cina, mendapat tamparan ketika dia bertemu Annisa. Tak istimewa secara akademik, bukan berarti Annisa tak cerdas, alam pikirnya bahkan melambung jauh di atas nilai-nilai akademiknya. Saling mempesona, jadilah Cina dan Annisa menabur benih cinta dan kasih sayang. 2 Pada tahun itu, perayaan Idul Fitri dan Natal saling berdekatan. Sebagai dua orang sahabat yang saling toleransi, Cina membantu Annisa membuat ketupat pada saat Idul Fitri, dan begitu pun sebaliknya, Annisa membantu Cina menghias pohon Natal. Bersama dengan penulis naskah Sally Anom Sari, Sammaria merancang karakter, setting, dan dialog yang sederhana dan mengusik kesadaran masyarakat penuh warna di Indonesia. Dialog-dialog yang dipakai dalam film ini terbilang 1 http:entertainment.kompas.comread20090815e094012cinta..antara.cina.annisa.dan. tuhan diakses pada 10 mei 2011 pukul 10:41 WIB. 2 http:www.stepmagz.com201102film-cinta-E28093-god-is-director diakses pada 11 mei 2011 pukul 10:44 WIB. cukup berat dan masih bersentuhan dengan agama. Ini terlihat pada dialog antara Cina dan Annisa mengenai siapa pendamping mereka kelak. Annisa sudah dijodohkan Ibunya dengan seorang keturunan beragama Islam. Sedangkan Cina ingin istrinya kelak mencintai Tuhannya lebih dari dirinya. Rasa emosi kemudian muncul ketika Cina dan Annisa memperdebatkan masalah pengeboman gereja-gereja di Indonesia pada Hari Natal. Cina memutuskan untuk mengambil beasiswanya dan pergi ke Singapura. Cina merasa kehadirannya sebagai orang Kristen tidak akan diterima di Indonesia apalagi bila menjadi seorang pemimpin, karena dia menyadari bahwa mayoritas orang Indonesia adalah muslim. Perbedaan keyakinan yang mendasari plot film ini disuguhkan dengan dialog-dialog cerdas dan tidak menggurui. Walaupun tema yang diangkat tentang perbedaan Islam dan Kristen, namun film ini bersifat netral alias tidak memihak pada satu agama. Berbagai diskusi tentang perbedaan agama dituangkan dalam balutan romansa cinta dan tidak berujung pada konflik. Film ini tergolong romantis, namun porsi drama cukup berimbang. Bicara soal pemain, film ini tidak memasang aktor atau aktris terkenal. Cukup dua wajah oriental mendominasi sepanjang film ini. Jika pun ada figuran, muka mereka tidak ditampilkan dalam layar bahkan hanya voice over. Film ini memang fokus pada dua tokoh Cina dan Annisa. Akting keduanya lumayan, namun yang amat disayangkan adalah intonasi dari dialognya kurang menggigit menjadikan makna dialognya hanya sekedar lewat saja, ditambah juga suara film ini yang terdengar berisik.