Latar Belakang Penelitian PENDAHULUAN

17

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Selama ini, perusahaan didirikan tidak luput dari harapan pemilik bahwa perusahaan akan tetap eksis dalam jangka waktu yang lama. Hal tersebut sesuai dengan asumsi going concern yang dianut oleh standar akuntansi. Tetapi asumsi tersebut tidak selamanya benar. Perusahaan pada suatu titik tertentu bisa mengalami kebangkrutan. Kebangkrutan yang dialami perusahaan dapat mengakibatkan kerugian bagi banyak pihak. Maka dari itu, banyak penelitian yang dilakukan untuk memprediksi kelangsungan hidup perusahaan. Dalam kenyataannya, banyak perusahaan yang diprediksi mengalami penurunan masih tetap eksis sampai sekarang. Bahkan laporan keuangan mereka menunjukkan adanya peningkatan prospek usaha yang dinyatakan sehat. Hal ini membuat ragu apakah laporan keuangan itu menunjukkan keadaan perusahaan yang sebenarnya Agnes Widyaningdyah, 2009 : 19-20. Kesehatan suatu perusahaan akan mencerminkan kemampuan dalam menjalankan usahannya, distribusi aktiva, keefektifan penggunaan aktiva, hasil usaha yang telah dicapai, kewajiban yang harus dilunasi dan potensi kebangkrutan yang akan terjadi. Masalah keuangan yang dihadapi suatu perusahaan apabila dibiarkan berlarut-larut dapat mengakibatkan terjadinya kebangkrutan. Beberapa perusahaan yang mengalami masalah keuangan mencoba mengatasi masalah tersebut dengan melakukan 18 pinjaman dan penggabungan usaha, atau sebaliknya ada yang menutup usahanya Wahyu Widarjo, 2009 : 108. Kesulitan keuangan merupakan istilah dalam keuangan perusahaan yang dipakai untuk menunjukkan kondisi dari harapan yang dapat diberikan kepada kreditur sebuah perusahaan ketika perusahaan menghadapi resiko kegagalan atau ditimpa kesulitan keuangan. Kadang- kadang kesulitan keuangan dapat mendorong kearah kebangkrutan. Kesulitan keuangan biasanya berasosiasi dengan berbagai biaya yang dipikul perusahaan dan ini dikenal sebagai biaya dari kesulitan keuangan Haming Imaduddin, 2011 : 24. Kebangkrutan perusahaan dapat mempengaruhi yang memiliki kepentingan dalam perusahaan termasuk para pemegang saham, pemasok, kreditur pelanggan, karyawan, dan manajemen perusahaan itu sendiri. Dalam insiden kebangkrutan perusahaan khususnya pada perusahaan yang memperkerjakan banyak orang dapat secara signifikan mempengaruhi mata pencaharian banyak orang dan perekonomian di mana perusahaan tersebut berlokasi. Pemegang saham dan investor dapat menderita kerugian ekonomi yang besar karena mereka adalah pihak terakhir yang berkepentingan untuk melunasi dalam masalah likuidas perusahaan Yap et.al, 2012 : 332. Pada prinsipnya kebangkrutan hanyalah mekanisme hukum yang mengizinkan kreditor yaitu, peminjam mengambil alih perusahaan ketika penurunan nilai asetnya memicu kegagalan pembayaran utang yang ada. 19 Jika perusahaan tidak membayarkan utangnya, perusahaan diambil alih oleh kreditor, yang menjadi pemilik baru; pemegang saham lama tidak mendapat apa-apa. Kebangkrutan bukan penyebab penurunan nilai perusahaan. Kebangkrutan merupakan hasil penurunan nilai perusahaan Brealey et.al, 2008 : 19. Selain itu, perekonomian Indonesia dinilai paling rentan terhadap tekanan efek perekonomian terlalu panas atau overheating dan masuk jebakan negara berpendapatan menengah alias middle income trap. Hal ini dipengaruhi tingginya aktivitas kredit yang sebagian besar bersifat konsumtif dan tingginya konsumsi domestik. Ketahanan Indonesia terhadap perlambatan ekonomi global dan domestik telah menjadi magnet bagi investasi asing dalam beberapa tahun terakhir. Namun, ekspor yang lemah telah menekankan kuartal keempat produk domestik bruto PDB sebesar 6,1 persen dari tahun lalu, lebih lemah dari yang diharapkan. Middle income trap merupakan istilah bagi negara yang berpendapatan menengah alias middle-income economies MIE yang terjebak diposisinya yang tidak bisa melakukan lompatan untuk masuk menjadi negara baru. Dengan kata lain, suatu negara telah mencapai suatu level pendapatan perkapita tertentu yang relatif makmur, namun tidak mampu lagi mempertahankan momentum pertumbuhan yang tinggi. Karena itu, negara itu tak kunjung naik level masuk jajaran negara maju Koran JakartaRabu,1 Mei 2013. 20 Sedangkan penelitian mengenai kebangkrutan pernah dilakukan oleh Luciana dan Kristijadi 2003 menunjukkan bahwa rasio-rasio keuangan dapat digunakan dalam memprediksi financial distress suatu perusahaan. Rasio keuangan yang paling dominan dalam penelitian ini adalah net income to sales NIS, current liabilities to total assets CLTA, current asset to current liabilities CACL. Dari hasil persamaan logit ini juga diketahui bahwa variabel net income to sales NIS signifikan pada tingkat 5. Koefisien regresi untuk variabel NIS sebesar -42.9435 dan bertanda negatif, yang menunjukkan bahwa variabel NIS berpengaruh negatif terhadap financial distress suatu perusahaan. Variabel CLTA signifikan pada tingkat 10. Koefisien regresi untuk variabel CLTA sebesar -6.2406 dan bertanda negatif, yang menunjukkan bahwa variabel CLTA berpengaruh negatif terhadap financial distress suatu perusahaan. Variabel CACL signifikan pada tingkat 5. Koefisien regresi untuk variabel CACL sebesar -10.2834 dan bertanda negatif, yang menunjukkan bahwa variabel CACL berpengaruh negatif terhadap financial distress suatu perusahaan. Variabel GROWTH NITA signifikan pada tingkat 5. Koefisien regresi untuk variabel GROWTH NITA sebesar 0.5076 dan bertanda positif, yang menunjukkan bahwa variabel GROWTH NITA berpengaruh positif terhadap financial distress suatu perusahaan. Sedangkan variabel NFATA tidak signifikan baik pada tingkat 5 ataupun 10. 21 Bi-Huei Tsai 2012 sampel penelitian yang digunakan terdiri dari perusahaan Taiwan yang terdaftar termasuk industri keuangan karena sifat yang berbeda, dan perusahaan tanpa data yang memadai. Data pada tahun 2003 sampai 2006 sampel pelatihan, sedangkan data tahun 2007 dan 2008 adalah sampel uji. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kinerja perkiraan dari model multinomial logit, yang mengklasifikasikan peristiwa kegagalan perusahaan sebagai perusahaan yang sedikit tertekan dan kebangkrutan dan reorganisasi perusahaan, tidak lebih akurat dibandingkan model logit biner yang mengkategorikan baik perusahaan yang sedikit-tertekan dan perusahaan kebangkrutan dan reorganisasi sebagai kegagalan perusahaan. Wang dan Michael 2010 penelitian yang dilakukan dengan menggunakan model Ohlson, sampel data yang diteliti yaitu perusahaan- perusahaan China yang go public dan mencangkup kisaran 11 tahun 1998-2008. Prediksi model tingkat akurasi pada umumnya diatas 95 tergantung titik cut off yang akan dipilih. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah TLTA, WCTA, CLCA, OENEG. Hasilnya menunjukkan bahwa OENEG jika total kewajiban melebihi total asset maka nilainya 1,0 sebaliknya dan INTWO jika laba bersihnya negatif selama dua tahun terakhir maka nilainya 1,0 sebaliknya adalah dua variabel yang paling berpengaruh dalam prediksi kegagalan dan signifikan pada P 0 .01. 22 Rayenda K. Brahmana 2007 penelitian yang digunakan merupakan perusahaan manufaktur Indonesia. Sampel yang digunakan adalah perusahaan yang delisting dari Bursa Efek Jakarta pada periode 2000-2003 dan semua perusahaan manufaktur yang terdaftar hingga saat ini. Secara keseluruhan, hasil penelitian menunjukkan bahwa rasio keuangan disesuaikan memiliki tinggi daya klasifikasi dari rasio industri relatif. Sorot penting lainnya adalah reputasi auditor memiliki hubungan signifikan terhadap kondisi financial distress. Sebagai kesimpulan, ada 1 dari perusahaan manufaktur Indonesia yang menunjukkan kondisi financial distress. Pemegang Saham, Investor, Kreditor dan manajemen harus memperhatikan fenomena ini. Khania Vissiani Amrullah 2010 yaitu prediksi financial distress. Hasil penelitian ini variabel yang dapat digunakan untuk memprediksi financial distress yaitu Working CapitalTotal Assets, Total EquityTotal Asstes, Net IncomeTotal Assets, dan Total LiabilitiesTotal Assets. Andi Pradana 2011 yaitu peranan analisis rasio keuangan model Altman, Springate, dan Zmijewski penerapannya pada perusahaan property dan real estate di BEI dari penelitian tersebut dalam model Altman yang paling dominan dalam membedakan perusahaan yang sehat dan tidak sehat berdasarkan hasil standartdized canonical discriminant function coefficients yaitu rasio retained earnings to total assets RETA, pada model Foster yaitu rasio time interest expense TIE, pada model 23 Springate yaitu rasio working capital to total asset WCTA, dan pada model Zmijewski yaitu rasio net income to total assets NITA. Analisa laporan keuangan dapat menjadi salah satu alat untuk memprediksi kebangkrutan. Laporan keuangan dapat dijadikan dasar untuk mengukur kesehatan suatu perusahaan melalui rasio –rasio keuangan yang ada. Kesehatan suatu perusahaan akan mencerminkan kemampuan perusahaan dalam menjalankan usahanya, distribusi aktivanya, keefektifan penggunaan aktivanya, hasil usaha atau pendapatan yang telah dicapai, beban-beban tetap yang harus dibayar, serta potensi kebangkrutan yang akan dialami Brahmana, 2008:3. Dibawah ini merupakan data survey untuk perusahaan sektor property and real estate. Tabel 1.1 Net Profit Margin Perusahaan Property and Real Estate Tahun 2007-2010 KODE 2007 2008 2009 2010 ASRI 0.07 0.14 0.23 0.38 BAPA 0.02 0.01 0.14 0.23 BCIP 6.31 6.38 11.65 22.14 BSDE 0.07 0.16 0.24 0.16 COWL 0.09 0.08 0.14 0.08 CTRA 0.12 0.16 0.1 0.15 CTRP 0.27 0.58 0.22 0.44 DART 0.21 0.27 0.1 0.08 DGIK 0.08 0.04 0.05 0.05 DILD 0.08 0.04 0.07 0.42 DUTI 0.05 0.04 0.21 0.27 ELTY 0.17 0.26 0.13 0.13 GMTD 0.13 0.13 0.21 0.23 GPRA 0.09 0.04 0.1 0.11 JRPT 0.21 0.23 0.29 0.34 LAMI 0.03 0.08 0.09 0.15 LPCK 0.07 0.05 0.08 0.16 LPKR 0.17 0.15 0.15 0.17 24 MDLN 0.11 0.01 0.01 0.15 MKPI 40.99 43.11 34.74 37.01 PJAA 18.46 15.48 15.29 15.38 PNSE 0.1 0.13 0.17 0.15 PSAB 0.02 0.01 0.01 0.01 PUDP 0.1 0.08 0.12 0.17 SMRA 0.16 0.07 0.14 0.14 SSIA 0.01 -0.01 0.01 0.07 Maks 40.99 43.11 34.74 37.01 Min 0.01 -0.01 0.01 0.01 Rata 2.622692 2.604615 2.488077 3.029615 Sumber : Olah data ICMD 2011 Pada tabel 1.1 menunjukkan bahwa rata-rata tertinggi dari keseluruhan tahun yaitu tahun 2010 dengan nilai rata-rata sebesar 3.029615 hal ini sama dengan yang dimiliki Badan Pusat Statistik, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2009 mencapai 4,5 atau turun sebesar 1,6 dari tahun 2008. Kondisi pertumbuhan ekonomi makro yang membaik mulai semester pertama 2010 ditandai dengan meningkatnya PDB semester pertama yang mencapai 5,8. Hal ini tampak pada mulai menguatnya ekonomi dan meningkatnya daya beli masyarakat. Berdasarkan indikator ekonomi di atas, analis memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2010 diperkirakan bisa mencapai 5,5 - 6,0. Peningkatan pertumbuhan ekonomi juga didorong oleh meningkatnya nilai ekspor dan derasnya arus investasi yang masuk ke Indonesia sepanjang awal tahun 2010. Iklim investasi yang semakin kondusif di Indonesia pada tahun 2010 merupakan salah satu faktor pendukung lainnya. Berdasarkan indikator tersebut, Analis memperkirakan 25 pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2011 diperkirakan akan mencapai 6,0 - 6,4 dan tingkat inflasi diperkirakan sebesar 6, BI Rate sebesar 6,5 dan kurs rupiah terhadap dollar diperkirakan akan stabil pada Rp 9.000 sd Rp 9.500. www.bisnisrumah.co.idnewsbisnisproperti2010. Hal inilah yang mendasari penulis untuk meneliti perusahaan pada sektor property and real estate, jika dilihat dari net profit margin pada perusahaan sektor property and real estate dari tahun 2007 sampai dengan 2010. Objek penelitian ini adalah seluruh pada perusahaan sektor property and real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI periode 2007 sampai dengan 2010. Disini penulis memilih pada perusahaan sektor property and real estate untuk dijadikan sampel penelitian ini karena perkembangan bisnis property di Indonesia dinilai akan semakin pesat dan memuncak di tahun 2014. Bahkan dari 15 kota di Asia Pasifik, Jakarta termasuk menjadi salah satu kota terbaik untuk berbisnis property Tempo.com, 61212. Alasan lainnya yang mendukung tumbuh pesatnya bisnis property di Indonesia juga dilontarkan oleh seorang pengamat property, Panangian Simanungkalit Kompas.com, 200112. Ia menyatakan terdapat 3 alasan yang menjadikan investasi property di Indonesia menjadi yang terbaik di dunia. Pertama, BI Rate yang turun menjadi 6 pada November 2011 dan sekarang bertahan di angka 5,7 merupakan suku bunga terendah sepanjang sejarah. Kedua, masih terdapat sekitar 14 juta dari 61 juta keluarga yang belum memiliki rumah dengan permintaan 900.000 unit pertahun. Ketiga, semua segmen pasar 26 property di Indonesia terbuka sebagai lahan investasi termasuk ke pasar kelas paling bawah.melihat siklus perkembangan beberapa produk properti saat ini diketahui arah perkembangannya kedepan sangat diperkirakan lebih positif karena pertambahan penduduk di Indonesia yang tinggi menyebabkan kebutuhan hunian yang akan terus meningkat dan akan semakin tinggi persaingan antar perusahaan maka akan mengakibatkan semakin tinggi pula biaya yang dikeluarkan perusahaan tersebut. Apabila usaha tersebut gagal dalam arti kalah dalam persaingan maka perusahaan tersebut akan mengalami kerugian, yang pada akhirnya akan memperngaruhi keuangan perusahaan yang akan menyebabkan perusahaan tersebut mengalami financial distress. Berdasarkan latar belakang mengenai prediksi kebangkrutan peneliti tertarik untuk meneliti tentang kebangkrutan dengan menggunakan rasio-rasio keuangan berdasarkan penelitian-penelitian terdahulu. Penelitian ini dilakukan selama periode 4 tahun pada perusahaan yang tidak mengalami kebangkrutan dan yang mengalami kebangkrutan. Rasio keuangan yang digunakan dalam penelitian ini berdasarkan pada penelitian terdahulu. Dan pada perusahaan sektor property and real estate yang akan diteliti sebagai perusahaan yang mengalami kebangkrutan yaitu perusahaan yang memiliki net income laba bersih negatif dan tidak melakukan pembayaran deviden selama dua tahun berturut-turut pada tahun 2007 sampai dengan 2010 sebagai perusahaan yang mengalami kebangkrutan diproksikan dengan nilai 0 dan perusahaan yang mengalami 27 kebangkrutan diproksikan dengan nilai 1 dengan indikasi : Beberapa tahun mengalami laba bersih operasi net operating income negatif dan selama lebih dari satu tahun tidak melakukan pembayaran deviden, digunakan oleh Almilia dan Kristijadi 2003. Dengan adanya pernyataan-pernyataan diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Prediksi Kegagalan Pada Perusahaan Sektor Property and Real Eestate Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia: Menggunakan Multiple Discriminant Analysis, dan Regresi Logistik Periode 2007-2010 ”. 28

B. Perumusan Masalah

Dokumen yang terkait

Kajian Pengaruh Perumahan (Real Estate) Terhadap Tingkat Pelayanan Jalan Studi Kasus: Perumahan Setiabudi Indah Medan

1 45 10

Kajian Pengaruh Perumahan (Real Estate) Terhadap Tingkat Pelayanan Jalan Studi Kasus: Ruas Jalan Setiabudi Medan

1 24 164

PREDIKSI KEBANGKRUTAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE ALTMAN Z-SCORE, SPRINGATE DAN ZMIJEWSKI PADA PERUSAHAAN PROPERTY DAN REAL ESTATE YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN 2011-2013.

0 2 20

Sub sektor property dan real estate

0 0 2

ANALISIS KEBANGKRUTAN PADA PERUSAHAAN PROPERTY DAN REAL ESTATE YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 0 13

ANALISIS PERBANDINGAN PREDIKSI KEBANGKRUTAN PERUSAHAAN DENGAN MENGGUNAKAN MULTIVARIATE DISCRIMINANT ANALYSIS DAN REGRESI LOGISTIK PADA PERUSAHAAN PERTAMBANGAN BATUBARA PERIODE 2010-2014

0 0 17

Sub Sektor Property dan Real Estate No

0 0 21

ANALISIS PREDIKSI KEBANGKRUTAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL SPRINGATE DAN UMUR PERUSAHAAN SEBAGAI VARIABEL PENJELAS (Studi Pada Perusahaan Property and Real Estate Yang Terdaftar di BEI) - Perbanas Institutional Repository

0 0 20

ANALISIS PREDIKSI KEBANGKRUTAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL SPRINGATE DAN UMUR PERUSAHAAN SEBAGAI VARIABEL PENJELAS (Studi Pada Perusahaan Property and Real Estate Yang Terdaftar di BEI) - Perbanas Institutional Repository

0 0 14

ANALISIS PREDIKSI KEBANGKRUTAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL SPRINGATE DAN UMUR PERUSAHAAN SEBAGAI VARIABEL PENJELAS (Studi Pada Perusahaan Property and Real Estate Yang Terdaftar di BEI) - Perbanas Institutional Repository

0 0 25