Analisa Multivariat HASIL PENELITIAN

4.4. Analisa Multivariat

Uji regresi linear berganda dilakukan untuk melihat variabel yang paling dominan dari beberapa varibel independen yang diduga memiliki pengaruh terhadap variabel dependen. Sebelum dilakukan uji regresi linier berganda terlebih dahulu dilakukan uji Normalitas yang bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi variabel dependen, variabel independen, atau keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah berdistribusi normal atau mendekati normal Deteksi normalitas dilakukan dengan melihat penyebaran data titik pada sumbu diagonal dari grafik. Dasar pengambilan keputusannya adalah: a. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas; b. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis diagonal maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. Bila dilihat dari gambar normalitas probability plot maka model regresi memenuhi asumsi normalitas, karena data menyebar sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal Normal P-P Plot Regression Standardized Residual Dependent variable : Jampro Gambar : Normalitas Probability Plot 1.00 .75 .50 .25 0.00 Expected Cum Prob 1.00 .90 .80 .70 .60 .50 .40 .30 .20 .10 0.00 Gambar 2.3. Grafik Normalitas probability Plot Berdasarkan uji bivariat yang memiliki nilai p value di bawah 0,05 adalah variabel lama kerja, pengetahuan, kepemimpinan dan insentif artinya variabel tersebut memiliki hubungan dengan kinerja bidan desa di Kecamatan Barumun Tengah. Dan selanjutnya dilakukan uji regresi linier berganda yang hasil uji dapat dilihat pada tabel 4.22 dengan jabaran sebagai berikut : 1. Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa variabel lama kerja, pengetahuan, kepemimpinan dan insentif merupakan variabel yang dapat dianalisis ke multivariat untuk melihat pengaruh yang paling dominan dari variabel tersebut. 2. Secara bersama 2 dua variabel karakteristik individu lama kerja dan pengetahuan, 2 dua variabel organisasi kepemimpinan dan insentif mempunyai pengaruh terhadap kinerja bidan desa, dengan kontribusi sebesar dari nilai R Square: 0,561 x 100 = 50,9 , artinya 56,1 kinerja bidan desa dipengaruhi oleh karakteristik individu 2 variabel dan faktor organisasi 2 variabel, sekitar 43,9 lagi oleh faktor lain. 3. Hasil analisis menunjukkan bahwa 5 variabel yaitu variabel umur, tempat tinggal, pelatihan, desain kerja dan motivasi tidak mempunyai pengaruh terhadap kinerja responden bidan desa, dengan taraf signifikansi masing- masing variabel p 0,05 4. Hasil analisis menunjukkan bahwa kepemimipinan kepala puskesmas mempunyai pengaruh yang paling dominan dibandingkan dengan variabel lainnya., terlihat dari nilai beta 0,372 lebih besar dibanding dengan nilai beta variabel lainnya. Tabel 4.23. Tabel 4.23 . Hasil Regresi Karakteristik Individu, Faktor Organisasi, Faktor Psikologis Terhadap Kinerja Bidan Desa di Kecamatan Barumun Tengah Tahun 2009 No. Kode Variabel B Beta Sig. Constant 836,124 0,000 X 2 Lama Kerja -153,900 -0,372 0,003 X 5 Pengetahuan 17,573 0,267 0,043 X 6 Kepemimpinan 35,845 0,372 0,003 X 8 Insentif 32,352 0,361 0,007 R = 0,749 a R Square = 0,561 5. Berdasarkan hasil analisis pada tabel di atas dapat disusun persamaan teoritis, sebagai berikut: Ketentuan: ỳ = Kinerja Bidan Desa, X 2 = Lama Kerja, X 5 = Pengetahuan, X 6= Kepemimpinan, X 8 = Insentif, maka: ỳ Kinerja Bidan Desa = 836,124 – 153,900 X 2 + 17,573 X 5 + 35,845 X 6 + 32,352 X 8 Berdasarkan persamaan di atas, dapat ditafsirkan secara teoritis, bahwa kinerja responden bidan desa akan berkurang apabila bidan desa makin lama bekerja, kemudian kinerja bidan desa akan lebih baik bila ada peningkatan pengetahuan program KIA, kepemimpinan yang diberikan manajemen lebih baik oleh kepala puskesmas dan diberikan insentif yang baik kepada bidan desa.

4.5. Hasil Wawancara