BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN
IV.1. Pelaksanaan Pengumpulan Data
Peneliti menempuh beberapa tahapan penelitian dalam pengumpulan data. Tahapan tersebut sebagai berikut :
IV.1.1. Langkah-langkah pengumpulan data
1. Langkah pertama dalam penelitian ini, peneliti melakukan pra penelitian
dilokasi penelitian yang bertempat di kelurahan Sitirejo II Kecamatan Medan Amplas, Medan. Kemudian peneliti menyusun proposal penelitian.
Perbaikan proposal penelitian, kemudian dikonsultasikan dengan dosen pembimbing dan untuk kemudian diteruskan dengan pembuatan kuesioner.
2.
Langkah kedua, studi kepustakaan. Dalam tahap penelitian ini, peneliti
melanjutkan dengan studi kepustakaan di perpustakaan guna mengumpulkan
buku ‐buku yang berhubungan dengan judul penelitian yang sedang diteliti oleh
peneliti yakni: BAHASA BINAN DALAM KOMUNIKASI ANTARPRIBADI DI
KALANGAN WARIA Studi Deskriptif Mengenai Penggunaan Bahasa Binan Dalam
Proses Komunikasi Antarpribadi di Kalangan Waria di Kelurahan Sitirejo II
Kecamatan Medan Amplas Sumatera Utara
3. Pelaksanaan
pengumpulan data. Melakukan penyebaran kuesioner dalam waktu ±10
hari.
IV.2 Proses Pengolahan Data
Universitas Sumatera Utara
Pengolahan data dilakukan setelah peneliti selesai mengumpulkan data dari 35 responden. Adapun tahapan pengolahan data tersebut adalah :
1. Penomoran Kuesioner
Penomoran kuesioner yaitu memberikan nomor urut kuesioner sebagai pengenal, yakni mulai dari 1-35.
2. Editing
Editing yaitu proses pengeditan jawaban responden untuk memperjelas setiap jawaban yang meragukan dan menghindari terjadinya kesilapan pengisian
dalam kotak kode yang disediakan.
3. Coding
Coding yaitu proses pemindahan jawaban-jawaban responden ke kotak kode yang telah disediakan di kuesioner dalam bentuk angka score.
4. Inventarisasi Variabel
Inventarisasi variabel yaitu data mentah yang diperoleh dan dimasukkan ke dalam lembar Fotron Cobol FC sehingga memuat seluruh data dalam satu
kesatuan.
5. Menyediakan Kerangka Tabel
Banyaknya kerangka tabel minimal sejumlah pertanyaan dalam bentuk kuesioner, maksimal sesuai dengan kebutuhan analisis kerangka tabel ini
dilengkapi dengan nomor tabel, judul tabel, kolom vertikal dan horizontal, kategori dan indikator, frekuensi, persen dan jumlah. Fungsi kerangka tabel ini
untuk mewadahi sebaran data dalam penelitian.
6. Tabulasi Data
Universitas Sumatera Utara
Tabulasi data yaitu memindahkan variabel responden dari lembar Fotron Cobol FC ke dalam kerangka tabel. Adapun tabel yang disajikan berbentuk tabel
tunggal. Penyebaran data dalam tabel secara rinci melalui kategori, frekuensi, persentase, dan selanjutnya di analisa.
IV.3. Analisa Tabel Tunggal IV.3.1 Karakteristik Responden
Karakteristik responden perlu disajikan untuk lebih mengetahui latar belakang responden. Adapun karakteristik umum yang dianggap relevan dengan
penelitian ini meliputi usia responden, penghasilan responden dan pekerjaan responden. Selengkapnya data tersebut dapat dilihat pada tabel yang dimulai dari
tabel IV.1 sampai dengan tabel IV.3.
Tabel IV.1 Agama Responden
No Agama Responden
F
1 Islam
25 71.4
2 Protestan
9 25.7
3 Katolik
0 0
4 Hindu
0 0
5 Budha
1 2.9
Total
35 100.0 Sumber : Kuesioner Penelitian P2FC.3
Dari tabel IV.1 diatas, diketahui mengenai agama responden. Sebanyak 25 orang responden 71,4 beragama Islam, sebanyak 9 orang responden 25,7
beragama Protestan dan hanya ada 1 orang responden 2,9 yang beragama Budha.
Universitas Sumatera Utara
Dengan demikian dapat dijelaskan bahwa mayoritas responden dalam penelitian ini beragama Protestan yang ditunjukkan dengan persentase sebesar
71,4 atau sebanyak 25 orang responden.
Tabel IV.2 Tingkat Pendidikan Responden
No Tingkat Pendidikan
Responden F
1 SD
0 0
2 SMP
13 37.1
3 SMA
21 60.0
4 D3S1
1 2.9
Total
35 100.0 Sumber : Kuesioner Penelitian P3FC.4
Dari tabel IV.2 di atas diketahui mengenai tingkat pendidikan responden. Sebanyak 13 orang responden 37,1 tingkat pendidikan hanya sebatas SMP,
sebanyak 21 orang responden 60 tingkat pendidikan mencapai SMA, dan hanya 1 orang responden 2,9 yang mengecap bangku perkuliahan.
Dengan demikian dapat dijelaskan bahwa mayoritas responden dalam penelitian ini mengecap bangku pendidikan pada tingkat SMA yang ditunjukkan
dengan persentase sebesar 60 atau sebanyak 21 orang responden. Alasan ekonomi merupakan alasan utama mereka sehingga mereka tidak melanjutkan
untuk kuliah karena faktor ekonomi.
Universitas Sumatera Utara
Tabel IV.3 Pekerjaan Responden
No Pekerjaan Responden
F
1
Pegawai swasta 2
5.7
2
Pengusaha 1 2.9
3
Penyanyipengamen 3 8.6
4
Lain-lain 29 82.9
Total
35 100.0 Sumber : Kuesioner Penelitian P4FC.5
Dari tabel IV.3 diketahui mengenai pekerjaan responden. Sebanyak 2 orang responden 5,7 bekerja sebagai pegawai swasta, hanya ada 1 orang
responden 2,9 yang berkerja sebagai pengusaha, sebanyak 3 orang responden8,6 bekerja sebagai penyanyipengamen, dan sebanyak 29 orang
responden 82,9 menjawab bekerja lain-lain. Dengan demikian dapat dijelaskan bahwa mayoritas responden dalam
penelitian ini menjawab bekerja lain-lain seperti bekerja di salon, menjadi model, dan serabutan sebagai buruh cuci. Hal ini ditunjukkan dengan persentase sebesar
82,9 atau sebanyak 29 orang responden. Para waria lebih merasa senang bekerja sebagai pekerja lepas karena mereka merasa lebih tidak memiliki ikatan dengan
pihak perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
IV.3.2 Bahasa Binan Dalam Proses Komunikasi Antarpribadi di Kalangan Waria
Asal usul bahasa
Tabel IV.4 Anda mengetahui asal usul bahasa binan
No Anda mengetahui asal
usul bahasa binan F
1
Tidak mengetahui 3
8.6
2
Kurang mengetahui 3
8.6
3
Mengetahui 16 45.7
4
Sangat mengetahui 13
37.1
Total
35 100.0 Sumber : Kuesioner Penelitian P6FC.7
Dari tabel IV.4 diketahui mengenai pengetahuan para responden mengenai asal usul bahasa binan. Sebanyak 3 orang responden 8,6 menyatakan tidak
mengetahui asal usul bahasa binan, sebanyak 3 orang responden 8,6 menyatakan kurang mengetahui, sebanyak 16 orang responden 45,7
menyatakan mengetahui asal usul bahasa binan dan sebanyak 13 orang responden 37,1 menyatakan sangat mengetahui asal usul bahasa binan.
Dengan demikian dapat dijelaskan bahwa mayoritas responden dalam penelitian ini mengetahui asal usul bahasa binan. Hal ini ditunjukkan dengan
persentase sebesar 45,7 atau sebanyak 16 orang responden. Mereka mengetahui bahwa asal usul bahasa binan tersebut dari berbagai literatur bacaan maupun dari
teman-teman mereka yang sudah terlebih dahulu menjadi waria dibandingkan mereka.
Universitas Sumatera Utara
Tabel IV.5 Ketertarikan dengan asal usul bahasa binan
No Ketertarikan dengan asal
usul bahasa binan F
1
Tidak tertarik 3
8.6
2
Kurang tertarik 4
11.4
3
Tertarik 13 37.1
4
Sangat tertarik 15
42.9
Total
35 100.0 Sumber : Kuesioner Penelitian P6FC.7
Dari tabel IV.5 diketahui mengenai ketertarikan akan asal usul bahasa binan. Sebanyak 3 orang responden 8,6 menyatakan tidak tertarik dengan asal usul
bahasa binan, sebanyak 4 orang responden 11,4 menyatakan kurang tertarik dengan asal usul bahasa binan, sebanyak 13 orang responden 37,1 menyatakan
tertarik dengan asal usul bahasa binan dan sebanyak 15 orang responden 42,9 menyatakan sangat tertarik dengan asal usul bahasa binan.
Dengan demikian dapat dijelaskan bahwa mayoritas responden dalam penelitian ini menyatakan bahwa mereka sangat tertarik dengan asal usul bahasa
binan. Hal ini ditunjukkan dengan persentase sebesar 42,9 atau sebanyak 15 orang responden. Mereka mengakui bahwa sebagai kaum waria mereka tentunya
tertarik dengan asal usul bahasa binan yang mereka gunakan sehari-hari. Ketertarikan tersebut mereka tunjukkan dengan terus belajar istilah baru dalam
bahasa binan tersebut.
Universitas Sumatera Utara
Fungsi Bahasa
Tabel IV.6 Anda mengetahui fungsi dari bahasa binan
No Anda mengetahui fungsi
dari bahasa binan F
1
Tidak tahu 1
2.9
2
Kurang tahu 3
8.6
3
Tahu 19 54.3
4
Sangat tahu 12
34.3
Total
35 100.0 Sumber : Kuesioner Penelitian P7FC.8
Dari tabel IV.6 diketahui mengenai pengetahuan mengenai fungsi dari bahasa binan. Sebanyak 1 orang responden 2,9 menyatakan tidak tahu, sebanyak 3
orang responden 8,6 menyatakan kurang tahu, sebanyak 19 orang responden 54,3 menyatakan tahu dan 12 orang responden 32,3 menyatakan sangat
tahui mengenai fungsi dari bahasa binan. Dengan demikian dapat dijelaskan bahwa mayoritas responden dalam
penelitian ini tahu mengenai fungsi dari bahasa binan. Hal ini ditunjukkan dengan persentase sebesar 54,3 atau sebanyak 19 orang responden. Mereka tentunya
mengetahui fungsi utama dari bahasa binan ini sebagai bahasa sandi ketika berbicara dengan sesama waria dan pembicaraan mereka tidak akan dimengerti
oleh orang awam yang berada disekitar mereka.
Universitas Sumatera Utara
Tabel IV.7 Fungsi bahasa binan sudah tepat sebagai bahasa sandi waria
No Fungsi bahasa binan sudah tepat
sebagai bahasa sandi waria F
1
Tidak tepat 1
2.9
2
Kurang tepat 0.0
3
Tepat 13 37.1
4
Sangat tepat 21
60.0
Total
35 100.0 Sumber : Kuesioner Penelitian P8FC.9
Dari tabel IV.7 diketahui mengenai fungsi bahasa binan sudah tepat sebagai bahasa sandi waria. Sebanyak 1 orang responden 2,9 menyatakan
tidak tepat fungsi bahasa binan dijadikan sebagai bahasa sandi waria, sebanyak 13 orang responden 37,1 menyatakan tepat fungsi binan sebagai bahasa sandi
waria, sebanyak 21 orang responden 60 menyatakan sangat tepat fungsi bahasa binan sebagai bahasa sandi waria, dan tidak ada responden
menyatakan kurang tepat fungsi bahasa binan sebagai bahasa sandi waria. Dengan demikian dapat dijelaskan bahwa mayoritas responden dalam
penelitian ini menyatakan fungsi bahasa binan sudah sangat tepat sebagai bahasa sandi para kaum waria. Hal ini ditunjukkan dengan persentase sebesar 60 atau
sebanyak 21 orang responden. Para waria menyatakan bahwa mereka sudah sangat nyaman dengan fungsi bahasa binan sebagai bahasa sandi mereka. Mereka
merasa lebih dekat dengan sesama waria jika menggunakan bahasa ini.
Universitas Sumatera Utara
Gramatika
Tabel IV.8 Anda mengerti dengan gramatikatata bahasa binan
No Anda mengerti dengan
gramatikatata bahasa binan F
1
Tidak mengerti 4
11.4
2
Kurang mengerti 3
8.6
3
Mengerti 12 34.3
4
Sangat mengerti 16
45.7
Total
35 100.0 Sumber : Kuesioner Penelitian P9FC.10
Dari tabel IV.8 diketahui mengenai pengertian dengan gramatikatata bahasa binan. Sebanyak 4 orang responden 11,4 menyatakan tidak mengerti
dengan gramatikatata bahasa binan, sebanyak 3 orang responden 8,6 menyatakan kurang mengerti dengan gramatikatata bahasa binan, sebanyak 12
orang responden 34,3 menyatakan mengerti dengan gramatikatata bahasa binan dan sebanyak 16 orang responden 45,7 menyatakan sangat mengerti
dengan gramatikatata bahasa binan. Dengan demikian dapat dijelaskan bahwa mayoritas responden dalam
penelitian ini sangat mengerti dengan gramatikatata bahasa binan. Hal ini ditunjukkan dengan persentase sebesar 45,7 atau sebanyak 16 orang responden.
Para responden mengerti dengan penambahan kata-kata tertentu dalam sebuah kata dasar dan pemaknaan yang timbul dengan adanya tata bahasa tersebut dan
merasa hal tersebut tidak sulit untuk dipelajari.
Universitas Sumatera Utara
Tabel IV.9 Anda dan teman sesama waria mengerti dengan gramatika bahasa binan
No
Anda dan teman sesama waria mengerti dengan gramatika
bahasa binan
F
1
Tidak mengerti 2
5.7
2
Kurang mengerti 5
14.3
3
Mengerti 11 31.4
4
Sangat mengerti 17
48.6
Total
35 100.0 Sumber : Kuesioner Penelitian P10FC.11
Dari tabel IV.9 diketahui mengenai antara para responden dan sesama waria mengerti dengan gramatika bahasa binan. Sebanyak 2 orang responden
5,7 menyatakan tidak mengerti dengan gramatika bahasa binan dengan sesama waria, sebanyak 5 orang responden 14,3 menyatakan kurang mengerti dengan
gramatika bahasa binan dengan sesama waria, sebanyak 11 orang responden 31,4 menyatakan mengerti dengan gramatika bahasa binan dengan sesama
waria, sebanyak 17 orang responden 48,6 menyatakan sangat mengerti dengan gramatika bahasa binan dengan sesama waria.
Dengan demikian dapat dijelaskan bahwa mayoritas responden dalam penelitian ini sangat mengerti dengan gramatika bahasa binan dengan sesama
teman warianya. Hal ini ditunjukkan dengan persentase sebesar 48,6 atau sebanyak 17 orang responden. Antara responden dan juga teman sesama waria
merasa saling mengerti dengan gramatika bahasa binan yang mereka gunakan sehari-hari dalam percakapan antara komunitas mereka.
Universitas Sumatera Utara
Keterbukaan Self‐Disclosure
Tabel IV.10
Anda membuka diri ketika menjalin hubungan sosial
No Anda
membuka diri ketika menjalin
hubungan sosial F
1
Tidak pernah 5
14.3
2
Jarang 7 20.0
3
Kadang-kadang 12 34.3
4
Sering 11 31.4
Total
35 100.0 Sumber : Kuesioner Penelitian P11FC.12
Dari tabel IV. 10 diketahui mengenai keterbukaan diri ketika menjalin hubungan sosial. Sebanyak 5 orang responden 14,3 menyatakan tidak pernah,
sebanyak 7 orang responden 20 menyatakan jarang. Sebanyak 12 orang responden 34,3 menyatakan kadang-kadang dan sebanyak 11 orang responden
31,4 menyatakan sering membuka diri ketika menjalin hubungan sosial. Dengan demikian dapat dijelaskan bahwa mayoritas responden dalam
penelitian ini menyatakan mereka hanya kadang-kadang saja membuka diri ketika menjalin hubungan sosial. Hal ini ditunjukkan dengan persentase sebesar 34,3
atau sebanyak 12 orang responden. Tidak semua responden mau membuka diri secara intens kepada orang di lingkungan sekitarnya ketika akan menjalin
komunikasi antarpribadi. Alasan utama mereka membuka diri adalah agar lawan bicara mereka juga melakukan hal yang sama dengan mereka.
Universitas Sumatera Utara
Tabel IV.11 Anda berterus terang bahwa anda seorang waria
No
Anda berterus terang bahwa anda seorang waria
F
1
Tidak pernah 6
17.1
2
Jarang 2 5.7
3
Kadang-kadang 8 22.9
4
Sering 19 54.3
Total
35 100.0 Sumber : Kuesioner Penelitian P12FC.13
Dari tabel IV.11 diketahui mengenai keterusterangan responden bahwa dirinya adalah seorang waria. Sebanyak 6 orang responden 17,1 menyatakan
tidak pernah berterus terang bahwa mereka adalah waria, sebanyak 2 orang responden 5,7 menyatakan jarang berterus terang bahwa mereka adalah waria,
sebanyak 8 orang responden 22,9 menyatakan kadang-kadang berterus terang bahwa mereka adalah waria dan sebanyak 19 orang responden 54,3
menyatakan bahwa mereka sering berterus terang bahwa mereka adalah seorang waria.
Dengan demikian dapat dijelaskan bahwa mayoritas responden dalam penelitian ini sering berterus terang bahwa mereka adalah seorang waria. Hal ini
ditunjukkan dengan persentase sebesar 19 atau sebanyak 54,3. Para responden menyatakan alasan utama mereka berterus terang sebagai seorang waria adalah
karena mereka tidak malu menunjukkan siapa diri mereka sebenarnya.
Universitas Sumatera Utara
Dasar hubungan yang sehat
Tabel IV.12 Keyakinan bahwa keterbukaan merupakan dasar dari hubungan yang sehat
No
Keyakinan ba
hwa keterbukaan merupakan dasar
dari hubungan yang sehat
F
1
Tidak yakin 0.0
2
Kurang yakin 7
20.0
3
Yakin 13 37.1
4
Sangat yakin 15
42.9
Total
35 100.0
Sumber : Kuesioner Penelitian P13FC.14
Dari tabel IV.12 diketahui mengenai keyakinan para responden bahwa
keterbukaan merupakan dasar dari hubungan yang sehat. Sebanyak 7 orang responden
20 menyatakan kurang yakin bahwa keterbukaan merupakan dasar dari hubungan
yang sehat, sebanyak 13 orang responden 37,1 menyatakan yakin bahwa
keterbukaan merupakan dasar dari hubungan yang sehat, sebanyak 15 orang responden
42,9 menyatakan sangat yakin bahwa keterbukaan merupakan dasar dari hubungan
yang sehat.
Dengan demikian dapat dijelaskan bahwa mayoritas responden dalam penelitian
ini sangat yakin bahwa keterbukaan merupakan dasar dari hubungan yang sehat. Hal ini
ditunjukkan dengan persentase sebesar 42,9 atau sebanyak 15 orang responden.
Keterbukaan merupakan kunci utama untuk bisa saling menerima satu sama lain ketika
akan menjalin sebuah hubungan baik itu hubungan pekerjaan maupun hubungan yang
lebih intim. Oleh sebab itu para responden menyatakan bahwa dasar dari hubungan
yang sehat adalah keterbukaan.
Universitas Sumatera Utara
Keterbukaan lebih disukai
Tabel IV.13 Keterbukaan lebih disukai ketika menjalin hubungan dengan orang lain
No
Keyakinan ba
hwa keterbukaan merupakan dasar
dari hubungan yang sehat
F
1
Tidak yakin 3
8.6
2
Kurang yakin 5
14.3
3
Yakin 14 40.0
4
Sangat yakin 13
37.1
Total
35 100.0 Sumber : Kuesioner Penelitian P14FC.15
Dari tabel IV.13 diketahui mengenai pendapat para responden bahwa keterbukaan lebih disukai ketika menjalin hubungan dengan orang lain. Sebanyak
3 orang responden 8,6 menyatakan tidak yakin jika keterbukaan lebih disukai ketika menjalin hubungan dengan orang lain, sebanyak 5 orang responden
14,3 menyatakan kurang yakin jika keterbukaan lebih disukai ketika menjalin hubungan dengan orang lain, sebanyak 14 orang responden 40 menyatakan
yakin jika keterbukaan lebih disukai ketika menjalin hubungan dengan orang lain, sebanyak 13 orang responden 37,1 menyatakan sangat yakin jika keterbukaan
lebih disukai ketika menjalin hubungan dengan orang lain. Dengan demikian dapat dijelaskan bahwa mayoritas responden dalam
penelitian ini yakin jika keterbukaan lebih disukai ketika menjalin hubungan dengan orang lain. Hal ini ditunjukkan dengan persentase sebesar 40 atau
sebanyak 14 orang responden. Keyakinan akan disukainya keterbukaan ketika menjalin sebuah hubungan tidak dapat kita sangkal. Keterbukaan merupakan
sebuah dasar dalam proses pertukaran informasi antara sesame waria di kelurahan Siti Rejo II..
Universitas Sumatera Utara
Sifat positif
Tabel IV.14 Keterbukaan akan menciptakan sebuah hubungan yang bersifat positif
No
Keterbukaan akan menciptakan sebuah hubungan
yang bersifat positif
F
1
Tidak yakin 1
2.9
2
Kurang yakin 5
14.3
3
Yakin 13 37.1
4
Sangat yakin 16
45.7
Total
35 100.0 Sumber : Kuesioner Penelitian P15FC.16
Dari tabel IV.14 diketahui mengenai pernyataan responden bahwa keterbukaan akan menciptakan sebuah hubungan yang bersifat positif. Sebanyak 1
orang responden 2,9 menyatakan mereka tidak yakin jika keterbukaan akan menciptakan sebuah hubungan yang bersifat positif, sebanyak 5 orang responden
14,3 menyatakan kurang yakin bahwa keterbukaan akan menciptakan sebuah hubungan yang bersifat positif, sebanyak 13 orang responden 37,1
menyatakan mereka yakin bahwa keterbukaan akan menciptakan sebuah hubungann yang bersifat positif dan sebanyak 16 orang responden 45,7
menyatakan mereka sangat yakin bahwa keterbukaan akan menciptakan sebuah hubungan yang bersifat positif.
Dengan demikian dapat dijelaskan bahwa mayoritas responden dalam penelitian ini menyatakan bahwa mereka sangat yakin jika keterbukaan akan
menciptakan sebuah hubungan yang bersifat positif. Hal ini ditunjukkan dengan persentase sebesar 45,7 atau dijawab sebanyak 16 orang responden.
Keterbukaan merupakan sebuah awal permulaan dalam pembukaan sebuah hubungan dan dengan keterbukaan maka hubungan akan lebih baik kedepannya.
Universitas Sumatera Utara
a. Kompeten
Tabel IV.15 Anda memiliki kompetensi yang merupakan bagian dari sifat positif ketika
menjalin komunikasi
No
Anda memiliki kompetensi yang merupakan bagian
dari sifat positif ketika menjalin komunikasi
F
1
Tidak memiliki 3
8.6
2
Kurang memiliki 4
11.4
3
Memiliki 15 42.9
4
Sangat memiliki 13
37.1
Total
35 100.0 Sumber : Kuesioner Penelitian P16FC.17
Dari tabel IV.15 diketahui mengenai kompetensi yang dimiliki oleh responden yang merupakan bagian dari sifat positif ketika menjalin komunikasi.
Sebanyak 3 orang responden 8,6 menyatakan bahwa mereka tidak memiliki kompetensi, sebanyak 4 orang responden 11,4 menyatakan bahwa mereka
kurang memiliki kompetensi, sebanyak 15 orang responden 42,9 menyatakan bahwa mereka memiliki kompetensi dan sebanyak 13 orang responden 37,1
menyatakan bahwa mereka sangat memiliki kompetensi yang merupakan bagian dari sifat positif ketika menjalin komunikasi.
Dengan demikian dapat dijelaskan bahwa mayoritas responden dalam penelitian ini memiliki kompetensi yang merupakan bagian dari sifat positif ketika
menjalin komunikasi. Hal ini ditunjukkan dengan persentase sebesar 42,9 atau sebanyak 15 orang responden. Kompetensi merupakan sebuah kemampuan untuk
bisa diandalkan dalam menghadapi berbagai kemungkinan masalah ketika menjalin sebuah hubungan komunikasi antar sesama waria di kelurahan Siti Rejo
II.
Universitas Sumatera Utara
b. Terbuka