Kerangka Teori dan Pemikiran

1 BAB II LANDASAN TEORI

A. Pengertian Peran

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, peran adalah beberapa tingkah laku yang diharapkan dimiliki oleh orang yang berkedudukan di masyarakat dan harus dilaksanakan. 1 Adapun kata Peran atau role dalam Kamus Oxford Dictionary diartikan “ActorÊs Part”, OneÊs Task or Function” yang berarti aktor; tugas seseorang atau fungsi. 2 Menurut Sarlito Wirawan, bahwa harapan tentang peran adalah harapan-harapan orang lain pada umunya tentang prilaku-prilaku yang pantas, yang seyogyanya ditentukan oleh seseorang yang mempunyai peran tertentu. 3 Sedangkan, konsep tentang Peran atau role menurut Komarudin 1994; 768 dalam buku “Ensiklopedia Manajemen” mengungkapkan sebagai berikut: a. Bagian dari tugas utama yang harus dilakukan oleh manajemen. b. Pola perilaku yang diharapkan dapat menyertai suatu status. c. Bagian suatu fungsi seseorang dalam kelompok atau pranata. 1 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1998, hal. 667 2 The New Oxford IllustratedDictionary, Oxford University Press, 1982 h. 1466 3 Sarlito Wirawan Sarwono, Teori-teori Psikologi Sosial, Jakarta: Rajawali, 1984 cet. Ke-1, h.235 18 d. Fungsi yang diharapkan dari seseorang atau menjadi karakteristik yang apa adanya. e. Fungsi setiap variabel dalam hubungan sebab-akibat. Peran sangat menentukan kelompok sosial masyarakat, dalam artian diharapkan masing-masing dari sosial masyarakat yang berkaitan agar menjalankan perannya, yaitu menjalankan hak dan kewajiban sesuai dengan kedudukan dalam masyarakat lingkungan. Jadi seseorang menduduki suatu posisi dalam masyarakat serta menjalankan suatu peran. 4

B. Pengertian Bank Sampah

Secara istilah, Bank Sampah terdiri dari atas 2 dua kata, yaitu Secara istilah Bank Sampah terdiri atas 2 dua kata, yaitu kata Bank dan Sampah. Kata bank berasal dari bahasa Italia yaitu banque yang berarti tempat penukaran uang. 5 Secara sederhana bank dapat diartikan sebagai lembaga keuangan yang kegiatan usahanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa-jasa bank lainnya. 6 4 Soerjono Soekanto, Sosiologi Suaatu Pengantar, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2002 cet. ke-34, h. 243 5 Ismail, bank sampah seruni. 6 Kasmir, “Dasar-Dasar Perbankan”, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2012 cet. ke-10, h. 3 Kemudian menurut Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 yang dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya ke masyarakat dalam bentuk kredit danatau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. 7 Sedangkan pengertian sampah adalah semua benda atau produk sisa dalam bentuk padat akibat aktivitas manusia yang dianggap tidak bermanfaat dan tidak dikehendaki oleh pemiliknya dan dibuang sebagai barang yang tidak berguna. 8 Sampah pengertian diatas adalah benda yang sudah tidak memiliki manfaat apa pun bagi kehidupan manusia sehingga benda tersebut dibuang, dan keberadaan benda tersebut tidak bisa dihindari selama masih ada aktivitas manusia.

C. Undang-Undang Mengenai Bank Sampah

Pada tanggal 15 Oktober 2012, Pemerintah Republik Indonesia, mengundangkan Peraturan Pemerintah Nomor 81 Tahun 2012 Tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga yang juga merupakan peraturan pelaksana dari Undang-Undang 7 ibid 8 Siswanto Hadi, “Kamus Populer Kesehatan Lingkungan”, Jakarta: EGC, 2003 cet. ke-1, h. 114 No.18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah sekaligus memperkuat landasan hukum bagi penyelenggaraan pengelolaan sampah di Indonesia. 9 Terdapat beberapa muatan pokok yang penting yang diamanatkan oleh peraturan pemerintah ini, yaitu: 1. Memberikan landasan yang lebih kuat bagi pemerintah daerah dalam penyelenggaraan pengelolaan sampah yang berwawasan lingkungan dari berbagai aspek antara lain legal formal, manajemen, teknis operasional, pembiayaan, kelembagaan, dan sumber daya manusia; 2. Memberikan kejelasan perihal pembagian tugas dan peran seluruh parapihak terkait dalam pengelolaan sampah mulai dari kementerianlembaga di tingkat pusat, pemerintah provinsi, pemerintah kabupatenkota, dunia usaha, pengelola kawasan sampai masyarakat; 3. Memberikan landasan operasional bagi implementasi 3R reduce, reuse, recycle dalam pengelolaan sampah menggantikan paradigma lama kumpul-angkut-buang; 4. Memberikan landasan hukum yang kuat bagi pelibatan dunia usaha untuk turut bertanggungjawab dalam pengelolaan sampah sesuai dengan perannya. Sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah, kebijakan pengelolaan sampah 9 Diakses pada 8 Maret 2014 jam 15.35 dari http:banksampahmelatibersih.blogspot.com201302peraturan-pemerintah-nomor-81-tahun.