Penentuan Parameter
5.6.5 Penentuan Parameter
I ' 2 ' 1 S 3 ( 2 ) . R 2
Motor Induksi
Tg
2 . Nr / 60 Parameter dari
rangkaian ekuivalen
R c , X m , R 1 , X 1 , X 2 , danR 2 , dapat diten- R '
karena Nr Ns ( 1 S ), maka
tukan berdasarkan hasil tes tanpa beban,
2 tes hubung singkat, dan dari pengukuran Tg
tahanan dc dari belitan stator.
2 . Ns / 60 Tes tanpa beban pada motor induksi,
seperti tes tanpa beban pada sebuah transformator,yang hasilnya memberikan informasi nilai arus magnetisasi dan rugi gesekan.
Gambar 5.109 Rangkaian Ekuivalen dengan
Refrensi Stator
Tes ini dilakukan dengan memberikan tegangan tiga fasa seimbang pada belitan
1 stator pada rating frekuensinya. Bagian
rotor pada kondisi pengetesan jangan R 1
terhubung dengan beban mekanis, rugi
S daya yang terukur pada kondisi tes tanpa
beban disebabkan rugi inti, rugi gesekan
3 Tg
dan angin.
2 . Ns / 60
1 ...... R x 2 Tes hubung singkat pada motor induksi,
seperti tes hubung singkat pada trans-
1 1 2 formator, yang hasilnya memberikan in-
formasi kerugian karena impedansi. Pada tes ini rotor ditahan sehingga motor tidak
bila harga Io diabaikan I 1 I 2 bisa berputar. Untuk menghindari hal-hal
Daya Keluar Motor Pg ( Pout ) 3 . I 1 2 . R
yang tidak ingin selama pengetesan
biasanya tegangan yang diberikan hanya
V 15% - 20% dari tegangan normal motor,
sedangkan untuk mendapatkan nilai
X eq 2 1 parameter motor, tetap berdasarkan nilai
eq 1 L
nominalnya dengan melakukan konversi
Pg
L 2 2 , k diasumsika n ( 1 R
eq 1 R L ) X eq 1
dari hasil pengukuran.
Hasil pengetesan terhadap motor ini selain untuk menentukan parameter, dapat OA=Menunjukkan rugi-rugi yang dise- dimanfaatkan juga untuk menggambarkan babkan gesekan dan angin. diag-ram lingkaran. Rugi-rugi tembaga stator dan rotor dapat dipisahkan dengan Besarnya nilai Wo yang terbaca pada saat menggambarkan garis torsi.
tes tanpa beban, menunjukkan nilai kerugian yang diakibatkan oleh adanya :
5.6.5.1 Tes Tanpa Beban
Rugi tembaga Stator 3 . I 0 2 . R 1 . Test tanpa beban dilakukan pada motor Rugi Inti 3 . Go . V 2 .
indukasi tiga fasa untuk memproleh data Rugi disebabkan gesekan dan angin. daya masuk Wo, Io, dan Vo (V) seperti yang diperlihatkan pada gambar 5.109 Pada gambar 5.109 b,kurva Wo terpotong OB
tegangan normal, sumbu vertikal pada titik A.
Menunjukkan
sehingga rugi-rugi pada tegangan normal dapat diketahui dengan menggambarkan garis vertikal dari titik B. BD = Rugi disebabkan gesekan dan angin. DE = Rugi tembaga stator. EF = Rugi inti
Cos
Gambar 5.110 Tes Tanpa Beban
5.6.5.2 Tes Hubung Singkat
Gambar 5.111 Tes Hubung Singkat
Tes ini dilakukan untuk : Resistansi total R eq 1 dari motor Arus hubung singkat saat tegangan
dengan refrensi sisi primer. normal diberikan pada stator.
Faktor daya pada saat hubung singkat. Pada saat test dilakukan rotor ditahan dan
Reaktansi total X eq 1 dari motor untuk jenis rotor belitan, kumparan rotor dengan refrensi sisi primer (stator).
dihubung singkat pada slipring.
Kurangi tegangan suplai ( 5 atau 20 %) Namun dalam kenyataannya terutama di dari tegangan normal) dan diatur sampai industri terkadang dikehendaki juga ada- arus beban penuh mengalir dalam stator. nya pengaturan kecepatan. Pengaturan Pada saat pengetesan dilakukan catat nilai kecepatan
sebuah motor induksi arus, tegangan, dan daya masuk yang memerlukan biaya yang relatif mahal. terukur.
Pengaturan kecepatan dapat dilakukan
V dengan beberapa cara, seperti dengan
I hsN I hs x
mengubah jumlah kutub, mengatur ta-
V hs
hanan luar, mengatur tegangan jala-jala,
I hsN = Arus hubung singkat diperoleh saat dan mengatur frekuensi jala-jala. tegangan normal diberikan.
I hs
= Arus hunbung singkat diperoleh
5.6.6.1 Mengubah Jumlah Kutub
saat tegangan pengujuan diberi- Karena kecepatan operasi motor induksi kan.
mendekati kecepatan sinkron, maka ke-
W hs 3 . V hsL . I hsL . Cos hs
cepatan motor dapat diubah dengan cara mengubah jumlah
kutubnya, sesuai
Cos hs
W hs
3 . V . I dengan persamaan : hsL N hsL S P W
120 f
Hal ini dapat dilakukan dengan mengu-bah hs = Total daya masuk saat hubung hubungan lilitan dari kumparan stator
diperoleh dua
V hsL = Tegangan Jala-jala saat hubung perubahan kecepatan sinkron dengan Singkat.
mengubah jumlah kutub, misalnya dari 2
I hsL = Arus Jala-jala saat hubung singkat kutub menjadi 4 kutub. Dengan cara ini
Rugi Tembaga Total W hs W
perubahan kecepatan yang dihasilkan
int i
hanya dalam “ discrete steps”.