Frekuensi dan Slip Rotor

5.6.2 Frekuensi dan Slip Rotor

Kumparan stator motor induksi tiga fasa bila dihubungkan dengan suplai tegangan tiga fasa akan mengasilkan medan magnet yang berputar dengan kecepat- an sinkron sesuai dengan persamaan

(a)

Ns 

120 f

. Medan putar yang terjadi pada

stator ini akan memotong penghantar- penghantar yang ada pada bagian rotor, sehingga terinduksi arus, dan sesuai dengan dengan Hukum Lentz, sehingga rotor akan berputar mengikuti putaran medan stator.

(b) Perbedaan kecepatan medan putar stator dengan putaran rotor biasa disebut slip. Apabila terjadi penambahan beban, maka akan mengakibatkan naiknya kopel motor dan selanjutnya akan memperbesar arus induksi pada bagian rotor.

Frekuensi rotor saat motor belum ber- (c)

putar nilainya akan sama dengan fre- kuensi yang terjadi pada belitan stator,

Gambar 5.101 Terjadinya Putaran pada Motor Induksi

dan apabila sudah berputar frekuensi rotornya akan sebanding dengan peru-

 Bila kopel mula yang dihasilkan oleh bahan slip yang terjadi pada motor ter- gaya (F) pada rotor cukup besar untuk sebut. menanggung kopel beban, maka rotor akan berputar searah dengan medan putar stator.

5.6.2.1 Tegangan Induksi pada

 Supaya timbul tegangan induksi pada

Rotor

rotor, maka harus ada perbedaan Saat rotor belum berputar maka Slip = 1, relatif antara kecepatan medan putar frekuensi dari ggl rotor nilainya sama stator(Ns) dengan kecepatan putar dengan frekuensi yang di suplai ke bagian rotor

(Nr).Perbedaan kecepatan stator. Nilai tegangan induksi pada rotor antara Nr dengan Ns disebut Slip (S), saat diam adalah maksimum, sehingga dan dinyatakan dengan persa-maan motor

ekuivalen

dengan sebuah

transformator tiga fasa yang di hubung S  x 100 %

Ns  Nr

Ns

singkat pada sisi sekundernya.

Saat rotor mulai berputar, kecepatan

relatif antara rotor dengan fluks medan  S  f 2  Sxf 1

putar stator akan menurun, sehingga

tegangan induksi rotor berbanding lang-

5.6.3 Rangkaian Ekuivalen

sung dengan kecepatan relatif, dengan demikian tegangan induksi di rotor akan Dalam beberapa hal mesin Induksi me- mengalami penurunan.

nyerupai mesin sinkron, tetapi pada da- sarnya mesin induksi ini hampir sama

Jadi untuk Slip S, tegangan induksi rotor dengan transformator, terutama saat akan S kali tegangan induksi saat diam, belum berputar. oleh karena itu pada kondisi ber-putar :

E 2 r  SE 2 rotor dilakukan berdasarkan azas imbas

Energi yang “dipindahkan” dari stator ke

elektromagnet(induksi) dengan bantuan

5.6.2.2 Slip dan Frekuensi Rotor

fluksi bersama, karena itu rangkaian ekuivalen motor induksi digambarkan

Seperti telah dijelaskan diatas, putaran seperti rangkaian ekuivalen transforma- rotor tidak akan sama dengan putaran tor. Bagian stator membentuk sisi primer medan stator, karena bila rotor berputar dan rotor sebagai sisi sekunder. sama cepatnya dengan medan stator, tidak akan timbul perbedaan kecepatan sehingga tidak ada Ggl induksi yang

5.6.3.1 Rangkaian Ekuivalen Rotor

timbul pada rotor, tidak ada arus dan tidak ada kopel yang mendorong rotor.

Itulah sebabnya rotor selalu berputar pada kecepatan dibawah kecepatan medan putar

stator. Perbedaan

kecepatan

tergantung pada besarnya beban motor. Slip mutlak menunjukkan kecepatan relatif rotor terhadap medan putar.

Slip Mutlak = Ns – Nr

Slip (S) merupakan perbandingan slip mutlak terhadap Ns, ditunjukkan per unit

atau prosen oleh hubungan :

Ns  Nr

S  x 100 %

Ns

Dalam keadaan diam, frekuensi rotor ( f 2 )

Gambar 5.102 Rangkaian Ekuivalen Rotor

sama besarnya dengan frekuensi sumber Pada saat rotor berputar tegangan in- tegangan, bila rotor berputar frekuensi duksi rotor (E2) dan reaktansi bocor rotor

besarnya rotor (X2) dipengaruhi oleh Slip, maka kecepatan relatif atau slip mutlak. arus rotor menjadi : Hubungan antara frekuensi dengan slip

Dokumen yang terkait

Keanekaragaman Makrofauna Tanah Daerah Pertanian Apel Semi Organik dan Pertanian Apel Non Organik Kecamatan Bumiaji Kota Batu sebagai Bahan Ajar Biologi SMA

26 317 36

AN ANALYSIS ON GRAMMATICAL ERROR IN WRITING MADE BY THE TENTH GRADE OF MULTIMEDIA CLASS IN SMK MUHAMMADIYAH 2 MALANG

26 336 20

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

Representasi Nasionalisme Melalui Karya Fotografi (Analisis Semiotik pada Buku "Ketika Indonesia Dipertanyakan")

53 338 50

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

KEABSAHAN STATUS PERNIKAHAN SUAMI ATAU ISTRI YANG MURTAD (Studi Komparatif Ulama Klasik dan Kontemporer)

5 102 24

Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kerajinan Tangan Di Desa Tutul Kecamatan Balung Kabupaten Jember.

7 76 65