2.4 Jumlah Makanan
Dalam penatalaksaan diet untuk pasien diabetes melitus ada beberapa hal yang harus diperhatikan menurut Mansjoer, 1999 seperti menghitung jumlah
kalori pada pasien diabetes melitus. Cara menghitung kalori pada pasien diabetes melitus, tentukan terlebih dahulu berat badan ideal untuk mengetahui
jumlah kalori basal pasien diabetes melitus. Cara termudah adalah perhitungan menurut Bocca :
Pada laki-laki yang tingginya 160 cm atau perempuan yang tingginya 150 cm berlaku rumus :
Ada beberapa cara untuk menentukan jumlah kalori yang dibutuhkan seorang pasien diabetes melitus :
a. Menghitung kebutuhan basal dengan cara mengalikan berat badan ideal dengan 30 untuk laki-laki dan 25 untuk wanita.
Table 2.3 daftar kalori yang dikeluarkan pada berbagai aktivitas Ringan
Sedang Berat
100-200 kkaljam Mengendarai mobil
Memancing Kerja laboratorium
Kerja sektaris Mengajar kerja
200-350 kkaljam Rumah tangga
Bersepeda Bowling
Jalan cepat Berkebun, Golf, Sepatu roda
400-900 kkaljam Aerobic
Bersepeda Memanjat
Menari Lari, Sepak bola, tenis
BB ideal = TB dalam cm – 100 x 1 kg BB ideal = TB dalam cm-100 – 10 kg
Universitas Sumatera Utara
b. Kebutuhan basal dihitung seperti yang di poin a, tetapi di tambahkan kalori berdasarkan persentase kalori basal.
1 Kerja ringan, ditambah 10 dari kalori basal 2 Kerja sedang, ditambah 20 dari kalori basal
3 Kerja berat, ditambah 40 - 100 dari kalori basal 4 Pasien kurus, masih tumbuh kembang, terdapat infeksi, sedang hamil
atau menyusui, ditambah 20 – 30 dari kalori basal. c. Kebutuhan kalori dihitung berdasarkan tabel 4.
Tabel 2.4 Kebutuhan kalori Dewasa
Kkal kg BB idaman
Kerja santai kerja sedang kerja berat Gemuk
Normal Kurus
25 30 35 30 35 40
35 40 40 - 50
d. Suatu pegangan kasar dapat sebagai berikut : 1 Pasien kurus = 2.300 – 2.500 kkal
2 Pasien normal = 1.700 – 2.100 kkal 3 Pasien gemuk = 1.300 – 1.500 kkal
Pada konsensus Perkumpulan Endokrinologi Indonesia PERKENI telah ditetapkan bahwa standar yang dianjurkan adalah santapan dengan komposisi
seimbang berupa karbohidrat 60-70, protein 10 – 15, dan lemak 20–25 sesuai dengan kecukupan gizi yang baik Mansjoer, 1999.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Smeltzer 2002, jenis zat makanan yang perlu di konsumsi oleh penderita diabetes melitus yaitu makanan yang mengandung karbohidrat, lemak,
protein, serat makanan dan alkohol. a. Karbohidrat
Ada dua tipe karbohidrat yang utama yaitu karbohidrat komples dan karbohidrat sederhana. Tujuan diet karbohidrat adalah meningkatkan
konsumsi karbohidrat kompleks khususnya yang berserat tinggi seperti roti gandum utuh, nasi beras merah tumbuh, sereal dan pastami yang
berasal dari gandum yang masih mengandung bekatul, sedangkan buah yang manis dan gula merupakan karbohidrat sederhana. Meskipun
demikian, anjuran untuk menghindari jenis makanan mengandung gula sederhana laktosa dan fruktosa seperti susu dan buah bukanlah tindakan
yang tepat. Di samping itu, penggunaan sukrosa gula pasir dengan jumlah yang sedang tidak berlebihan kini lebih banyak diterima
sepanjang pasien masih dapat mempertahankan kadar glukosa serta lemak yang mencakup kolesterol dan trigliserida yang adekuat dan mampu
mengendalikan berat badannya. Meskipun demikian, karbohidrat sederhana tetap harus dikonsumsi dalam jumlah yang tidak berlebihan dan
lebih baik jika dicampur ke dalam sayuran atau makanan lain daripada di konsumsi secara terpisah.
Universitas Sumatera Utara
b. Lemak Rekomendasi tentang kandungan lemak dalam diet diabetes
mencakup penurunan persentase total kalori yang berasal dari sumber lemak sehingga kurang dari 30 total kalori dan pembatasan jumlah
lemak jenuh hingga 10 total kalori. Selain itu pembatasa asupan total kolesterol dari makanan hingga kurang dari 300 mghari sangat dianjurkan.
Rekomendasi ini dapat membantu mengurangi factor resiko, seperti kenaikan kadar kolesterol serum yang berhubungan dengan proses
terjadinya penyakit koroner yang merupakan penyebab utama kematian dan ketidakmampuan diantara para penderita diabetes.
c. Protein Rencana makan dapat mencakup penggunaan beberapa makanan
sumber protein nabati misalnya, kacang-kacangan dan biji-bijian yang utuh untuk membantu mengurangi asupan kolesterol serta lemak jenuh.
Di samping itu, rekomendasi untuk mengurangi jumlah asupan protein dapat diberikan kepada pasien dengan tanda-tanda dini penyakit ginjal.
d. Serat Makanan Ada dua jenis serat makanan, yaitu serat terlarut dan serat tak larut.
Serat terlarut terdapat dalam makanan seperti kacang-kacangan, havermut dan beberapa jenis buah mempunyai peran yang lebih besar dalam
menurunkan kadar glukosa darah dan lemak bila dibandingkan serat tak – larut. Sedangkan serat tak-larut ditemukan dalam roti gandum dan sereal
serta dalam beberapa jenis sayuran. Tipe serat ini berperan penting dalam
Universitas Sumatera Utara
meningkatkan masa feses dan mencegah konstipasi. Serat tak-larut maupun terlarut akan meningkatkan perasaan kenyang sehingga
sangatmembantu dalam penurunan berat badan. e. Alkohol
Konsumsi alkohol oleh pasien diabetes tidak perlu dibatasi dengat ketat. Namun demikian, pasien dan para professional kesehatan harus
waspada terhadap efek khas alkohol yang pontesial merugikan pada diabetes. Secara umum, tindakan pencegahan mengenai penggunaan
alkohol oleh masyarakat luas diterapkan pula pada penderita diabetes. Dianjurkan agar alkohol tidak dikonsumsi berlebihan. Bahaya utama
penggunaan alkohol oleh pasien diabetes adalah hipoglikemia. Jika seorang penderita diabetes minum minuman beralkohol pada saat lambung
kosong, maka kemungkinan terjadianya hipoglikemia akan meningkat. Di samping itu, konsumsi alkohol yang berlebihan dapat mengganggu
kemampuan seseorang untuk mengidentifikasi serta mengatasi keadaan hipiglikemia dengan tepat dan mengikuti rencana makan yang sudah
diresepkan untuk mencegah hipoglikemia.
2.5 Jenis Makanan