Fungsi Dasar Bilangan Kompleks
1.7 Fungsi Dasar Bilangan Kompleks
1.7.1 Fungsi Eksponen dan Trigonometri dari z
Fungsi eksponensial e z sangatlah penting, bukan hanya karena dirinya sendiri, tetapi juga sebagai dasar untuk mendefinisikan fungsi dasar lainnya. Fungsi eksponensial variabel riil sudah kita ketahui. Sekarang kita akan mencari tahu arti e z ketika z = x + iy. Dengan semangat Euler, kita bisa bekerja dengan cara kita secara manipulatif. Dengan asumsi e z memenuhi semua aturan yang sudah kita kenal dari fungsi eksponen bilangan riil, kita mempunyai
e z =e x+iy =e x e iy =e x (cos y + i sin y)
1.7. Fungsi Dasar Bilangan Kompleks
Sehingga kita bisa mendefinisikan e z sebagai e x (cos y + i sin y). Nilainya direduksi menjadi e x ketika suku imajiner z hilang. Mudah untuk dibuktikan bahwa
e z 1 e z 2 =e z 1 +z 2 .
Dalam bab selanjutnya kita akan mengetahui arti dari turunan terhadap z. Saat ini kita cukup tahu bahwa
e z =e z
dz
Sehingga definisi (1.19) menjaga semua sifat-sifat fungsi eksponensial. Kita sudah melihat bahwa
cos θ = (e iθ +e −iθ ), sin θ = (e iθ +e −iθ ).
2 2i
Dalam persamaan ini, kita bisa memperluas definisi cosinus dan sinus ke dalam domain kompleks. Sehingga kita mendefinisikan
Fungsi trigonometri z lainnya didefinisikan dengan cara biasa. Sebagai contoh
Dengan definisi ini kita bisa membuktikan semua rumus trigonometri tetap berlaku ketika variabel riil x digantikan variabel kompleks z:
cos(−z) = cos z, sin(−z) = − sin z, cos 2 z + sin 2 z=1
cos(z 1 ±z 2 ) = cos z 1 cos z 2 ∓ sin z 1 sin z 2 sin(z 1 ±z 2 ) = sin z 1 cos z 2 ± cos z 1 sin z 2
Untuk membuktikannya, kita mulai dengan definisinya. Sebagai contoh
e iz +2+e −iz −
e i2z −2+e −i2z .
1. Bilangan Kompleks
Contoh 1.7.1. Nyatakan e 1−i dalam bentuk a + bi, dalam tiga buah desimal. Solusi 1.7.1.
e 1−i =e 1 e −i = e(cos 1 − i sin 1).
Dengan menggunakan kalkulator
e 1−i ≃ 2.718(0.5403 − 0.8414i) = 1.469 − 2.287i
Contoh 1.7.2. Tunjukkan bahwa
1 = (e i2z −e −i2z ) = sin 2z.
2i
Contoh 1.7.3. Hitung sin(1 − i). Solusi 1.7.3. Dengan definisi
sin(1 − i) =
e i(1−i) −e −i(1−i)
= {e [cos(1) + i sin(1)]} − {e −1 [cos(1) − i sin(1)]}
1 cos(1) + (e + e −1 ) sin(1)
2i
Kita bisa memperoleh hasil yang sama dengan menggunakan rumus penjumlahan tri- gonometrik.
1.7.2 Fungsi Hiperbolik z
Kombinasi berikut ini sering kita jumpai
1 cosh z = (e z +e −z
), sinh z = (e z −e −z ).
Kombinasi ini disebut sebagai cosinus hiperbolik (disingkat cosh) dan sinus hiperbolik (disingkat sinh). Jelaslah
cosh(−z) = cosh z, sinh(−z) = − sinh z.
1.7. Fungsi Dasar Bilangan Kompleks
Fungsi hiperbolik lain didefinisikan dengan cara yang sama sejajar dengan fungsi trigonometrik:
sinh z
tanh z =
, coth z =
cosh z
tanh z
sechz =
, cschz =
cosh z
sinh z
Dengan definisi ini, semua identitas yang melibatkan fungsi hiperbolik variabel riil dijaga ketika variabelnya kompleks. Sebagai contoh
cosh 2 z
z − sinh = (e z +e − z) 2 − (e z +e − z) 2 =1
1 sinh 2z = (e 2z
2 2 2 = 2 sinh z cosh z.
Terdapat hubungan yang dekat antara fungsi trigonometrik dengan hiperbolik ke- tika variabelnya kompleks. Sebagai contoh
sin iz =
e (iz) −e (−iz)
−e z = i sinh z.
Serupa dengan hal ini, kita bisa membuktikan
cos iz = cosh z, sinh iz = i sin z, cosh iz = cos z.
Lebih dari ini
sin z = sin(x + iy) = sin x cos iy + cos x sin iy = sin x cosh y + i cos x sinh y, cos z = cos x cosh y − i sin x sinh y.
Contoh 1.7.4. Buktikan bahwa
sinh z = cosh z. dz
cosh z = sinh z,
dz
Solusi 1.7.4.
cosh z = (e 2 +e −z )= (e 2 +e −z ) = sinh z, dz
dz 2 2
1. Bilangan Kompleks
Contoh 1.7.5. Hitunglah cos(1 + 2i). Solusi 1.7.5.
cos(1 + 2i) = cos 1 cosh 2 − i sin 1 sinh 2 = (0.5403)(3.7622) − i(0.8415)(3.6269) = 2.033 − 3.052i.
Contoh 1.7.6. Hitunglah cos(π − i). Solusi 1.7.6. Dengan definisi
cos(π − i) =
e i(π−i) +e −i(π−i)
e iπ+1 +e −iπ−1
1 = (−e − e −1 ) = − cosh(1) = −1.543.
Kita memperoleh hasil yang sama dengan ekspansi
cos(π − i) = cos π cosh(1) + i sin π sinh(1) = − cosh(1) = −1.543.
1.7.3 Logaritma dan Pangkat dari z
Logaritma natural dari z = x+iy dinotasikan dengan ln z dan didefinisikan dengan cara yang sama seperti variabel riil, yaitu sebagai invers dari fungsi eksponensial. Tetapi, terdapat sebuah perbedaan penting. Sebuah nilai ekponensial riil y = e x adalah fungsi satu satu, karena dua buah x yang berbeda selalu memberikan dua buah nilai y yang berbeda. Hanya fungsi satu-satu yang memiliki invers karena tiap nilai y memiliki hanya sebuah nilai x. Tetapi e z adalah fungsi dari beberapa nilai, karena
e z =e x+iy =e x (cos y + i sin y)
Ketika y membesar sebagai sebuah perkalian dari 2π, nilai eksponensial kembali ke ni- lai awalnya. Sehingga untuk mendefinisikan logaritma kompleks kita harus membuang batasan fungsi satu-satu. Jadi,
w = ln z
didefinisikan untuk z 6= 0 dengan hubungan
e w = z.
1.7. Fungsi Dasar Bilangan Kompleks
Jika kita memilih
w = u + iv, z = re iθ ,
ini menjadi
e w =e u+iv =e u e iv = re iθ .
Karena |e w |= [(e) w )(e) w ) ∗ ] 1/2 = (e u+iv e u−iv ) 1/2 = u,
|e 1/2 |= (re ) = (re )(re iθ ) = r.
Dengan definisi
u = ln r.
Karena e w =z
Sehingga aturan logaritma tetap berlaku
(1.20) Karena θ adalah sudut polar (lingkaran), setelah z bertambah 2π dalam bidang kom-
ln z = ln re iθ = ln r + iθ.
pleks, nilainya akan kembali pada nilai asalnya dan z akan memiliki nilai yang sama. Tetapi logaritma z tidak akan kembali pada nilai asalnya. Suku imajinernya akan bertambah sebesar 2πi, sehingga (1.20) bisa dituliskan sebagai
ln z = ln r + i(θ 0 + 2πn), n = 0, ±1, ±2, · · · . Dengan menspesifikasi interval seperti itu, kita mengatakan bahwa kita telah memilih
cabang tertentu dari θ sebagai cabang utama. Nilai yang bersesuaian dengan n = 0 dikenal sebagai nilai utama dan dinyatakan sebagai Lnz, yaitu
Lnz = ln r + iθ 0 .
Pemilihan cabang utama adalah sebarang. Gambar 1.10 mengilustrasikan dua buah pilihan cabang yang mungkin. Gambar
1.10.(a) menggambarkan cabang yang memilih nilai argumen z dari selang −π < θ ≤ π. Nilai dalam selang ini paling sering digunakan dalam kode komputer aljabar
1. Bilangan Kompleks
Gambar 1.10: Dua buah pilihan cabang yang mungkin. (a) Cabang memotong sumbu x negatif. Titik −3 − 4i memiliki argumen 0.705π. (b) Cabang memotong sumbu x positif. Titik −3 − 4i memiliki argumen 1.295π.
kompleks. Argumen θ sifatnya diskontinu, melompat sebesar 2π ketika z memotong sumbu x negatif. Garis diskontinuitas ini dikenal sebagai potongan cabang. Perpo- tongan berakhir pada titik asal, yang dikenal sebagai titik cabang.
Dengan potongan cabang sepanjang sumbu riil negatif, nilai utama dari logaritma z
0 = −3−4i diberikan oleh ln(|z 0 |e ) dengan θ = tan −1 4 3 −π, sehingga nilai utamanya adalah
iθ
iθ
ln(−3 − 4i) = ln 5e = ln 5 + i(tan 1 + π) = 1.609 − 0.705πi.
Tetapi, jika kita memilih selang 0 ≤ θ < 2π sebagai cabang utama, maka potongan cabang sepanjang sumbu x positif, seperti pada Gambar 1.10.(b). Dalam kasus ini
nilai utama logaritma z 0 adalah
ln(−3 − 4i) = ln 5 + i(tan + π) = 1.609 + 1.295πi.
Kita akan menggunakan selang 0 ≤ θ < 2π sebagai cabang utama kecuali diberita- hukan yang lain.
Kita bisa dengan mudah mengecek hukum logaritma yang berlaku untuk variabel riil berlaku juga untuk variabel kompleks. Sebagai contoh
ln z
iθ 1 iθ 2
1 z 2 = ln r 1 e r 2 e = ln r 1 r 2 + i(θ 1 +θ 2 )
= ln r 1 + ln r 2 + iθ 1 + iθ 2
= (ln r 1 + iθ 1 ) + (ln r 2 + iθ 2 ) = ln z 1 + ln z 2 .
1.7. Fungsi Dasar Bilangan Kompleks
Hubungan ini selalu berlaku sepanjang nilai logaritma diambil. Tetapi, jika hanya nilai utama yang diambil, maka jumlah dua buah nilai utama ln z 1 + ln z 2 bisa berada
di luar cabang utama dari ln(z 1 z 2 ).
Contoh 1.7.7. Carilah semua nilai dari ln 2. Solusi 1.7.7. Bilangan riil 2 juga merupakan bilangan kompleks 2 + 0i, dan
2 + i0 = 2e in2π , n = 0, ±1, ±2, · · · .
Jadi ln 2 = Ln2 + n2πi
= 0.693 + n2πi, n = 0, ±1, ±2, · · · . Bahkan bilangan riil sekarang juga memiliki banyak logaritma. Hanya satu yang riil,
yaitu ketika n = 0 nilai utama.
Contoh 1.7.8. Carilah semua nilai dari ln(1). Solusi 1.7.8.
ln(−1) = ln e i(π±2πn) = i(π + 2πn), n = 0, ±1, ±2, · · · .
Nilai utamanya adalah iπ untuk n = 0. Karena ln a = x berarti e x = a, sehingga sepanjang x berupa variabel riil, a
selalu positif. Jadi, dalam domain bilangan riil, logaritma bilangan negatif tidak ada. Sehingga jawabannya harus berasal dari domain kompleks. Situasinya masih membingungkan pada abad 18 ketika matematikawan besar D’Alembert (1717 − 1783) berpikir bahwa ln(−x) = ln(x), sehingga ln(−1) = ln(1) = 0. Alasannya adalah
sebagai berikut. Karena (−x)(−x) = x 2 , jadi ln[(−x)(−x)] = ln x 2 = 2 ln x. Tetapi ln[(−x)(−x)] = ln(−x) + ln(−x) = 2 ln(−x), sehingga kita memperoleh ln(−x) = ln x. Hasil ini tidak benar, karena kita menggunakan aturan aljabar biasa dalam domain bilangan kompleks. Eulerlah yang akhirnya menemukan bahwa ln(−1) harus sama dengan bilangan kompleks iπ, yang sesuai dengan persamaannya e iπ = −1.
Contoh 1.7.9. Carilah nilai utama dari ln(1 + i). Solusi 1.7.9. Karena
√ 1+i= 2e iπ/4 ,
ln(1 + i) = ln 2+
i = 0.3466 + 0.7854i.
1. Bilangan Kompleks
Sekarang kita berada pada posisi untuk berpikir mengenai pangkat umum bilangan kompleks. Pertama marilah kita cari i i . Karena
i=e i( π 2 +2πn) ,
=e −( π 2 +2πn) , n = 0, ±1, ±2, · · · . Kita peroleh nilai yang tak hingga banyaknya dan semuanya riil. Euler membuktikan
= e i( π 2 +2πn)
bahwa pangkat imajiner dari bilangan imajiner bisa berupa bilangan riil. Secara umum, karena a = e ln a , maka
a b = (e ln a ) b =e b ln a .
Dalam rumus ini, a dan b bisa berupa bilangan kompleks. Sebagai contoh, untuk mencari (1 + i) 1−i , pertama kita tuliskan
h i 1−i (1 + i) 1−i = e ln(1+i)
=e (1−i) ln(1+i) . Karena
ln(1 + i) = ln 2e i( 4 +2πn) = ln
2 + i( + 2πn), n = 0, ±1, ±, 2, · · · ,
sekarang
(ln √ 2+i( π
(1 + i) 1−i =e
4 +2πn)−i ln
4 +2πn e i( π 2 +2πn−ln 2) .
Dengan menggunakan
ln √ 2 e √ = 2
e i2πn = 1,
kita memiliki
√ π 4 +2πn h √
dengan menggunakan kalkulator
(1 + i) 1−i =e 2πn (2.808 + 1.318i), n = 0, ±1, ±2, · · · .
Contoh 1.7.10. Carilah semua nilai dari i 1/2 . Solusi 1.7.10.
=e iπ/4 e inπ , n = 0, ±1, ±2, · · · . Karena e inπ = 1 untuk n genap dan e inπ = −1 untuk n ganjil, maka
Perhatikan bahwa n bisa berupa bilangan bulat sebarang, kita menemukan hanya dua buah nilai i 1/2 seperti seharusnya, yaitu akar kuadrat dari i.
1.7. Fungsi Dasar Bilangan Kompleks
Contoh 1.7.11. Carilah nilai utama dari 2 i . Solusi 1.7.11.
2 i = e ln 2 =e i ln 2 = cos(ln 2) + i sin(ln 2) = 0.769 + 0.639i.
Contoh 1.7.12. Carilah nilai utama dari (1 + i) 2−i . Solusi 1.7.12.
(1 + i) 2−i = exp [(2 − i) ln(1 + i)]
Nilai utama dari ln(1 + i) adalah
ln(1 + i) = ln 2e iπ/4
2 − ln = 4.3866(sin 0.3466 + i cos 0.3466) = 1.490 + 4.126i
cos
2 − ln 2 + i sin
1.7.4 Invers Fungsi Trigonometrik dan Hiperbolik
Kita mulai dengan definisi, kita bisa mencari invers fungsi trigonometrik dan hiper- bolik. Sebagai contoh, untuk mencari
w = sin −1 z,
kita bisa menuliskannya sebagai
z = sin w = (e iw −e −iw ).
2i
Mengalikannya dengan e iw , kita mempunyai
ze iw
1 = (e i2w − 1).
2i
1. Bilangan Kompleks
Dengan menata ulang, kita memperoleh persamaan kuadrat dari e iw
(e iw ) 2 − 2ize iw − 1 = 0.
Solusinya adalah
Dengan mengambil logaritma kedua ruas
Karena logaritma, rumus ini bernilai banyak. Meski dalam cabang utama sin −1 z memiliki dua nilai untuk z = 1 karena akarnya.
Dengan cara yang sama, kita bisa membuktikan
sinh −1 z = ln
iz ± (1 − z 2 ) 1/2 ,
iz ± (1 − z 2 ) 1/2 i ,
cosh −1 z = ln
Contoh 1.7.13. Hitunglah cos −1 2. Solusi 1.7.13. Misalkan w = cos −1
2, jadi cos w = 2. Diperoleh:
e iw
2 + −iw = 2.
Kalikan dengan e iw , kita peroleh bentuk kuadratik dari e iw .
(e iw ) 2 + 1 = 4e iw .
Selesaikan e iw
e iw
Jadi
√ iw = ln 1± 3 .
1.7. Fungsi Dasar Bilangan Kompleks
√ Perhatikan hanya dalam kasus khusus ini, ln(2 +
3) = ln(2 − 3), karena
Sehingga nilai utama dari ln(2 ±
3) = ±1.317. Jadi
cos −1 2 = ∓1.317i + 2πn, n = 0, ±1, ±2, · · · .
Dalam domain variabel riil, nilai maksimal dari cosinus adalah satu. Sehingga kita berharap cos −1 2 adalah bilangan kompleks. Perhatikan juga bahwa solusi ± juga
sudah kita duga karena cos(−z) = cos(z).
Contoh 1.7.14. Buktikan bahwa
tan −1
z=
2 [ln(i + z) − ln(i − z)] .
Solusi 1.7.14. Misalkan w = tan −1 z, jadi
iz(e iw +e −iw )=e iw −e −iw , (iz − 1)e iw + (iz + 1)e −iw = 0.
Kalikan dengan e iw dan susun ulang, kita mempunyai
Ambil logaritma kedua ruas
tan −1 z=w= [ln(i + z) − ln(i − z)] .
1. Bilangan Kompleks