Museum Situs Sangiran

1. Museum Situs Sangiran

Sangiran adalah sebuah situs arkeologi (Situs Manusia Purba) di Jawa, Indonesia. Sangiran terletak di sebelah utara Kota Solo dan berjarak sekitar 15 km (tepatnya di desa krikilan,

kec. Kalijambe, Kab.Sragen). Situs Sangiran mempunyai luas sekitar 59, 2

km². Pada tahun 1977 Sangiran ditetapkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia sebagai cagar budaya. Oleh Karenanya Dalam sidangnya yang ke 20 Komisi Warisan Budaya Dunia di Kota Marida, Mexico tanggal 5 Desember 1996, menetapkan Sangiran sebagai salah satu Warisan Budaya Dunia “World Heritage List” Nomor : 593. Dengan demikian pada

tahun tersebut situs ini terdaftar dalam Situs Warisan Dunia UNESCO. 23 Museum Sangiran beserta situs arkeologinya, selain menjadi obyek wisata yang menarik juga merupakan arena penelitian tentang kehidupan pra sejarah

Gambar 29: Museum Situs Sangiran (Sumber : Dokumentasi pribadi)

Gambar 30: Interior Museum Situs Sangiran (Sumber : Dokumentasi pribadi) Gambar 30: Interior Museum Situs Sangiran (Sumber : Dokumentasi pribadi)

gudang penyimpanan museum. 24

Selain ruang pameran yang luas, museum Sangiran memiliki berbagai fasilitas lain yang dapat diakses dengan mudah. Di museum yang dibangun pada tahun 1980 itu dilengkapi dengan laboratorium, perpustakaan, aula pertemuan, ruang audiovisual untuk memutar film kehidupan manusia prasejarah. Di sekitar museum, terdapat kios-kios souvenir yang menjajakan aneka kerajinan batu yang didandani sedemikian rupa sehingga mirip fosil.

Obyek wisata Museum Sangiran tampil makin lengkap dengan dibangunnya menara pandang yang sangat representatif untuk melakukan pengamatan. Tak jauh dari menara pandang, terdapat sebuah wisma penginapan. Bergaya arsitektur tradisional Jawa, wisma ini dibangun untuk menunjang kegiatan para tamu atau wisatawan, khususnya bagi mereka yang melakukan penelitian tentang seluk beluk fosil di kawsan situs.

Museum Geologi terletak di Rembrandt Straat, sekarang Jalan Diponegoro. Gedung bergaya Art Deco ini adalah bangunan modern

pada zamannya. Dirancang oleh arsitek

Belanda

Ir.H.M. van Schouwenburg dan dibangun pada tahun 1928. Hampir setahun kemudian bangunan pun rampung. Diresmikan dengan nama Geologisch Laboratorium (16 Mei 1929), bertepatan dengan penyelenggaraan The Fourth Pacific Science Congress (16-25 Mei) di Bandung. Museum ini telah mengalami renovasi dan dibuka kembali dan diresmikan oleh Wakil Presiden RI, Megawati Soekarnoputri pada tanggal 23 Agustus 2000.

Koleksi Museum Geologi dikategorikan kedalam tiga ruangan, yaitu:

a. Sejarah Kehidupan Sejarah Kehidupan menempati ruang sayap timur, dengan koleksi fosil yang dikelompokkan menurut

era Prakambrium-Paleozoikum, Mesozoikum, dan Kenozoikum. Galeri Mesozoikum paling menarik untuk satu alasan: di sini terdapat replika fosil T-rex dan cetakan kaki Tyrannosaurus.

Galeri lain di ruang Sejarah Kehidupan adalah: - Galeri Vertebrata Indonesia menampilkan koleksi fosil vertebrata.

Gambar 31: Museum Geologi Bandung (Sumber : www.google.com)

- Galeri Manusia Purba merupakan ruang khusus koleksi fosil manusia purba ditemukan di Indonesia.

b. Geologi Indonesia Menempati ruang sayap barat, terdiri dari :

- Galeri Asal Mula Bumi menyajikan gambaran sistem tatasurya kita yang terbentuk 4,6 milyar tahun yang lalu dan koleksi meteorit yang jatuh di Bandung, Banten, Cirebon, Prambanan, Rembang, Madiun, Pasuruan, Temanggung.

- Galeri Sumatera menyajikan Sesar Besar Sumatera dengan aktivitas tektonik yang membentuk Ngarai Sianok. - Galeri Kalimantan menunjukkan proses pembentukan batubara dan keterdapatan intan.

- Galeri Maluku memiliki contoh batuan dari dasar Laut Banda pada kedalaman 14,5 meter dan 29 meter.

Gambar 32:

Interior ruang sejarah kehidupan di Museum Geologi Bandung

(Sumber : Dokumentasi pribadi)

- Galeri Sulawesi menjelaskan proses terbentuknya Pulau Sulawesi. - Galeri Papua memiliki koleksi cebakan tembaga dari bumi Papua. - Galeri Survei Geologi menampilkan koleksi alat dan bahan yang

digunakan dalam penyelidikan dan penelitian geologi seperti peta topografi, citra satelit, serta peralatan lapangan seperti kompas, palu, dll.

- Galeri Gunungapi Indonesia menjelaskan gunungapi dan berbagai hal yang berkaitan dengannya seperti lava, magma, hingga jalur tektonik seperti Jalur Mediteran dan Jalur Lingkar Pasifik, serta Lempeng Indo- Australia maupun Lempeng Eurasia. Juga ditampilkan contoh-contoh batuan hasil letusan gunungapi.

- Galeri Batuan dan Mineral menampilkan ragam koleksi batuan, dikategorikan sebagai batuan beku, batuan sedimen, batuan malihan.

c. Geologi untuk Kehidupan Manusia Terletak di lantai dua, terdiri dari galeri Pemanfaatan Batuan dan Mineral, Eksplorasi dan Eksploitasi, Mineral dalam Kehidupan Sehari-hari, Bahan Galian Komoditas Nasional, Gempabumi dan Gerakan Tanah, Bahaya dan Manfaat Gunungapi, Air dan Lingkungan.