Persyaratan Higiene Sanitasi Terminal Pelabuhan

3. Lain-lain a. Tersedia alat perlengkapan untuk P3K b. Tersedia alat pemadam kebakaran Chandra, 2007.

2.5. Persyaratan Higiene Sanitasi Terminal Pelabuhan

Persyaratan higiene sanitasi yang harus dipenuhi pelabuhan seperti yang ditetapkan oleh Departemen Kesehatan RI, 2007 adalah :

1. Penyediaan Air Bersih

Air dapat berwujud padatan es, cairan air dan gas uap air. Air merupakan satu-satunya zat yang secara alami terdapat di permukaan bumi dalam ketiga wujudnya tersebut. Satu molekul air tersusun atas dua atom hidrogen yang terikat secara kovalen pada satu atom oksigen. Air bersifat tidak berwarna, tidak berasa dan tidak berbau pada kondisi standar Allafa, 2008. Persyaratan air yang harus dipenuhi di pelabuhan adalah : a. Tersedia air dengan kualitas yang sesuai dengan standar air minum internasional yaitu memenuhi syarat fisik antara lain air tidak berasa, tidak berwarna dan tidak berbau, memenuhi syarat kimia, dan bakteriologis b. Kapasitas air harus memenuhi persyaratan c. Konstruksi dan keadaan reservoir atau menara air, tangki-tangki air, hydran dan pipa-pipa penyalur dalam keadaan baik d. Air bersih tersedia untuk setiap kegiatan secara berkesinambungan Air memiliki peranan yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Kebutuhan manusia akan sangat kompleks antara lain untuk minum, masak, mandi, Universitas Sumatera Utara mencuci dan sebagainya. Menurut perhitungan WHO di negara-negara maju tiap orang memerlukan air antara 60-120 liter air per hari. Sedangkan di negara-negara berkembang memerlukan air antara 30-60 liter per hari Notoadmodjo, 2007. Adapun kegunaan air antara lain : a. Air untuk minum b. Air untuk keperluan rumah tangga c. Air untuk industri d. Air untuk mengairi sawah e. Air untuk kolam perikanan, dll Wardhana, 2004 Perkiraan jumlah orang yang kurang dapat menjangkau suplai air yang aman dan memadai serta sanitasi yang cukup baik menunjukkan secara paling tepat berapa jumlah orang yang terpapar oleh risiko penyakit berkaitan dengan air. Suplai air yang aman yang mencukupi serta sanitasi yang memadai di pelabuhan akan menurunkan tingkat kejadian penyakit-penyakit yang perantaranya melalui air. Angka-angka jumlah masyarakat yang tidak terlayani secara memadai dengan penyediaan air dan sanitasi cenderung tidak mengungkapkan seluruh permasalahan yang ada WHO, 2001.

2. Pembuangan Air Limbah

Salah satu penyebab terjadinya pencemaran air adalah air limbah yang dibuang tanpa pengolahan ke dalam badan air. Menurut Peraturan Pemerintah RI Nomor 82 tahun 2001, air limbah adalah sisa dari suatu usaha dan atau kegiatan yang berwujud cair. Air limbah dapat berasal dari rumah tangga maupun industri Mulia, 2005. Universitas Sumatera Utara Syarat higiene dan sanitasi di pelabuhan untuk pembuangan air limbah adalah: a. Tersedia fasilitas untuk pembuangan air kotor atau kotoran cair liquid waste b. Sarana-sarana atau sanitasi dasar tersedia dalam jumlah yang cukup : a Pembuangan air kotor atau kotoran cair b Persediaan air yang cukup untuk kebutuhan umum c WC, urinoir, tempat cuci tangan, dan lain-lain dalam jumlah yang cukup c. Organisasi kebersihan yang berfungsi dengan efisien d. Air kotor dari pelabuhan disalurkan melalui sistem saluran atau pipa yang tertutup atau riol dan konstruksi dibuat sedemikian rupa agar tidak menggangggu aliran air 1 Kemiringan dalam ukuran yang cukup 2 Dasar selokan diplester dan berbentuk U 3 Pemeliharaan selokan harus baik dan teratur agar tidak ada genangan air akibat sampah dan batu atau dinding yang ambruk e. Pembuangan kotoran manusia dari WC umum disalurkan ke septic tank Depkes RI, 2007. Menurut Depkes RI 2007, syarat sanitasi terminal angkutan air pelabuhan untuk WC atau toilet adalah : 1. Bersih 2. Tidak berbau sengit 3. Bukan tempat penyimpanan 4. Tersedia air yang cukup dan tidak ada jentik Universitas Sumatera Utara 5. Terpisah antara laki-laki dan perempuan 6. Lantai kedap air 7. Lantai miring kearah pembuangan tidak ada genangantidak terlihat banyak nyamuktersedia tempat sampah 8. Tersedia sabun 9. Tersedia pengering 10. Tersedia peralatan pembersih dan penerangan yang cukup Menurut Widyati dan Yuliarsih 2002, cara-cara pembuangan air limbah demi terciptanya kehidupan masyarakat yang sehat dan lingkungan yang nyaman, perlu metode untuk pembuangan air limbah adalah sebagai berikut : a. Dillution pengenceran adalah mengencerkan air limbah lebih dahulu sebelum dibuang ke badan-badan air. b. Irigasi luas adalah cara yang digunakan untuk mengalirkan air limbah ke parit- parit terbuka yang digali pada sebidang tanah dan air merembes masuk kedalam tanah. c. Septic tank adalah cara terbaik yang dianjurkan WHO, tetapi harganya mahal. Merupakan cara yang memuaskan dalampembuangan ekskreta untuk sekelompok kecil lembaga yang memiliki persediaan air yang mencukupi tetapi tidak memiliki hubungan dengan sistem penyaluran limbah masyarakat. d. Sistem roil adalah cara pembuangan air limbah yang dialirkan ke roil. Menurut Soeparman dan Suparmin 2002, sistem penyaluran limbah cair menurut asal airnya adalah sebagai berikut : Universitas Sumatera Utara 1. Sistem terpisah, yaitu limbah cair dan air hujan disalurkan dari sumber yang terpisah. Sistem ini mengharuskan pemisahan antara penyaluran limbah cair dan air hujan serta komponen limbah cair lainnya. 2. Sistem tercampur, yaitu limbah cair dan air hujan serta komponen limbah cair lannya disalurkan dalam satu saluran. 3. Sistem kombinasi, yaitu limbah cair dan air hujan disatukan penyalurannya pada musim kemarau atau pada saat curah hujan rendah. Namun, pada musim hujan penyalurannya dipisah menggunakan interceptor.

3. Pembuangan Sampah

Sampah adalah sesuatu yang tidak digunakan, tidak dipakai, tidak disenangi, atau sesuatu yang dibuang berasal dari kegiatan manusia dan tidak terjadi dengan sendirinya. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah sampah adalah sebagai berikut : 1. Jumlah penduduk 2. Sistem pengumpulan atau pembuangan sampah yang dipakai 3. Pengambilan bahan-bahan yang ada pada sampah untuk dipakai kembali 4. Faktor geografis 5. Faktor waktu 6. Faktor sosial, ekonomi dan budaya 7. Kebiasaan masyarakat 8. Kemajuan teknologi 9. Jenis sampah Chandra, 2007. Universitas Sumatera Utara Agar sampah tidak membahayakan kesehatan manusia perlu pengaturan pembuangan sampah. Hal-hal yang dapat diakibatkan oleh sampah antara lain sebagai berikut : 1. Menimbulkan penyakit 2. Tidak enak dipandang mata 3. Menyebabkan polusi udara bau yang tidak enak 4. Pembuangan dan pengolahan sampah Penampungan sampah dalam bak sampah, yaitu : 1. Membedakan antara sampah basah dan sampah kering 2. Membuang sampah kering dalam bak sampah dari kayuplastik 3. Sampah basah diletakkan pada bak sampah dari plastik tebal atau logam ringan yang tahan karat dan kedap air 4. Dasar bak sampah setengah bulat agar mudah dibersihkan 5. Sampah yang telah ditampung harus dapat diangkat oleh satu orang Widyati R, 2002. Syarat higiene sanitasi pembuangan sampah di terminal pelabuhan adalah sebagai berikut : 1. Di pelabuhan harus tersedia fasilitas untuk pembuangan sampah yang strategis dan berkapasitas cukup. Sampah ini diakibatkan adanya kegiatan di pelabuhan dan sampah yang berasal dari kapal. 2. Organisasi atau unit kebersihan yang mengawasi atau mengelola sampah harus berfungsi dengan baik untuk menengani masalah penampungan sampah, pengangkutan dan pembuangan sampah secara berkesinambungan. Universitas Sumatera Utara Syarat tempat sampah di terminal pelabuhan adalah sebagai berikut : 1. Tempat sampah tertutup 2. Selalu dibersihkan setiap hari 3. Wadah kedap airterbungkus plastik 4. Terpisah antara sampah organik dan anorganik 5. Tersedia pada setiap ruangan 6. Tidak ada sampah membusuk di tempat pembuangan sampah Depkes RI, 2007. Sampah padat dapat dibagi kedalam beberapa kategori, seperti berikut ini Chandra, 2007 : 1. Berdasarkan zat kimia yang terkandung didalmnya. a Organik, misalnya sisa makanan, daun, sayur dan buah. b Anorganik, misalnya logam, pecah belah, abu dan lain-lain. 2. Berdasarkan dapat atau tidaknya dibakar. a Mudah terbakar, misalnya kertas plastic, daun kering dan kayu. b Tidak mudah terbakar, misalnya kaleng, besi, gelas dan lain-lain. 3. Berdasarkan dapat atau tidaknya membusuk. a Mudah membusuk, misalnya sisa makanan, potongan daging dan sebagainya. b Sulit membusuk, misalnya plastik, karet, kaleng dan sebagainya. 4. Berdasarkan ciri atau karekteristik sampah. a Garbage, terdiri atas zat-zat yang mudah membusuk dan dapat terurai dengan cepat khususnya jika cuaca panas. Proses pembusukan sering kali Universitas Sumatera Utara menimbulkan bau busuk. Sampah jenis ini dapat ditemukan di tempat pemukiman, rumah makan, rumah sakit, pasar dan sebagainya. b Rubbish, terbagi menjadi dua yaitu rubbish mudah terbakar yang terdiri dari zat-zat organic misalnya kertas, kayu, karet dan daun kering, kemudian rubbish tidak mudah terbakar terdiri dari zat-zat anorganik misalnya kaca, kaleng dan sebagainya. c Ashes, semua sisa pembakaran dan industri. d Street sweeping, sampah dari jalan atau trotoar akibat aktivitas mesin atau manusia. e Dead animal, bangkai binatang besar anjing, kucing dan sebagainya yang mati akibat kecelakaan atau secara alami. f House hold refuse, atau sampah campuran misalnya garbage dan ashes rubbish yang bearasal dari perumahan. g Abandoned vehicle, berasal dari bankai kendaraan. h Demolision waste, berasal dari hasil sisa-sisa pembangunan gedung. i Sampah industri, berasal dari pertanian, perkebunan dan industri. j Santage solid, terdiri dari benda-benda solid atau kasar yang biasanya berupa zat organik. k Sampah khusus atau sampah yang memerlukan penanganan khusus seperti kaleng dan zat radioaktif.

4. Pemberantasan Vektor

1. Pemberantasan lalat Universitas Sumatera Utara a Sampah-sampah ditampung di tempat sampah yang tertutup dan kondisikonstruksi tempat sampah yang baik dan kuat b Pengangkutan sampah dilakukan setiap hari c Menggunakan bahan kimia terhadap lalat dewasa atau larva 2. Pemberantasan kecoa a Kecoa suka tempat yang kotor b Kunci utama pemberantasannya adalah menjaga kebersihan dan menyimpan makanan dengan baik c Insektisida yang digunakan adalah natrium fuorida dan serbuk pyrethrum 3. Pemberantasan tikus a Konstruksi bangunan harus kuat b Pemasangan perangkap tikus c Peracunan menggunakan fosfor, zinkphosphid, barium carbonat d Fumigasi e Sampah dan sisa makanan dikelola dengan baik 4. Pemberantasan nyamuk a Mengadakan penyuluhan b Pemberantasan jentik nyamuk dengan melakukan abatisasi apabila ditemukan jentik nyamuk c Melakukan pengkabutan fogging tiga bulan sekali d Mengusahakan agar lingkungan bersih sehingga tidak menjadi tempat berkembangbiaknya nyamuk Depkes RI, 2007. Universitas Sumatera Utara Pada dasarnya, upaya pengendalian dan pemberantasan vektor dapat digolongkan ke dalam beberapa cara sebagai berikut : 1. Pengendalian secara fisik dan mekanis, yaitu pengendalian dengan cara memakai sistem yang sederhana sampai memerlukan peralatan yang khusus, bahkan dalam keadaan tertentu memerlukan biaya yang cukup mahal, misalnya dengan menggunakan perangkap, penggunaan electrical shock, kawat kasa dan sanitasi lingkungan yang baik. 2. Pengendalian secara biologis, yaitu pengendalian dengan memelihara musuh hidup dari vektor tersebut. 3. Pengendalian secara kimia, yaitu bahan-bahan kimia yang digunakan untuk mengendalikan vektor yang disebut insektisida atau pestisida Widyati R, 2002.

5. Sanitasi Makanan

Makanan yang rusak adalah makanan yang apabila dikonsumsi oleh manusia menyebabkan tidak sehat terhadap tubuh. Ini disebabkan oleh zat-zat kimia, biologi dan enzim yang tidak bekerja secara wajar, pertumbuhan jasad renik yang dapat menimbulkan penyakit dan serangan yang dilakukan oleh serangga, pencemaran oleh cacing, salah mencampur atau mengaduk ramuan serta pencemaran benda-benda asing pada makanan Saksono, 2007. Sanitasi makanan adalah upaya-upaya yang ditujukan untuk kebersihan dan keamanan makanan agar tidak menimbulkan bahaya keracunan dan penyakit pada manusia. Dengan demikian tujuan utama dari sanitasi makanan adalah sebagai berikut: 1. Menjamin kebersihan dan keamanan makanan Universitas Sumatera Utara 2. Mencegah penularan wabah penyakit 3. Mencegah peredaran produk makanan yang merugikan masyarakat 4. Mengurangi tingkat kerusakan atau pembusukan pada makanan Chandra, 2007. Sanitasi makanan yang buruk dapat disebabkan oleh 3 faktor yaitu faktor fisik, kimia dan mikrobiologi. Faktor fisik terkait dengan kondisi ruangan yang tidak mendukung pengamanan makanan seperti sirkulasi udara yang kurang baik, temperature ruangan yang panas dan lembab. Untuk menghindari kerusakan pada makanan yang disebabkan oleh faktor fisik, maka perlu diperhatikan susunan dan konstruksi dapur serta tempat penyimpanan makanan Mulia, 2005. Sanitasi yang buruk disebabkan faktor kimia karena adanya zat-zat kimia yang digunakan untuk mempertahankan kesegaran bahan makanan, obat-obatan penyemprot hama, penggunaan wadah bekas pestisida untuk makanan dan lain-lain Widyati R, 2002. Sanitasi yang buruk karena disebabkan oleh faktor mikrobiologi adalah karena adanya kontaminasi oleh bakteri, virus, jamur atau parasit. Akibat buruknya sanitasi makanan dapat menimbulkan gangguan kesehatan pada orang yang mengkonsumsi makanan tersebut Mulia, 2005. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam higiene sanitasi makanan di pelabuhan adalah sebagai berikut : 1. Bangunan dan kebersihan lingkungan a. Konstruksi kuat, bebas tikus dan kecoa b. Lantai terbuat dari bahan tahan air Universitas Sumatera Utara c. Tersedia fasilitas WC dan kamar mandi d. Ada pembuangan sampah dan air kotor e. Halaman selalu bersih atau disapu setiap hari 2. Karyawanpenjamah makanan a. Mempunyai sertifikat kesehatan b. Pakaian bersih dan rapi c. Higiene perorangan tangan, kuku, rambut terawatt dengan baik d. Berpakaian kerja khusus e. Tidak berpenyakit kulit, luka atau carrier suatu penyakit 3. Keadaan bahan mentah dan penyimpanannya a. Bahan mentah mempunyai nilai gizi yang cukup b. Bahan mentah bersih dan segar c. Ada tempat penyimpanan yang baik dan memenuhi syarat d. Adanya lemari es e. Cara pengaturan barang mudah diperiksa dan mudah dibersihkan 4. Dapur tempat pengolahan a. Bebas lalat dan tikus b. Tersedia tempat sampah yang tertutup c. Adanya cerobong dapur d. Fasilitas pencucian yang baik 5. Cara pengolahan dan penyimpanan makanan a. Alat-alat yang digunakan dalam pengolahan terjamin kebersihannya b. Pemisahan dalam pengerjaan bahan baku dan bahan yang telah dimasak Universitas Sumatera Utara c. Makanan yang sudah dimasak disimpan di tempat yang bersih yang bebas dari lalat dan tikus d. Tidak menebarkan bauuap yang merangsang ke tempat lain e. Makanan yang sudah dimasak, hindarkan dari sentuhan langsung oleh tangan Depkes RI, 2007.

6. Pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang dimilikinya mata, hidung, telinga dan sebagainya. Dengan sendirinya, pada waktu penginderaan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek. Sebagian besar pengetahuan seseorang diperoleh melalui indera pendengaran telinga da indera penglihatan mata. Pengetahuan seseorang terhadap objek mempunyai intensitas atau tingkat yang berbeda-beda. Secara garis besar dibagi dalam enam tingkat pengetahuan yaitu tahu, memahami, aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi Notoatmodjo, 2010. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang overt behavior. Dari pengalaman dan penelitian ternyata perilaku yang didasarkan oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan Notoatmodjo, 2007.

7. Sikap

Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau obyek tertentu, yang sudah melibatkan faktor pendapat Universitas Sumatera Utara dan emosi bersangkutan senang-tidak senang, setuju-tidak setuju, baik-tidak baik, dan sebagainya. Menurut Campbell dalam Notoatmodjo 2010 mendefinisikan sikap adalah suatu sindrom atau kumpulan gejala dalam merespons stimulus atau objek, sehingga sikap itu melibatkan pikiran, perasaan, perhatian, dan gejala kejiwaan yang lain. Newcomb dalam Notoatmodjo 2010 menyatakan bahwa sikap adalah kesiapan atau kesediaan untuk bertindak, dan bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu. Dengan kata lain, fungsi sikap belum merupakan tindakan reaksi terbuka atau aktivitas, akan tetapi merupakan predisposisi perilaku tindakan atau reaksi tertutup Notoatmodjo, 2010. Berikut ini adalah bagan terjadinya sikap sebagai berikut: a. Gambar 2.1. Hubungan Sikap dan Tindakan b.

8. Tindakan

Tindakan adalah hal yang sudah nyata konkrit berupa perbuatan action terhadap situasi atau rangsangan dari luar. Tindakan dapat dibedakan menjadi 3 Stimulus Rangsangan Proses Stimulus Reaksi Tingkah Laku terbuka Sikap tertutup Sumber : Notoatmodjo, 2010 Universitas Sumatera Utara tingkatan menurut kualitasnya yaitu tindakan terpimpin, tindakan secara mekanisme, dan adopsi Notoatmodjo, 2010. Perilaku adalah tindakan atau perbuatan suatu organisme yang dapat diamati dan dipelajari. Morgan et.al dalam Notoatmodjo 2010 menyatakan bahwa perilaku adalah suatu yang dilakukan oleh manusia atau binatang dalam bentuk yang dapat diamati dengan beberapa cara Notoatmodjo 2010. Notoatmodjo membagi ranah perilaku menjadi tiga bagian yaitu, pengetahuan Knowledge, sikap Attitude dan Tindakan Practice. Bentuk operasional perilaku ini dapat dikelompokkan menjadi 3 macam yaitu : a. Perilaku dalam bentuk pengetahuan yaitu dengan mengetahui situasi atau rangsangan dari luar b. Perilaku dalam bentuk sikap yaitu tanggapan terhadap keadaan atau rangsangan dari luar subjek c. Perilaku dalam bentuk tindakan yang sudah nyata berupa perbuatan action terhadap situasi atau rangsangan dari luar Notoatmodjo, 2010. Universitas Sumatera Utara

2.6. Kerangka Konsep