Proses Eliminasi Harmonisa Double Tuned Filter

dipasang, tapi dalam perhitungan resistor selalu ada dalam rangkaian seri, tahanan dalam dari reaktor yang terhubung secara seri terkadang menimbulkan panas yang berlebih pada filter. Semua arus harmonisa pada frekuensi bersamaan dengan tuned filter akan didapat impedansi rendah yang melalui filter tersebut.

2.9. Proses Eliminasi Harmonisa

Perlu dijelaskan bagaimana sebuah filter harmonisa mengubah sebuah gelombang terdistorsi menjadi berkurang distorsinya, seperti terlihat pada Gambar 2.8 dengan bantuan simulasi MATLAB SIMULINK. Hasil simulasi MATLAB SIMULINK dapat menjelaskan proses eliminasi gelombang arus terdistorsi dimana distorsi gelombang arus yang terjadi akibat beban non linier seperti yang ditunjukan pada gelombang warna biru. Setelah kapasitor dan induktor yang digunakan sebagai filter untuk memperbaiki gelombang warna biru dengan sinyal gelombang warna hijau, sehingga menghasilkan gelombang yang terperbaiki seperti yang ditunjukan gelombang warna merah dengan tingkat distorsi gelombangnya mendekati bentuk sinusoidal. Dengan demikian tingkat distorsi gelombang dapat diperbaiki oleh filter induktor dan kapasitor. Gambar 2.8. Kompensasi gelombang filter Universitas Sumatera Utara

2.10. Double Tuned Filter

Double tuned passive filter mempunyai nilai impedamsi yang kecil jika frekuensinya besar. Sehingga Filter ini harus mempertimbangkan parameter kaitannya dengan frekuensi harmonisa. Bebarapa aspek berkaitan dengan faktor kualitas pada single tuned filter yaitu: 1. Tahanan R pada filter harmonisa single tuned filter adalah nilai tahanan dari kumparan reaktor. 2. Tahanan R dapat juga digunakan untuk setiap faktor kualitas dari filter dan menyediakan suatu cara untuk mengendalikan jumlah arus harmonisa yang diinginkan yang melaluinya. 3. Besar nilai Q menyiratkan mengenai frekuensi resonansi filter dan oleh karena itu filter dilakukan pada nilai paling besar dari frekuensi harmonisa. Gambar 2.9 menunjukkan gambar rangkaian ekivalen Double tuned filter yang terdiri dari dua buah single tuned filter dihubung paralel. Gambar 2.9. Double tuned passive filter Universitas Sumatera Utara Single tuned filter yang terdiri dari kapasitor C dihubung seri dengan induktor L dan tahanan R. Penggunaan double tuned filter [21] yaitu: 1. Biasanya digunakan pada High Voltage Direct Current HVDC stasiun modern pada sistem tegangan tinggi dimana kapasitor utama C 1 lebih besar agar lebih mudah untuk mengoptimalkan biaya kVAR. 2. Menurunkan pembangkitan daya reaktif di cabang transmisi tenaga yang lebih rendah. 3. Masing-Masing filter pada dua harmonisa untuk mengurangi filter cabang dan rugi-rugi filter. Karakteristik impedansi terhadap frekuensi harmonisa dapat dilihat pada Gambar 2.10. Gambar 2.10. Karakteristik impedansi double tuned passive filter Urutan Harmonisa Universitas Sumatera Utara Dari Gambar 2.10 terlihat impedansi paling rendah kondisi sekitar harmonisa orde ke 11 dan 13 yaitu pada frekuensi 550 dan 650 Hz. Jika Pada frekuensi tersebut parameter filter tidak diperhatikan maka akan mengakibatkan sistem mengalami beban besar atau hubung singkat. Setiap filter memiliki kelebihan dan kelemahan dalam melakukan peredaman harmonisa pada sistem. Kelebihan dari double tuned passive filter yaitu: 1. Terjadi resonansi pada impedansi yang sangat rendah. 2. Sangat effisien pada daerah frekuensi yang sempit. 3. Single tuned filter secara normal mampu mengeliminasi frekuensi harmonisa yang paling besar yaitu harmonisa ke 11 dan 13. 4. Lebih sensitif terhadap tuning yang tidak tepat. 5. Dengan memberikan kapasitor utama yang besar maka kerja filter lebih optimal dan menurunkan biaya kVAR. 6. Double tuned filter merupakan model filter yang sederhana, dengan kriteria yang baik. Kelemahan dari double tuned passive filter yaitu: 1. Membutuhkan kVAR yang tinggi untuk mencapai performance yang sama seperti single tuned filter. 2. Terjadi rugi-rugi daya tambahan pada resistor yang dipasang. Universitas Sumatera Utara 2.11. Perhitungan Double tuned filter [22]

Dokumen yang terkait

Analisis Kesesuaian Antara Single Tuned Filter Terhadap Filter Orde Tiga dalam Proses dalam Proses Minimalisasi Harmonisa pada Transformator 160 kVA di Gedung Rektorat – Puskom Universitas Malikussaleh Lholseumawe

0 58 103

Analisis kebutuhan filter pasif untuk mengurangi gangguan harmonisa dan perbaikan faktor daya menggunakan Second Order Damped (Studi Kasus Pada Transformator 400 kVA Di Politeknik Negeri Medan)

4 96 92

Perancangan Filter Pasif Orde Tiga Untuk Mengurangi Harmonisa Akibat Beban Non Linear (Studi Kasus Pada Transformator 400 kVA Di Politeknik Negeri Medan)

3 67 80

1.5 . Manfaat Penelitian - Analisis Kesesuaian Antara Single Tuned Filter Terhadap Filter Orde Tiga dalam Proses dalam Proses Minimalisasi Harmonisa pada Transformator 160 kVA di Gedung Rektorat – Puskom Universitas Malikussaleh Lholseumawe

0 0 34

Analisis Kesesuaian Antara Single Tuned Filter Terhadap Filter Orde Tiga dalam Proses dalam Proses Minimalisasi Harmonisa pada Transformator 160 kVA di Gedung Rektorat – Puskom Universitas Malikussaleh Lholseumawe

0 0 15

ANALISIS KEBUTUHAN FILTER PASIF UNTUK MENGURANGI GANGGUAN HARMONISA DAN PERBAIKAN FAKTOR DAYA MENGGUNAKAN SECOND ORDER DAMPED (STUDI KASUS PADA TRANSFORMATOR 400 KVA POLITEKNIK NEGERI MEDAN) TESIS

0 0 16

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sumber Harmonisa - Analisis Kesesuaian Antara Double Tuned Filter Dengan Type-C Filter Pada Beban Transformator 400 kVA Politeknik Negeri Lhokseumawe

0 0 26

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Analisis Kesesuaian Antara Double Tuned Filter Dengan Type-C Filter Pada Beban Transformator 400 kVA Politeknik Negeri Lhokseumawe

0 0 7

Analisis Kesesuaian Antara Double Tuned Filter Dengan Type-C Filter Pada Beban Transformator 400 kVA Politeknik Negeri Lhokseumawe

1 0 16

ANALISA BEBAN TIDAK SEIMBANG PADA TRANSFORMATOR 400 KVA 11,5 KV/400 V DI POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA - POLSRI REPOSITORY

0 0 13