Faktor-faktor yang Memengaruhi Status Gizi Penilaian Status Gizi

Soekirman 2000, status gizi adalah keadaan kesehatan fisik seseorang atau sekelompok orang yang ditentukan dengan salah satu atau kombinasi dan ukuran- ukuran gizi tertentu. Seorang anak sehat, pada status gizi baik akan tunibuh dan berkembang dengan baik, berat dan tinggi badannya akan selalu bertambah.

2.3.1. Faktor-faktor yang Memengaruhi Status Gizi

Menurut Apriadji 1986, ada dua faktor yang berperan dalam menentukan status gizi seseorang, yaitu: 1. Faktor Gizi Eksternal Faktor Gizi Ekstemal adalah faktor-faktor yang berpengaruh diluar dan seseorang, yaitu daya beli keluarga, latar belakang sosial budaya, tingkat pendidikan dan pengetahuan gizi, jumlah anggota keluarga dan kebersihan lingkungan. 2. Faktor Gizi Internal Faktor Gizi Internal adalah faktor-faktor yang menjadi dasar pemenuhan tingkat kebutuhan gizi seseorang, yaitu nilai cerna makanan, status kesehatan, status fisiologis, kegiatan, umur, jenis kelamin dan ukuran tubuh. Secara langsung status gizi dipengaruhi oleh asupan gizi dan penyakit infeksi kedua penyebab tersebut saling berpengaruh, dimana penyebab langsung timbul karena adanya penyebab tidak langsung yaitu ketahanan pangan keluarga, pola pengasuhan anak serta sanitasi air bersih, dan pelayanan kesehatan dasar. Universitas Sumatera Utara

2.3.2. Penilaian Status Gizi

Untuk mengetahui pertumbuhan anak, secara praktis dilakukan pengukuran tinggi badan dan berat badan anak secara teratur. Ada beberapa cara menilai status gizi, yaitu dengan pengukuran antropometri, klinis, biokimia, dan biofisik yang disebut dengan penilaian status gizi secara langsung. Secara umum antropometri adalah ukuran tubuh manusia. Antropometri merupakan pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dan berbagai tingkat umur dan tingkat gizi yang dapat dilakukan terhadap Berat Badan BB, Tinggi Badan TB dan lingkaran bagianbagian tubuh serta tebal lemak dibawah kulit Supariasa, 2001. Jenis pengukuran yang paling sering dilakukan adalah antropometri, karena mudah prosedurnya sederhana dan dapat dilakukan berulang serta cukup peka untuk mengetahui adanya perubahan pertumbuhan tertentu pada anak balita. Cara pengukuran dengan antropometri dilakukan dengan mengukur beberapa parameter, antara lain umur, berat badan, tinggi badan, lingkar lengan atas, lingkar kepala, lingkar dada, lingkar pinggul dan tebal lemak dibawah kulit. Kombinasi antara beberapa parameter disebut Indeks Antropometri. Indeks antropometri yang umum digunakan dalam menilai status gizi adalah Berat Badan menurut Umur BBU, Tinggi Badan menurut Umur TBU, dan Berat Badan menurut Tinggi Badan BBTB. Pilihan indeks antropometri tergantung pada tujuan penilaian status gizi. Indeks BBU menunjukkan secara sensitif status gizi saat ini saat diukur karena mudah berubah namun tidak spesifik karena berat badan selaizi dipengaruhi oleh umur juga dipengaruhi oleh tinggi badan. Indeks TBU menggambarkan status gizi Universitas Sumatera Utara masa lalu karena dalam keadaan normal tinggi badan tumbuh bersamaan dengan bertambahnya umur. Sedangkan indeks BBTB menggambarkan secara sensitif dan spesifik status gizi saat ini, dapat dikategorikan sebagai kurus atau wasted, merupakan pengukuran antropometri yang terbaik. Untuk menilai status gizi seseorang atau masyarakat digunakan Daftar Baku Antropometri. Saat ini dikenal 2 baku antropometri untuk menilai status gizi, yaitu Baku Harvard dan Baku WHO 2005 Kepmenkes RI, 2010.

2.4. Landasan Teori