Peran Ibu dalam Keluarga Tingkat Pendidikan Ibu

Tingkat pengetahuan akan berpengaruh terhadap tindakan dan perilaku seseorang karena berhubungan dengan daya nalar, pengalaman, dan kejelasan konsep mengenai objek tertentu. Pengetahuan serta kesukaan ibu terhadap jenis-jenis makanan tertentu sangat berpengaruh terhadap hidangan-hidangan yang disajikan kepada anak balita yang sudah mulai disapih. Pengetahuan gizi ibu sangat diperlukan dalam upaya pemilihan makanan yang akan dikonsumsi, dengan tujuan agar makanan tersebut memberikan gizi yang sesuai dengan yang dibutuhkan oleh tubuh. Kurangnya pengetahuan tentang gizi merupakan faktor yang sangat penting dalam menimbulkan keadaan gizi salah terutama pada golongan yang masih rawan seperti balita. Hal yang sangat berpengaruh pada kurangnya pemahaman ibu tentang gizi adalah karena tiadanya informasi yang memadai. Sekalipun kurangnya daya beli merupakan hal yang utama, tetapi masalah kebutuhan gizi akan bisa diatasi kalau si ibu mempunyai pemahaman dan tahu bagaimana seharusnya memanfaatkan segala sumber yang dimiliki.

2.2.2 Peran Ibu dalam Keluarga

Sering dikatakan bahwa ibu adalah jantung dan keluarga. Jantung dalam tubuh merupakan alat yang sangat penting bagi kehidupan seseorang. Apalagi jantung berhenti berdenyut maka orang tua tidak bisa melangsungkan hidupnya. Dan perumpamaan ini bisa disimpulkan bahwa kedudukan seorang ibu sebagai tokoh sentral, sangat penting untuk melaksanakan kehidupan. Pentingnya seorang ibu terutama terlihat sejak kelahiran anaknya, dia harus memberikan susu agar anak itu bisa melangsungkan hidupnya Gunarsa, 1993. Universitas Sumatera Utara Tugas pokok wanita sebagai ibu adalah pemelihara rumah tangga, pengatur, berusaha dengan sepenuh hati agar keluarga sebagai sendi masyarakat akan berdiri tegak, megali, aman, tentram, dan sejahtera hidup berdampingan dengan dan di dalam masyarakat ramai. Sebagai ibu, ia juga menciptakan suasana persahabatan, kekeluargaan dengan keluarga-keluarga lain dalam lingkungan dimana ia hidup. Keluar, ia berusaha agar hubungannya dengan keluarga lain dapat hidup berdampingan secara damai dan harmonis. Kedalam ia berusaha agar keluarganya sendiri dapat merupakan kesatuanunit yang kompak dan keluarga yang terhormat. Dengan berbagai cara dan ikhtiar ia berusaha, bekerja dengan memberikan apa saja yang dipunya, dengan sepenuh hati secara ikhlas dan rela menjaga kehormatan keluarga bersama suami dan anak-anaknya. Menurut Zeiltlin et al 1990, pola asuh anak Care berkaitan dengan : 1. Karakteristik Keluarga Caregiver yang terdiri dari pendidikan, status gizi, pendapatan keluarga. 2. Karakteristik Anak yang terdiri dan umur, jenis kelamin, urutan dalam keluarga, berat badan lahir, jumlah saudara. 3. Status Kesehatan dan Gizi Anak.

2.2.3. Tingkat Pendidikan Ibu

Latar belakang pendidik seseorang merupakan salah satu unsur penting yang penting yang dapat mempengaruhi keadaan gizi karena dengan tingkat pendidikan yang lebih tinggi diharapkan pengetahuan atau informasi tentang gizi yang dimiliki menjadi lebih baik. Masalah gizi sering timbul karena ketidaktahuan atau kurang informasi tentang gizi yang memadai Achadi, 2007. Universitas Sumatera Utara Analisis data Susenas 2003, memberikan hasil bahwa pada masyarakat dengan tingkat pendidikan rendah menunjukkan prevalensi gizi kurang yang cukup tinggi, dan sebaliknya pada masyarakat yang tingkat pendidikannya cukup tinggi prevalensi gizi kurangnya rendah. Ada dua sisi kemungkinan hubungan tingkat pendidikan orang tua dengan keadaan gizi anak balita. Pertama, tingkat pendidikan kepala keluarga secara langsung. Kedua, pendidikan ibu modal utama dalam menunjang perekonomian rumah tangga, juga berperan dalam pola penyusunan makanan rumah tangga maupun dalam pola pengasuhan anakSurvei Sosial, 2003. Penelitian Sitepu 2006 dengan menggunakan desain cross sectional menunjukkan bahwa pendidikan ibu berhubungan dengan status gizi anak balita.p=0,011.Sitepu, 2006.

2.2.4. Pekerjaan Ibu