43 −
Membawa nilai marker a pada awal dan A pada akhir lokasi linier kejadian terdahulu.
− Membawa nilai marker b pada awal dan B pada akhir lokasi linier
kejadian terdahulu. −
Perolehan hasil penjejakan dengan perbesar ukuran kontrol pmbidik di daerahlokasi A dengan B
4.3.1.2 Pengukuran Kerugian Dua Titik Langkah-langkah yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut :
a. Menekan tombol “measurement” untuk memulai proses dengan catatan kejadianevent ini sudah terukur dan disimpan dalam memory sebelumnya.
b. Menekan tombol “ 2 pts “ untuk pengukuran khusus dua titik. c. Membawa nilai marker A dan B pada lokasi yang menjadi sasaran
sedangkan marker a dan b tidak perlu digunakan dalam pengujian kali ini
d. Peroleh hasil pengujian dengan perbesar ukuran kontrol pembidik di daerahlokasi A dengan B.
4.3.1.3 Hubungan Serat optik Hubungan ini akan diterangkan dengan menggunakan kasus PC :
a. Basahi kertas dengan sedikit alkohol 100 dan bersihkan ujung konektor dengan kertas tersebut
b. Masukkan jek konektor agar hubungan tersebut kuat c. Putarlah selubung jek konektor agar hubungan tersebut kuat
4.4 Konektor Optik Konektor optik adalah komponen mekanik yang menghubungkan dua buah
serat optik. Di dalam konektor optik, dua buah serat optik dihubungkan satu dengan yang lainnya, bagian inti atau coredr kedua serat optik tersambung
menjadi satu dan mempunyai nilai redaman atau loss yang rendah. Sebagai
contoh, konektor yang biasanya digunakan di dalam perangkat ATTmeredam signal optik sampai dengan 0,3 dB. Didalam sistem transmisi kabel optik
dipersyaratkan nilai redaman dari konektor optik adalah maksimal 0,5 dB.
44
4.4.1 Rugi-rugi Pada konektor Optik Rugi-rugi yang terjadi pada konektor optik pada umumnya diakibatkan oleh
adanya pergeseran kedua sumbu serat optik, yaitu akibat pergeseran pusat eccentricity bare fiber dengan diameter dalam ferrule, atau akibat pergeseran
pusat eccentricityi bare fiber dengan diameter luar serat optik. Persyaratan konektor optik :
a. Rugi-rugi
sambungannya rendah
b. Dapat dipasang dan dilepas berkali-kali dengan nilai redaman yang sama c. Mudah dipasang dan dilepas serta bentuknya kecil dan ringan
Gambar 4.9 Penampang konektor optik
4.5 Pengukuran Rugi-rugi Jaringan Transmisi Serat optik Pada Kaliasem Ubung
4.5.1 Spesifikasi Kabel Optik Single Mode
Tipe serat optik yang dipakai adalah Single mode Optical fiber, dimana spesifikasi yang dipakai pada kabel Optik Single mode yaitu :
Geometrical Properti
Mode field diameter at 1310 nm Petermann II
Cladding diameter Coating diameter
Cladding non circularity Mode field concentricity error
Cladding concentricity error μm
μm μm
μm μm
9.1 ± 0.5 125 ± 2
245 ± 10 = 2
=1 = 15
Optical properties Cut off wavelength Attenuation :
Maximum value at 1310 nm Maximum value at 1550 nm
Attenuation uniformity local default Chromatic dispertion
Between 1287 and 1330 nm μm
dBKm dBKm
dBKm
psnm.Km 1150=
λ =1280
0.38 0.25
=0.1 =3.5