5. Koefisien Determinasi R
2
Berdasarkan  hasil  dari  analisis  linier  berganda  diperoleh  tabel  yang menunjukkan mengenai hasil uji koefisien determinasi penelitian sebagai
berikut: Tabel V.22 Hasil Uji Koefisien Determinasi
Model Summary
b
Model R
R Square Adjusted R
Square Std. Error of
the Estimate
1 .559
a
.313 .284
3.208 Sumber: Data Primer 2017
Berdasarkan  hasil  uji  koefisien  determinasi  seperti  pada  tabel  V.21, dapat diambil kesimpulan bahwa 31.3 variasi dalam variabel minat beli
konsumen  dapat  dijelaskan  oleh  variasi  dalam  variabel  produk,  harga, promosi penjualan, serta pemasaran langsung dan digital karena koefisien
determinasi pada tabel V.21 adalah 0.313 atau 31.3. Sedangkan 68.7 dijelaskan oleh variabel-variabel lain  yang tidak ada di dalam penelitian
ini.
E. Pembahasan
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa:
1. Uji F Uji Simultan
Persepsi  konsumen  pada  produk,  harga,  promosi  penjualan,  serta pemasaran  langsung  dan  digital  berpengaruh  secara  simultan  karena
10.815  2.47. Dengan begitu produk, harga, promosi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
penjualan,  serta  pemasaran  langsung  dan  digital  akan  mempengaruhi minat beli konsumen jika difungsikan secara bersama-sama.
Responden  dalam  penelitian  ini  memiliki  usia  dari  18  hingga  23 tahun, besar kemungkinan sebagian besar dari responden masih berstatus
sebagai  pelajar  atau  mahasiswa.  Menurut  Departemen  Kesehatan Republik  Indonesia,  responden  penelitian  ini  termasuk  ke  dalam
golongan Masa Remaja Akhir dari segi usia karena Masa Remaja Akhir
young adults
memiliki rentang usia dari 17 hingga 25 tahun DEPKES RI,  2009.  Joergens  dan  Twenge  dalam  Maggiani,  Montagnini,  dan
Sebastian  2013  mengungkapkan  bahwa  Masa  Remaja  Akhir  memiliki rentang  usia  dari  18  hingga  26  tahun.  Karakteristik  konsumen  remaja
menurut  Munandar  2001  adalah  amat  terpengaruh  rayuan  penjual, mudah terbujuk iklan terutama dari segi visual, boros, dan impulsif.
Setiap harinya konsumen akan terpapar dengan ratusan atau bahkan ribuan  merek  dengan  keunggulannya  masing-masing.  Para  konsumen
pasti  tidak  mengingat  semua  merek  tersebut  atau  mungkin  hanya mengingat  manfaatnya  saja  tapi  tidak  tahu  mereknya.  Pastinya  hal  ini
juga berlaku bagi konsumen remaja yang mudah terbujuk iklan terutama dari  segi  visual  dan  amat  terpengaruh  rayuan  penjual,  karena  merek-
merek  yang  menetap  di  pikiran  konsumen  pastinya  adalah  merek  yang memiliki keunikan dibandingkan merek yang lain. Hal ini menyebabkan
perusahaan harus mengombinasikan antara keunikan dari produk dengan cara  mengomunikasikannya  sehingga  perusahaan  mampu  menstimulasi
minat  beli  konsumen  terhadap  produk  yang  ditawarkan,  apa  lagi  dalam menghadapi konsumen yang  mudah terpengaruh rayuan penjual dan juga
iklan  yang  terutama  dari  segi  visual,  boros,  serta  impulsif.  Jika perusahaan  tidak  mengombinasikan  keunikan  produk  dan  cara
mengomunikasikanya  dengan  baik  maka  rayuan  penjual  dan  iklan perusahaan  lain  bisa  mencuri  perhatian  konsumen  perusahaan.  Perilaku
yang  boros  bisa  saja  membuat  konsumen  lupa  untuk  menyisihkan uangnya  demi  membeli  produk  perusahaan  akibat  dari  gagalnya
perusahaan  dalam  menyampaikan  manfaat  produk,  sehingga  produk perusahaan  tidak  masuk  dalam  pertimbangan  konsumen  dalam
membelanjakan uang sakunya. Seperti  yang  dikemukakan  oleh  Kotler  dan  Armstrong  2016:78
mengenai bauran pemasaran yaitu produk, harga, promosi, dan distribusi adalah  keempat  hal  yang  terus  menerus  digunakan  perusahaan  dalam
strategi  pemasaran.  Hal  ini  yang  menjadi  penyebab  perusahaan  berhasil memasarkan  produknya  karena  memberikan  manfaat  yang  tepat,  harga
yang layak, tempat yang terjangkau dan juga promosi yang efektif.
2. Uji t Uji Parsial