Menurut Swasto 2011: 44 pengertian rekrutmen adalah : “Proses mencari dan merangsang calon karyawan yang mampu
melamar sebagai karyawan. Proses ini dimulai ketika lowongan pekerjaan mulai diumumkan kepada masyarakat dan berakhir sampai
dengan lamaran-lamaran diserahkan. Hasilnya calon karyawan tersebut diseleksi. Berhasil tidaknya proses rekrutmen dilihat dari
rasio rekrutmen yang ada yaitu, perbandingan antara jumlah pelamar yang diterima dan jumlah total pelamar. Makin besar rasio antara yang
diterima dan jumlah total pelamar akan semakin berhasil proses
rekrutmen dilakukan”. Sedangkan menurut Gomes 1995: 105 rekrutmen ialah,
“Untuk mendapatkan persediaan sebanyak mungkin calon-calon pelamar sehingga
organisasi akan mempunyai kesempatan yang lebih besar untuk melakukan pilihan terhadap calon pekerja yang dianggap memenuhi standar kualifikasi
organisasi”. Menurut Siagan 1997: 83 ada sedikitnya empat alasan mengapa
penyelenggaraan fungsi rekrutmen dijadikan sebagai objek audit, yaitu : a.
Adanya berbagai faktor pembatas yang dihadapi oleh para pencari tenaga kerja baru.
b. Biaya yang dikeluarkan utnuk kegiatan rekrutmen tidak sedikit.
c. Terdapat berbagai sumber tenaga kerja yang dapat digarap.
d. Rekrutmen merupakan kegiatan yang tidak sederhana sehingga perlu
penanganan yang cermat Langkah
– langkah dalam pelaksanaan rekrutmen menurut Hariandja 2002: 105-107, antara lain :
1. Penentuan jabatan yang kosong.
2. Penentuan persyaratan jabatan.
3. Penentuan sumber sumber internal ataupun eksternal dan metode
perekrutan perekrutan sumber internal ataupun perekrutan sumber eksternal.
F. Seleksi
Seleksi merupakan kegiatan yang dilakukan manajemen untuk menyaring pelamar dengan menyesuaikan kebutuhan yang ada di
perusahaan. Proses seleksi bisa dijadikan salah satu senjata ujung tombak perusahaan untuk memenangkan persaingan di dunia bisnis.
Menurut Swasto 2011: 49 seleksi adalah : “Serangkaian proses kegiatan yang digunakan untuk menentukan
apakah seorang pelamar dapat diterima atau tidak. Proses seleksi ditujukan untuk menemukan calon karyawan yang mempunyai
kualifikasi yang sesuai dengan spesifikasi pribadi yang dituntut oleh suatu pekerjaan sehingga demikian diharapkan para karyawan dapat
memberikan prestasi yang memuaskan dalam pekerjaannya”. Menurut Siagan 1997: 85 ada tiga sasaran utama yang ingin dicapai
melalui proses seleksi, ketiga proses ini juga menjadi objek penelitian dalam melakukan audit, yaitu :
1. Terpenuhinya persyaratan kualifikasi oleh para pelamar.
2. Perolehan gambaran tentang kemampuan dan kemauan calon
pegawai untuk melakukan berbagai penyesuaian perilakunya sehingga sesuai dengan kultur organisasi.
3. Tersedianya informasi yang mungkin hanya bersifat indikatif,
tentang ketangguhan calon pegawai menghadapi stres dalam menjalankan tugas yang akan dipercayakan kepadanya.
Menurut William B. Werther, Jr dan Keith Davis dalam Hariandja 2002: 130 tahapan seleksi yang dapat digunakan, yaitu :
1. Penerimaan pendahuluan.
2. Ujian penerimaan pegawai.
3. Wawancara seleksi.
4. Pemeriksaan latar belakang dan referensi.
5. Penilaian kesehatan.
6. Wawancara dengan supervisor.
7. Penjelasan pekerjaan secara realistis.
8. Keputusan penerimaan.
G. Pelatihan Karyawan
Salah satu investasi terpenting bagi perusahaan adalah investasi dalam bidang sumber daya manusia. Dalam berbagai kondisi perusahaan,
manajemen tetap harus berpikiran bahwa kegiatan pelatihan para karyawan tidak boleh berhenti dan harus tetap dilakukan, hal ini berkaitan dengan
kemampuan perusahaan untuk selalu mengikuti persaingan dalam dunia bisnis dan pemanfaatan teknologi untuk membantu operasional perusahaan.
Menurut Gomes 1995: 197 pelatihan ialah, “Setiap usaha untuk
memperbaiki performansi pekerja pada suatu pekerjaan tertentu yang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI