e. Menilai Problem Identifikasi.
Problem identifikasi pada prinsipnya adalah problem mengenai ketidakmampuan dari model yang dikembangkan untuk menghasilkan
estimasi yang unik. Problem identifikasi dapat muncul melalui gejala-gejala berikut ini :
1. Standard error untuk satu atau beberapa koefisien sangat besar.
2. Program tidak mampu menghasilkan matrik informasi yang seharusnya
disajikan. 3.
Muncul angka-angka yang aneh seperti adanya varians error yang negatif. 4.
Muncul korelasi yang sangat tinggi antar korelasi estimasi yang didapat misalnya lebih dari 0,9.
f. Evaluasi Model.
Pada langkah ini kesesuaian model dievaluasi, melalui telaah terhadap bebagai kriteria goodness-of-fit. Kriteria-kriteria tersebut adalah :
1. Ukuran sampel yang digunakan adalah minimal berjumlah 100 dan dengan
perbandingan 5 observasi untuk setiap astimated parameter. 2.
Normalitas dan Linieritas. 3.
Outliers. 4.
Multicolinierity and Singularity.
3.4.5. Uji Hipotesis
Dalam analisis SEM umumnya berbagai jenis fit index yang digunakan untuk mengukur derajad kesesuaian antara model yang dihipotesakan dengan data
yang disajikan. Berikut ini adalah index kesesuaian dan cut-off valuenya untuk digunakan dalam menguji apakah sebuah model dapat diterima atau ditolak.
a.
2
Chi Square Statistic. Alat uji yang paling fundamental untuk mengukur overall fit adalah likehood
ratio Chi-Square Statistic. Model yang diuji akan dipandang baik atau memuaskan apabila nilai chi-squarenya rendah. Semakin kecil nilai
2
semakin baik model itu dan diterima berdasarkan probabilitas dengan cut-off value sebesar
0,05 atau 0,10. b.
RMSEA The Root Mean Square Error of Approximation RMSEA adalah sebuah indeks yang dapat digunakan untuk mengkompensasi
chi-squre statistic dalam yang besar. Nilai RMSEA menunjukkan goodness- of-fit yang dapat diharapkan bila model diestimasi dalam populasi. Nilai
RMSEA yang lebih kecil atau sama dengan 0,08 merupakan index untuk dapat diterimanya model yang menunjukkan sebuah close fit dari model itu
berdasarkan degree of freedom. c.
GFI Goodness of Fit Index. Indeks keseusaian fit index ini akan menghitung proporsi tertimbang dari
varians dalam matriks kovarians sampel yang dijelaskan oleh matriks populasi yang terestimasikan. GFI adalah sebuah ukuran non-statistikal yang
mempunyai rentang nilai antara 0 poor fit sampai dengan 1.0 perfect fit. Nilai yang tinggi dalam indeks ini menunjukkan sebuah better fit.
d. AGFI Adjusted Goodness-of-Fit Index.
GFI adalah analog dari R
2
dalam regresi linier berganda yaitu suatu koefisien yang mengukur ketepatan sebuah model yang digunakan. Tingkat penerimaan
yang direkomendasikan adalah bila AGFI mempunyai nilai sama dengan atau lebih besar dari 0,90. GFI maupun AGFI adalah kriteria yang
memperhitungkan proporsi tertimbang dari varians dalam sebuah matriks kovarians sampel.
e. CMINDF.
The Minimum Sample Discrepancy Function CMIN dibagi dengan degree of freedomnya akan menghasilkan indeks CMINDF, yang umumnya dilaporkan
oleh para peneliti sebagai salah satu indikator untuk mengukur tingkat fitnya sebuah model. Nilai
2
relatif kurang dari 2.0 atau bahkan kadang kurang dari 3.0 adalah indikasi dari acceptable fit antara model dan data.
f. TLI Tucker Lewis Indeks
TLI adalah sebuah alternatif incremental fit index yang membandingkan sebuah model yang diuji terhadap sebuah baseline model. Nilai yang
direkomendasikan sebagai acuan untuk diterimanya sebuah model adalah penerimaan 0.95 dan nilai yang sangat mendekati 1 menunjukkan a very
good fit. g.
CFI Comparative Fit Index. Merupakan besaran indeks ini adalah pada rentang nilai sebesar 0 – 1, dimana
semakin mendekati 1, mengidentifikasikan tingkat fit yang paling tinggi a
very good fit. Nilai yang direkomendasikan adalah CFI 0,95.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Deskripsi Obyek Penelitian 4.1.1. Gambaran Umum Perusahaan
Sebagai pelopor atau pendahulu yang berdiri sejak tahun 1948, kami telah terbukti berpengalaman dan mampu bertahan selama puluhan tahun di bidang
office solution. Mulai dari perkakas kantor biasa sampai mesin-mesin perkantoran berteknologi terkini, telah kami tekuni.Ditunjang dengan kerjasama international
menandakan bahwa kami telah mampu berkecimpung di dunia internasional. Dari Trodat Stempel Austria, Artline Jepang, Pelikan Malaysia, HSM Jerman
adalah branded - branded internasional yang kami pegang. Dari satu Kota yaitu Surabaya hingga kini telah tersebar di beberapa
daerah dari barat Jakarta s d Nusat Tenggara mengindikasikan perkembangan serta perluasan usaha kami. Untuk semua kebutuhan office solution mulai office
stationery, office equipment, office automation dan office technology paling lengkap dan terjamin.
Bulan Juni tahun 1962, merupakan awal beredarnya mesin photo copy merek Minolta di pasaran. Pemasaran mesin photo copy merek Minolta untuk
wllayah Jawa Timur saat ini dilakukan oleh PT GADING MURNI, yang lokasinya terletak di jalan Tunjungan 27 Surabaya 60275. Dipilihnya jalan
Tunjungan, karena alasan :