1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan ilmu dan teknologi yang semakin pesat, situasi dan kondisi kehidupan manusia yang semakin kompleks, serta derasnya arus
informasi dan globalisasi merupakan tantangan pembangunan manusia Indonesia seutuhnya. Bangsa Indonesia yang sedang berkembang dan memacu
pembangunan disegala bidang, tidak dapat menghindar dari berbagai tantangan tersebut. Oleh karena itu, diperlukan manusia-manusia berkualitas
tinggi yakni manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti yang luhur, mandiri, maju, tangguh, cerdas, kreatif, serta
sehat jasmani dan rohani. Soedjadi 1994:1 mengemukakan bahwa untuk memiliki warga yang
berkualitas tinggi diperlukan sumber daya manusia yang bermutu tinggi, mampu menguasai dan mengembangkan ilmu dan teknologi, dapat
dimanfaatkan untuk kesejahteraan seluruh bangsa, serta dapat menangkal pengaruh-pengaruh negatif. Selanjutnya Soedjadi mengemukakan bahwa satu-
satunya wadah yang berfungsi sebagai pengembangan sumber daya manusia yang bermutu tinggi adalah pendidikan, baik pendidikan jalur sekolah maupun
luar sekolah. Sedangkan yang dikembangkan dalam proses pendidikan ini adalah kemampuan untuk mengembangkan orang lain. Orang yang tepat dan
penting dalam usaha mengembangkan orang lain adalah guru.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Guru adalah profesi yang mempersiapkan sumber daya manusia untuk menyongsong pembangunan bangsa dalam mengisi kemerdekaan. Guru
dengan segala kemampuannya dan daya upayanya mempersiapkan pembelajaran bagi peserta didiknya. Sehingga tidak salah jika kita
menempatkan guru sebagai salah satu kunci pembangunan bangsa menjadi bangsa yang maju dimasa yang akan datang. Dapat dibayangkan jika guru
tidak menempatkan fungsi sebagaimana mestinya, bangsa dan negara ini akan tertinggal dalam kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang kian waktu
tidak terbendung lagi perkembangannya. Guru merasa bangga apabila murid-muridnya lulus dengan nilai yang
membanggakan. Sebaliknya guru merasa sedih apabila muridnya mendapatkan nilai jelek. Bahkan guru dengan senang hati mengurusi masalah
muridnya walaupun di luar jam sekolah. Dalam keadaan istirahat di rumah apabila ada murid yang bermasalah guru akan meluangkan waktunya
mengunjungi orang tua siswa untuk berdiskusi menyelesaikan masalah anaknya. Pekerjaan guru bisa dikatakan hampir tidak mengenal waktu dan
tempat. Bukan hanya di sekolah tetapi di rumah pun masih menjadi guru. Semua itu dilakukan karena tanggungjawab moral guru terhadap masyarakat
karena kalau ada kesalahan yang dilakukan muridnya, maka di masyarakat guru yang akan kena getahnya.
Dalam sejarah pendidikan di Indonesia, guru pernah mempunyai status dan wibawa yang tinggi dalam masyarakat dan dianggap sebagai orang yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
serba tahu. Guru merupakan profesi yang penuh sanjungan, yaitu sebagai Pahlawan tanpa Tanda Jasa.
Peranan guru tidak hanya mendidik anak di depan kelas, tetapi juga mendidik masyarakat, tempat masyarakat untuk
bertanya, baik untuk memecahkan masalah pribadi atau masalah sosial. Dalam masyarakat dikenal pameo “guru harus dapat diguguh dan
ditiru” dan “guru kencing berdiri, murid kencing berlari”. Pameo tersebut menyiratkan pandangan serta harapan tertentu dari masyarakat terhadap guru.
Selain itu, pameo tersebut juga menunjukkan bahwa guru sampai saat ini masih diakui keberadaannya, sebab sampai kapan pun posisiperan guru tidak
akan bisa digantikan sekalipun dengan mesin canggih. Kondisi masyarakat yang semakin maju, yang ditandai kadar
rasionalisasi dalam berkarya, yang mengutamakan efisiensi, yang menuntut disiplin sosial yang tinggi terhadap warganya, yang berorientasi pada mutu
baik dalam proses maupun hasil kerja, yang semakin menuntut kemampuan bekerja sama atau berorganisasi di antara warganya, dan yang semakin
menuntut warganya untuk menguasai ilmu serta teknologi dalam segala bidang kehidupannya, semakin jelas bahwa masyarakat modern tersebut
memerlukan jasa sekolah atau guru. Dengan kata lain, dalam kondisi masyarakat modern tersebut jelaslah bahwa orang tua sepandai apapun tidak
mampu membimbing anak-anaknya dalam semua segi persiapan hidupnya. Jadi dapat disimpulkan bahwa fungsi sosial sekolah atau guru dalam
masyarakat modern tersebut semakin penting.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Citra guru di masyarakat atau di negara kita berubah dari waktu ke waktu. Perubahan citra guru tersebut dipengaruhi oleh perubahan aspirasi
penilaian serta penghargaan warga masyarakat terhadap jabatan guru, unjuk kerja guru yang telah berkarya performance, dan adanya perubahan
persyaratan jabatan guru sebagai dampak kemajuan ilmu serta teknologi era profesionalisasi dan spesialisasi. Seperti pada akhir-akhir ini profesi guru
banyak dipertanyakan orang, baik di kalangan pakar pendidikan maupun yang lain. Guru dianggap tidak mampu dalam mengatasi masalah di bidang
pendidikan sebagai contohnya adalah kekerasan di sekolah baik dari pihak guru maupun siswa, tawuran, narkoba dan lain-lain.
Merosotnya citra guru juga disebabkan karena adanya pandangan masyarakat yang di satu sisi menghormati profesi guru, tetapi di sisi lain
merendahkan profesi tersebut, di samping dikarenakan organisasi profesi guru lemah, sehingga tidak dapat menopang perbaikan profesi guru, baik dari segi
kualitas pengabdiannya, maupun dari kualitas penghargaan masyarakat dan pemerintah terhadap profesi tersebut, meskipun diakui guru sebagai unsur
penting dalam pembangunan bangsa. Di beberapa tempat masyarakat masih tetap cenderung mengakui
profesi dokter atau hakim lebih tinggi dibandingkan dengan profesi guru. Seandainya yang dijadikan ukuran tinggi rendahnya pengakuan profesional
tersebut adalah keahlian dan tingkat pendidikan yang ditempuhnya, gurupun ada yang setingkatsederajat dengan jenis profesi lain bahkan ada yang lebih.
Salah satu kelemahan yang terjadi pada profesi guru adalah banyaknya mis-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
match atau guru-guru yang mengajar tidak sesuai dengan bidangnya. Hal ini
terjadi karena masih adanya pandangan sebagian masyarakat bahwa siapapun dapat menjadi guru, asalkan ia berpengetahuan.
Menurut Sudjana 1989:11 rendahnya pengakuan masyarakat terhadap profesi guru disebabkan oleh beberapa faktor sebagai berikut :
1. Adanya pandangan sebagian masyarakat, bahwa siapapun dapat menjadi
guru asalkan ia berpengetahuan. 2.
Kekurangan guru di daerah terpencil memberikan peluang untuk mengangkat seseorang yang tidak mempunyai keahlian untuk menjadi
guru. 3.
Banyak guru belum menghargai profesinya, apalagi berusaha mengembangkan profesinya itu.
Meskipun demikian, tidak selamanya profesi guru memiliki nilai negatif di masyarakat, guru memiliki nilai-nilai yang luhur yaitu pengabdian, kerja
keras, disiplin dan tanggung jawab yang besar terhadap anak didiknya. Selain itu, pengabdian guru juga dapat dilihat dari pendidikan yang mempunyai
kualitas tinggi. Profesi guru merupakan profesi yang sangat mulia, baik dalam pandangan masyarakat maupun dalam pandangan agama. Suatu profesi
muncul berawal dari adanya public trust kepercayaan masyarakat. Kepercayaan masyarakat yang menjadi penopang suatu profesi didasari oleh
ketiga perangkat keyakinan, yaitu Bigs dan Blocher, 1986:7:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1.
Kepercayaan terjadi dengan adanya suatu persepsi tentang kompetensi.
2. Adanya persepsi masyarakat bahwa kelompok-kelompok profesional
mengatur dirinya dan lebih lanjut diatur oleh masyarakat berdasarkan
minat dan kepentingan masyarakat.
3. Persepsi yang melahirkan kepercayaan masyarakat itu ialah anggota-
anggota suatu profesi memiliki motivasi untuk memberikan layanan kepada orang-orang dengan siapa mereka bekerja.
Faktor pekerjaan, pendidikan, pendapatan, dan usia merupakan faktor yang dapat mempengaruhi partisipasi masyarakat dalam menanggapi hal
tersebut. Pekerjaan dan tingkat pendapatan masyarakat nampak pada tingkat kemampuan masyarakat dalam memenuhi kebutuhannya. Sedangkan tingkat
pendidikan dan usia nampak pada kemampuan masyarakat dalam memecahkan masalah-masalah yang timbul dan bagaimana masyarakat dapat
mengambil keputusan untuk menyelesaikan masalah tersebut. Karena semakin tua umur seseorang yang tidak diikuti dengan pengetahuan dan pengalaman,
maka pada diri seseorang akan berperilaku negatif, karena orang tersebut akan melakukan berbagai hal untuk mencukupi kebutuhan hidupnya walaupun yang
dilakukannya akan merugikan orang lain. Sedangkan pendidikan merupakan hal yang sangat fundamental dalam meningkatkan kualitas kehidupan manusia
dan menjamin perkembangan sosial maupun ekonomi. Namun apakah persepsi setiap penduduk di suatu daerah itu sama? Dari
uraian di atas maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan
judul “Persepsi Masyarakat Terhadap Profesi Guru Ditinjau dari Jenis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Pekerjaan, Tingkat Pendidikan, Tingkat Pendapatan, dan Usia”.
Penelitian ini menggunakan studi kasus kepada masyarakat di Padukuhan Sabrang Kidul, Desa Purwosari, Kecamatan Girimulyo, Kabupaten Kulon
Progo, Yogyakarta.
B. Batasan Masalah