Undang-Undang PENYIDIKAN TINDAK PIDANA KORUPSI

BAB IV PENYIDIKAN TINDAK PIDANA KORUPSI

PADA MASA AKAN DATANG DI POLRESTA MEDAN DAN KEJARI MEDAN

D. Undang-Undang

Sudah menjadi hukum alam bahwa kehidupan manusia berkembang secara dinamis dari masa ke masa. Perkembangan kehidupan manusia tersebut tidak terlepas akan campur tangan hukum didalamnya. Hukum merupakan suatu kebutuhan yang melekat pada kehidupan sosial, yaitu sebagai sarana untuk melayani hubungan antara sesama anggota masyarakat sehingga terdapat kepastian dalam lalu lintas hubungan itu. 115 Pendapat ahli tersebut tidak sepenuhnya dapat diterima karena pemikiran tersebut terbantahkan dengan adanya penelitian yang menyimpulkan bahwa kemajuan-kemajuan dibidang ekonomi itu sendiri telah pula diikuti kemajuan membandel nya kejahatan atau justru kemajuan-kemajuan itu sendiri dapat dikatakan sebagai biang dari perkembangan kejahatan. Ada pendapat dan pemikiran beberapa ahli yang memperkirakan bahwa kejahatan akan dapat dilenyapkan atau berkurang dengan sendirinya dengan telah tercapainya berbagai kemajuan dibidang ekonomi. 116 115 Satjipto Rahardjo, Hukum dan Masyarakat, Bandung, Angkasa, 1986, hal 11 116 Sudarto, Hukum Pidana dan Perkembangan Masyarakat. Opcit hal 32 Kenyataan ini setidaknya mementahkan pandangan atau teori lama yang menghubungkan antara kejahatan dengan ekonomi. Dimana orang melakukan kejahatan karena Universitas Sumatera Utara tekanan atau adanya faktor ekonomi. Permasalahan hambatan undang-undang yang mempengaruhi minimnya hasil kinerja penyidik dalam pemberantasan korupsi yang dilakukan oleh Polresta Medan dan Kejari Medan. Maka sudah seyogya nya di kedua institusi tersebut melakukan analisa dan evaluasi. Selanjutnya mengambil langkah-langkah agar kinerja penyidik kedepannya mendapatkan hasil penyidikan yang lebih optimal. Untuk mengatasi permasalahan yang dilatar belakangi undang-undang dalam penegakan hukum pidana dalam penyidikan tindak pidana korupsi seperti Birokrasi Penyidikan dalam penanganan kasus korupsi, Spesialisasi Kejaksaan sebagai penuntut umum dalam hal ini penyidik Polresta Medan dan Kejari Medan mengambil langkah-langkah sebagai berikut : 1 Memberikan masukan kepada instansi seperti Komisi III DPR RI, Departemen Hukum dan HAM, KPK, dan lainnya melalui satuan horizontal atas terkait tentang permasalahan yang ada dalam bentuk telaah staf. Memberikan saran atau solusi untuk mengelminir permasalahan tersebut. 2 Bekerja sama dengan akademisi megadakan Seminar Hukum, loka karya mengangkat permalahan pemberantasan melalui penyidikan tindak pidana korupsi dan masalah-masalah korupsi lainnya yang ada. Dengan seminar dan loka karya tersebut dapat dijadikan masukan, rekomendasi pemecahan atas permasalahan yang terjadi. Universitas Sumatera Utara 3 Pihak penyidik membuat kesepakatan akan menyelesaikan permasalahan yang ada diantara penyidik Polresta Medan dan Kejari Medan untuk tidak berkembang yang dapat menghambat proses penyidikan kasus korupsi. Memaksimalkan dan menjabarkan hasil MOU yang disepakati KPK, Kepolisian dan KPK tertanggal 29 Maret 2012.

E. Aparat Penegak Hukum