Penerapan Metode Sandwich

6. Penerapan Metode Sandwich

Simulasi setiap komponen metode Sandwich yang disajikan di atas, bila kemudian hasilnya digabungkan akan memberikan gambaran sebagai berikut.

Dr. FF Komponen 1

METODE SANDWICH

Dr. DD

Pratama (0.2) Gaji basik

 Masa kerja

Madya (0.4)

Terpencil (0.7) Rp.5,000,000/bulan

 Domisili

Perkotaan (0)

 Adjustment masa kerja

0 0.7 Membayar kebutuhan

 Adjustment geografi

1.4 1.9 dasar profesi dokter

 Total

Pendapatan per bulan (Rp)

2,000 2,500 Kapitasi basik

Komponen 2

 Komunitas binaan

0 (250) Rp.3,000/pmpm

 Adjustment jumlah peserta

350 550 Membayar tanggung

 Adjustment umur

130 150 jawab, beban kerja dan

 Adjustment gender

1,500 1,125 kinerja dokter

 Adjustment porto-folio

 Total

Pendapatan per bulan (Rp)

Komponen 3

3,730 4,300 FFS Rp.500/poin

 Total poin

Membayar kontribusi

1,865,000 2,150,000 dokter mensukseskan

Pendapatan per bulan (Rp)

program nasional

Total kompensasi DLP per bulan 23,305,000 22,875,000

Dengan metode Sandwich, Dr.DD memperoleh kompensasi sebesar Rp.23,305,000/bulan dan Dr.FF sebesar Rp.22,875,000/bulan. Meskipun besar kompensasi tidak jauh berbeda, namun besaran kompensasi ini ditentukan oleh keunggulan masing-masing dokter.

Komponen 1 menetapkan gaji basik sebesar Rp. 5 juta/bulan. Dr.FF yang masa kerjanya kalah dari Dr.DD mendapat tambahan yang cukup besar karena berdomisili di daerah terpencil dan memperoleh pendapatan sebesar Rp.9,5 juta atau hampir dua kali gaji basik. Komponen 2 dibayar dengan kapitasi sebesar Rp.3,000/peserta/bulan. Setelah dilakukan penyesuaian terhadap jumlah peserta, umur, gender, dan porto-folio, Dr. DD yang mempunyai komunitas binaan sebanyak 2,000 peserta memperoleh pendapatan sebesar Rp.11,940,000/bulan, dan Dr.FF sebesar Rp.12,225.000/bulan untuk melayani 2500 peserta. Dr.DD lebih diuntungkan karena memiliki porto-folio yang lebih tinggi, Dr.FF tidak diuntungkan dengan komunitas binaan yang lebih besar. Komponen 3 memberi insentif Rp.500/poin, dan insentif ini cukup memotivasi kedua dokter ini untuk berpartisipasi melaksanakan program nasional, dan memberi tambahan pendapatan Rp.1,865,000 bagi Dr. DD, dan Rp.2,150,000 bagi Dr.FF.

Hasil simulasi ini menunjukkan prinsip dasar yang melandasi metode Sandwich ternyata dapat digunakan untuk membayar dokter yang memiliki perbedaan masa kerja dokter, tingkat kompetensi, kondisi geografi, dan beban kerja akibat melayani populasi berbeda. Berbagai perbedaan tersebut dapat diakomodasi dengan menerapkan formula sederhana Hasil simulasi ini menunjukkan prinsip dasar yang melandasi metode Sandwich ternyata dapat digunakan untuk membayar dokter yang memiliki perbedaan masa kerja dokter, tingkat kompetensi, kondisi geografi, dan beban kerja akibat melayani populasi berbeda. Berbagai perbedaan tersebut dapat diakomodasi dengan menerapkan formula sederhana

Dalam era JKN, regulasi telah menetapkan BPJS akan membayar fasilitas kesehatan primer dengan kapitasi. Selanjutnya pembayaran ke personil faskes, termasuk dokternya, diserahkan pengaturannya kepada faskesnya. Mengingat metode kapitasi bertujuan mentransfer risiko finansial ke faskes, maka mau tidak mau faskes pun harus menyebarkan risiko ini keseluruh personilnya. Kondisi ini akan mendorong setiap faskes untuk menerapkan sistem remunerasi yang sesuai dengan kondisi organisasinya, dan sistem remunerasi ini dapat menerapkan metode Sandwich. (lihat gambar).

Gambar 4-3. Hubungan BPJS, fasilitas kesehatan dan dokter

Dari arus dana yang digambarkan di atas, dan mengingat metode Sandwich tidak membutuhkan data yang kompleks, formulanya cukup sederhana dan administrasinya mudah, maka metode Sandwich dapat diterapkan pada skala fasilitas kesehatan (mikro) maupun skala nasional (makro). Penerapan metode ini sangat ditentukan oleh political will dari para pemangku kepentingan.

Skala fasilitas kesehatan (mikro)

Metode Sandwich dapat digunakan untuk menyusun sistem remunerasi dokter di suatu faskes yang memiliki dua dokter atau lebih, dengan tujuan untuk menciptakan transparansi dalam membagi pendapatan faskes. Dalam kondisi ini besarnya komponen satu, dua dan tiga ditentukan sendiri oleh organisasinya.

Metode Sandwich juga dapat diterapkan di puskesmas yang dikontrak BPJS. Dalam hal ini gaji dokter PNS yang mengacu pada PGPNS dianggap sebagai komponen satu. Proporsi jasa pelayanan dari kapitasi BPJS yang menjadi hak dokter digunakan untuk membayar komponen dua. Sedangkan pembayaran komponen tiga dapat disisihkan dari kapitasi BPJS yang diterima puskesmas, atau bersumber dari pengelola program tingkat nasional, atau dana khusus di BPJS yang dialokasikan untuk membiayai program nasional di luar kapitasi. Jadi setiap puskesmas, terutama yang sudah menjadi BLUD, dapat dengan mudah menerapkan prinsip-prinsip metode Sandwich yang disesuaikan dengan kondisi setempat.

Skala nasional (makro)

Metode Sandwich dapat digunakan untuk menyusun sistem remunerasi dokter di tingkat nasional. Dalam hal ini diperlukan kebijakan tentang standar formula yang digunakan, standar nilai untuk kompensasi basik, kapitasi basik, dan konversi 1 poin, sumber untuk membiayai komponen 1, komponen 2, dan komponen 3, serta tatacara pengelolaannya. Metode Sandwich cukup fleksibel, sehingga penerapannya dapat disesuaikan dengan situasi dan kondisi setempat dan tujuan yang ingin dicapai. Misalnya:

 Menetapkan komponen 1 (untuk membayar kebutuhan dasar profesi dokter) menjadi tanggung jawab pemerintah. Penerapannya dapat berupa kebijakan tentang status dan pendapatan dokter yang harus diikuti institusi yang mempekerjakan dokter, atau dapat lebih jauh lagi seperti komponen 1 menjadi tanggung jawab pemerintah pusat dan daerah yang mempekerjakan dokter tersebut.

 Menetapkan komponen 2 (kompensasi untuk tanggung jawab, beban kerja dan kinerja dokter) menjadi tanggung jawab institusi tempat dokter bekerja, dan sumber biayanya dari pendapatan faskes, termasuk pendapatan dari BPJS.

 Menetapkan komponen 3 (insentif kontribusi dokter mensukseskan program nasional) sumber biayanya dari pemerintah, atau dapat pula bersumber dari dana khusus BPJS untuk membiayai program kesehatan nasional.

 Mewajibkan semua fasilitas kesehatan menggunakan metode Sandwich sebagai acuan untuk menyusun remunerasi dokter, dan menggunakan standar nilai yang ditetapkan oleh pemerintah.

Penerapan metode Sandwich secara nasional akan menjadikan karir dan pendapatan dokter menjadi lebih transparan dan lebih pasti. Dua hal ini yang saat ini tidak ada. Hal ini akan sangat membantu para dokter untuk merencanakan karirnya, misalnya apakah akan membuka praktik di suatu daerah terpencil atau sebaiknya menjadi pegawai gajian saja (PNS). Para dokter pun diharapkan termotivasi untuk meningkatkan kompetensi dan aktif berpartisipasi melaksanakan program nasional, karena hal ini berdampak langsung pada peningkatan pendapatannya.

Pihak faskes yang mempekerjakan dokter dan BPJS pun akan memperoleh manfaat, karena penerapan metode Sandwich ini menyebabkan biaya yang dibutuhkan untuk membayar Pihak faskes yang mempekerjakan dokter dan BPJS pun akan memperoleh manfaat, karena penerapan metode Sandwich ini menyebabkan biaya yang dibutuhkan untuk membayar