54 atau kritikus. Dalam hal ini metafora merupakan ‘rahasia kecil’ pencipta
Antoniades, 1992. Begitulah metafora dalam arsitektur yang mengibaratkan
arsitektur sebagai sebuah bahasa yang dapat mengandung sebuah pesan di dalamnya. Ketika kata dan imajinasi tidak mampu lagi menyampaikan pesan,
arsitektur dalam bahasa metafora menjawabnya dengan bentuk, ruang dan fungsi.
1.2. Interpretasi Tema Terhadap Proyek
Penerapan arsitektur metafora pada bangunan adalah dengan mencoba atau berusaha memindahkan keterangan dari suatu subjek ke subjek lain serta
mencoba atau berusaha untuk melihat suatu subjek seakan-akan sesuatu hal yang lain. Dalam proyek Rabbani Muslimah Center ini, metafora yang akan diterapkan
pada bangunan adalah penerapan jannah surga terhadap desain.
1.3. Studi Banding Tema Sejenis
1.3.1. Museum of Fruit, Yamanashi, Japan
Didesain oleh arsitek Itsuko Hazegawa pada tahun 1996, Museum of Fruit berlokasi di kota Yamanashi, Jepang. Bangunan ini menggunakan sistem struktur
steel and glass.
Berlokasi sekitar 30 km dari Gunung Fuji, Museum of Fruit berada pada salah satu daerah gempa bumi yang paling aktif di dunia. Pusat pengetahuan ini
memiliki tiga struktur shell yang terbuat dari baja dengan tinggi sampai 20 meter dan bentang 50 meter yang dihubungkan oleh bangunan bawah tanah. Sebagian dari
Gambar 3.1. Bird View Museum of Fruit Sumber : The Master Architect Series II
Gambar 3.2. Site Plan Sumber : The Master Architect Series II
Universitas Sumatera Utara
55 dome ini dilapisi kaca dan terbentuk dari baja yang berbentuk pipa. Dimensi tipikal
adalah 40 meter dengan bentang 20 meter. Kompleks bangunan ini terdiri dari tiga massa utama, yaitu: Fruit Plaza, green house, dan workshop lihat gambar 3.1. dan
gambar 3.2. Ketiga massa ini ditata menyebar seolah-olah berupa bibit yang disebar di sebuah lahan.
Pada bangunan ini, sang perancang menghadirkan sifat-sifat buah dan bibit dalam bentuk bangunan. Sehingga dapat dikatakan bahwa bangunan Museum of
Fruit ini merupakan perumpamaan arsitektur sebagai sebaran bibit dan buah lihat gambar 3.3. Bukan hanya bentuk buah atau bibit yang dimunculkan pada bentuk
arsitektural bangunan ini, tapi juga sifat-sifatnya. Hal inilah yang membuat bangunan ini dikatakan memiliki tema metafora dan bukannya analogi atau
mimesis. Terlebih lagi bentuk dan sifat buah atau bibit yang diambil tersebut sesuai dengan fungsi bangunannya yaitu sebagai museum buah-buahan. Jadi dalam
pencapaian ide bentuknya, Itsuko Hazegawa mentransfer sifat-sifat buah dan bibit ke dalam bangunan.
Gambar 3.3. Sifat Buah dan Bibit ditampilkan pada Museum Ini. Sumber : The Master Architect Series II
Gambar 3.4. Combine Methapore pada Museum of Fruit Sumber : The Master Architect Series II
Universitas Sumatera Utara
56 Bangunan ini menggunakan tema metafora dengan kategori combine
metaphor lihat gambar 3.4. Bangunan Museum of Fruit menggunakan konsep penyebaran bibit dalam menerapkan idenya sekaligus juga menerapkan bentuk fisik
dari tumbuhan dan buah-buahan. Pada Museum of Fruit, perancang mentransfer sifat-sifat dan bentuk dari bibit dan buah-buahan serta tumbuh-tumbuhan yang lain.
Itsuko Hazegawa berusaha menampilkan metafora dari kekuatan serta perbedaan buah-buahan, sebuah landscape purba yang tersembunyi dalam jiwa manusia.
Dia menggunakan bentuk bibit-bibit yang berbeda yang disebar ke tanah dalam penampilan keseluruhan kompleks bangunannya, termasuk dalam
menemukan bentuk denah dari tiga massa utama. Sisi inilah yang merupakan kategori tangible metaphor. Sedangkan kategori intangible metaphor tampak pada
gambaran sebuah bibit yang kemudian tumbuh menjadi pohon yang besar yang ditampilkannya ke dalam salah satu massa yaitu fruit plaza lihat gambar 3.5. dan
gambar 3.6. Kemudian dia menampilkan kenangan akan matahari tropis di mana bibit berkecambah pada green house. Dia juga menggambarkan dunia gen buah-
buahan ke dalam rancangan exhibition hall. Kekuatan bibit digambarkan dalam workshop, cerita
8 buah-buahan tampak pada museum, sementara kekayaan
hubungan budaya dan sejarah antara manusia dan buah bisa disimbolkan dengan cara menyebarkan lahan bibit dan menjadi makmur dalam lingkungan tertentu serta
pencampurannya bisa dilihat sebagai metafora hidup berdampingan dengan damai pada daerah yang bermacam2 di dunia, simbiosis manusia dan binatang, dan
pemeliharaan alam. Tampilan keseluruhan bangunan merupakan “new age village”.
Gambar 3.5. Fasad Fruit Plaza dan Interiornya Sumber : The Master Architect Series II
Universitas Sumatera Utara
57
1.3.2. Notre Dame du Haut-Le Corbusier