Tumbuhkan Lagi Nasionalisme

Tumbuhkan Lagi Nasionalisme

UAR biasa!. Begitu luar biasanya menyaksikan atmosir dukungan masyarakat Indonesia pada perhelatan pesta olahraga Sea Games XXVI.

Dukungan masyarakat pada Sea Games sangat luar biasa terlihat dari antusias masyarakat memberikan dukungan pada seiap cabang pertandingan yang digelar. Ini adalah modal bagus, karena di samping menjadi picu para atlit Indonesia dalam berprestasi, perayaan Sea Games XXVI ini juga ikut mengembalikan semangat nasionalisme masyarakat, yang belakangan nampak redup.

Dukungan masyarakat pada cabang olahraga Sepak Bola misalnya. Hal ini ternyata berdampak posiif pada prestasi imnas U23 asuhan Rahmad Darmawan. Berkat dukungan supporter yang membludak, Timnas U23 asuhan Rahmad Darmawan sukses membekuk lawan-lawan tandingnya. Tapi paling pening, bukan hanya soal kemenangan demi

Esei-Esei Politik, Sosial dan Pendidikan | 113 Esei-Esei Politik, Sosial dan Pendidikan | 113

Sebagaimana dimahumi, karut marut bangsa ini akibat diterpa badai krisis mulidimensi menyebabkan nasionalisme seperi memudar. Hal ini berimbas pada konlik yang terjadi di daerah-daerah, ancaman terorisme, dan sebagainya. Tambahan lagi ada indikasi keidakpercayaan masyarakat pada kerja-kerja pemerintah.

Kalaulah, kelihatannya pesta olah raga Sea Games XXVI yang dihelat di tanah air kembali meng- gelorakan nasionalisme masyarakat Indonesia, apa- kah ada jaminan paska perhelatan ini nasionalisme itu masih ada?. Tidak ada jaminan tentang ini. Kare- na itu, terpening adalah merawat semangat nasion- alisme itu agar tetap ada.

Kita mahum, betapa anak-anak bangsa yang hidup pada hari ini idak bisa memahami hakikat dari nasionalisme. Karena idak ada teladan dalam soal ini. Bandingkan dengan dulu. Dulu, masyarakat Indonesia dipersatukan melalui perasaan senasib sepenanggungan sebagai masyarakat terjajah. Perasaan “menyatu” atau “merasa satu” ini menemukan momentumnya terutama keika diikrarkannya Sumpah Pemuda, 28 Oktober 1928.

Kalau dulu, perasaan terjajah yang menyatukan bangsa Indonesia. Hari ini kita melihat, olahraga bisa menyatukan masyarakat Indonesia di

114 | Esei-Esei Politik, Sosial dan Pendidikan 114 | Esei-Esei Politik, Sosial dan Pendidikan

Penulis sedang membayangkan potensi ini sebagai modal pening dalam pengembangan dunia olahraga di negeri ini. Dari Sabang hingga Merauke, dari Aceh sampai Papua, mustahil idak ditemukan talenta-talenta berbakat di bidang olahraga. Pendidikan olahraga harus betul-betul diperhaikan, demi pengembangan talenta-talenta tersebut.

Pada hari ini, Pemerintah telah menggelontor- kan biaya besar untuk membangun fasilitas olahraga jelang perhelatan Sea Games XXVI. Paska Sea Games

XXVI, fasilitas tersebut harusnya dapat dimanfaatkan secara opimal demi kemajuan dunia olah raga di tanah air. Karena bukan mustahil, jika seluruh fasili- tas yang dibangun ini dapat diopimalkan, terutama untuk kepeningan pendidikan olahraga, Indonesia akan mencapai kemajuan yang signiikan di bidang olah raga. Mimpi untuk menjadi kiblat “dunia olahra- ga” tetap harus kita rawat di alam Indonesia merde- ka ini. Ini pening, karena seperi ulasan penulis di atas, ada korelasi signiikan antara bertumbuhnya nasionalisme di masyarakat dengan prestasi bangsa di bidang olahraga.

Prestasi membanggakan atlet-atlet di tanah air pada perhelatan Sea Games XXVI telah membuka mata dunia. Seidaknya untuk sementara waktu.

Esei-Esei Politik, Sosial dan Pendidikan | 115

Bahwa Indonesia punya kemampuan saing di dunia olahraga. Bukan hanya satu cabang olah raga, melainkan pada banyak cabang olah raga. Selama itu pula, berkumandang lagu kebangsaan Indonesia Raya.

Selamat berjuang atlet-atlet Indonesia. Semoga bisa memenangkan banyak medali untuk kebanggaan bangsa ini. Bangsa ini haus akan prestasi. Apalagi, “Kita belum hidup dalam sinar bulan purnama. Kita masih hidup di masa pancaroba. Tetaplah bersemangat elang rajawali,” demikian mendiang Presiden Soekarno menyemangai.***

116 | Esei-Esei Politik, Sosial dan Pendidikan